Catatan (lebih dari) sebulan kemudian setelah Minikino Film Week 4.
Kok ulasannya telat banget, sih? Begitulah. Pertama karena pas pelaksanaan Minikino Film Week (MFW) 4 waktu itu sedang menduda. Tiga minggu jadi orangtua tunggal.
Maka, menulislah untuk berbagi. Agar ceritamu abadi.
Tak hanya jadi tempat pamer kreativitas, Bali Creative Festival (BCF) juga tempat belajar dari orang-orang hebat.
Salah satunya dari Singgih Kartono, penemu radio dari kayu. Dia berbicara pada talkshow tentang green creation and lifestyle bersama Paula dari Ecolabel di tenda talkshow BCF, Minggu (5/12) kemarin.
Dressed in a white traditional Balinese kebaya (blouse) and long blue skirt, Wayan Mertayani says she never thought she could win the Anne Frank Foundation international photo contest in Amsterdam.
The work of the 14-year old girl was chosen from among 200 contestants from across the world. This year’s competition was themed “What’s Your Dream?”
Tri, anggota Bali Blogger Commnity (BBC), menjawab di salah satu tret milis BBC.”dinobatkan jadi member BBC of the year,” tulisnya tentang Ketua Panitia Perayaan Ulang Tahun BBC, Eka Dirgantara. Aku langsung inget ide lama untuk menulis soal profil-profil menarik anggota BBC.
Jadi ya aku chatting aja sama Eka yang meski baru bergabung di BBC beberapa bulan ternyata sudah jadi salah satu selebritis ini. :p Penggemar film horor ini bercerita tentang lima kali kandas cinta, hantu keluar dari selimut, dan pengalamannya menguber Miyabi.
SMS dari Mercya Minggu kemarin mengejutkan. Bob telah pergi. Aku tidak terlalu akrab dengan Bob. Kami hanya sesekali ngobrol kalau ketemu. Namun, bagiku, Bob adalah paman bagi para pecandu ataupun mantan pecandu Napza di Bali. Aku tanya ke beberapa teman untuk kemudian aku yakin benar. Bob telah pergi..
Maka, yakinlah aku. Bali kehilangan paman para mantan pecandu narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (Napza), Bob Monkhouse. Uncle Bob, demikian panggilan akrabnya, meninggal Minggu sore kemarin di Tabanan akibat serangan jantung.
Perdagangan global itu seperti ratusan jalan tol. Perlu ada yang mengatur: batas kecepatan, lampu merah, batas ukuran kendaraan, dan seterusnya. Tanpa aturan, maka truk-truk besar dengan kecepatan tinggi saja yang bisa melewatinya. Aturan tidak hanya akan membuat kendaraan-kendaraan kecil punya kesempatan menggunakan jalan tapi juga disejajarkan dengan kendaraan yang lebih besar.
Tapi bagi Muhammad Yunus, peraih hadiah Nobel Perdamaian 2006, aturan saja tidak cukup. Kendaraan-kendaraan kecil itu harus diberikan jalan yang lebih baik. Sebab dalam praktik selama ini, jalan besar bebas hambatan itu tak hanya menghilangkan kesempatan tapi juga menyingkirkan kendaraan-kendaraan kecil tersebut.