Surga Kuliner Bernama Makassar

11 , , , Permalink 0

Di balik kesan sangarnya, Makassar sebenarnya sangat ramah. Apalagi kulinernya.

Tiap menyebut nama Makassar, maka yang langsung menclok di kepalaku adalah bentrokan antara mahasiswa dan polisi. Media ikut serta menanamkan kesan itu meski mereka juga tak bisa sepenuhnya disalahkan. Tak ada asap tanpa api.

Kesan kurang ramah itu juga masih terasa ketika aku di sana. Salah satunya dari sopir taksi. Bagaimana pun, sopir taksi itu memberi salah satu kesan awal terhadap sebuah kota terutama bagi peziarah. Termasuk bagiku yang selama bepergian di kota ini lebih sering menggunakan jasa mereka dibanding jasa angkutan lain.

Hampir semua sopir taksi yang kutemui jarang bisa beramah tamah. Bukannya mengucap salam pada penumpang yang baru masuk taksi, menjawab salam yang kami ucapkan juga mereka tidak. Begitu juga ketika kami ajak ngobrol. Sebagian besar lebih banyak diam tanpa respon atau jawaban memuaskan.

Maka, sekadar saran untuk kawan-kawan Makassar yang sedang membuat gerakan Makassar Tidak Kasar!, cobalah libatkan para sopir taksi itu. Ajak mereka untuk memberikan citra yang ramah tentang kotanya.

Kekurangramahan lain itu terasa di sebagian tempat bersantap. Pelayan maupun pemiliknya jarang tersenyum pada pembeli. Aku menduga, selain karena mereka kecapekan bekerja juga karena pelayanan memang bukan hal utama. Yang penting rasanya!

Dan, rasa itu juga yang sepertinya dicari orang-orang di kota ini termasuk aku. Meski kurang dilayani dengan ramah, perjalanan di Makassar tetap membuat ketagihan. Ini sebagian yang wajib dinikmati makanannya kalau di Makassar.

Konro Karebosi
Tempat bersantap ini ada di sekitar Stadion Karebosi. Dari Losari, kawasan wisata ternama di Makassar cuma perlu sekitar 10 menit. Biaya naik taksi tak lebih dari Rp 15.000. Menu di sini ada konro bakar, sup konro, dan lain-lain. Semuanya berbahan daging sapi.

Konro karebosi ini menu terbaik yang aku tahu. Konro itu berupa iga sapi. Ada yang dibakar ada yang disup. Sepertinya, menu konro bakar paling banyak dicari pelanggan. Ini bisa dilihat dari hampir semua orang yang memesannya.

Begitu juga ketika aku ke sini Jumat lalu. Konro bakar adalah pilihan utama.

Seperti namanya, konro ini dimasak dengan cara dibakar. Tiga iga menyatu dengan daging empuk. Karena itu porsinya termasuk besar. Pelengkapnya bumbu kacang. Ada tambahan kuah mirip rawon yang otomatis dikasih ke pelanggan meski tidak diminta.

Biasanya daging sapi agak alot. Tapi, di sini daging sapinya sangat empuk. Memang agak susah kalau cuma dipotong dengan sendok, sebab mereka tak menyediakan pisau makan, tapi tetap empuk seempuk-empuknya pas digigit.

Selain empuk, daging sapinya juga gurih. Terlihat agak kecoklatan karena pemanggangan dan bumbu di dalamnya. Jadi, lengkaplah. Sudah empuk gurih pula.

Nilai plus makan di sini bertambah dengan harganya yang relatif terjangkau. Melihat besar porsi dan kualitas dagingnya, aku sudah bersiap-siap membayar di atas Rp 100.000. Eh, ternyata tidak. Dua porsi konro bakar, dua mangkuk kuah, dua piring nasi, dan dua gelas es jeruk ternyata cuma menghabiskan Rp 76.000. Bagiku sih itu murah.

Lebih puas lagi melihat tampang Saylow yang mirip orang orgasme setelah menyantap konro bakar ini.

Ikan Bakar Paotere
Tempat bersantap ini yang membuatku jatuh cinta pada kecapan pertama pada makanan Makassar. Warung ini lokasinya di sekitar Pelabuhan Paotere, Makassar. Dari Losari sekitar 20 menit. Bayar taksi sekitar Rp 25.000.

Andalan utama warung ini adalah seafood. Banyak jenisnya. Ikannya dijamin segar karena lokasinya memang dekat pelabuhan.

Sebagian besar ikan di sini dimasak dengan cara dibakar. Aku lihat sih tidak ada pengunjung yang makan ikan goreng. Jadi, kemungkinan besar memang cuma dibakar.

Tiap kali ke sini, aku pilih bandeng. Begitu juga kali ini. Selain bandeng aku pilih cumi-cumi.

Ikan bandeng ini tidak dalam bentuk satuan tapi sudah dipotong-potong. Satu potong lebih dari cukup untuk satu orang. Setidaknya bagiku. Cuminya juga begitu. Dia dipotong-potong lebih kecil. Bagiku, dua potong ikan bandeng dan seporsi cumi sudah lebih dari cukup untuk dimakan berdua.

Ikan-ikan olahan itu terasa gurihnya. Meski dari air payau, bandeng di sini tak terlalu amis. Cuma, seperti biasa, tulang-tulang kecilnya memang agak mengganggu. Anggap saja inilah tantangannya menikmati bandeng.

Nah, cumi bakarnya yang terasa kurang pas karena bakarannya agak gosong. But, overall, aku tetap kasih nilai plus untuk seafood di sini. Apalagi juga ada bonus sayur dan sambel kacang yang mak nyus pedasnya.

Untuk menu di atas plus tiga piring nasi dan dua gelas es jeruk, kami bayar Rp 69.000. Masih terjangkau, menurutku.

Tapi, meski bagiku Paotere tetap dahsyat, Saylow yang juga diam-diam penggila segala jenis makanan ini merasa masih ada yang lebih nikmat: warung Lae-lae. Ini tempat kami makan semalam sebelumnya di kawasan Losari. Di Losari pula masih banyak tempat makan lain tak hanya Lae-lae.

Makassar punya tempat makan nikmat terlalu banyak untuk disebut satu per satu.

Konro Karebosi | Jl G Lompobattang No 41 Makassar | Telp 0411-312157
Rumah Makan Paotere | Jl Sabutung Paotere No 46 Makassar | Telp 0411-326366, 311889

11 Comments
  • saylow
    December 22, 2010

    Konro bakar Karebosi, adalah iga bakar sapi terbaik yang pernah saya makan! Orgasmeee!!

  • Ipul Dg. Gassing
    December 22, 2010

    Maafkan kami tidak sempat menemani selama di Makassar..:(
    mungkin lain waktu ya..

    saran soal supir taksi dan pelayannya bagus, jadi masukan berarti buat kami.
    memang sih, di Makassar soal pelayanan nomor kesekian termasuk dandanan tempat makannya. mereka pikir, tanpa berdandan dan tanpa melayani sepenuh hati saja banyak yang datang koq..:D

    sekali lagi terima kasih sudah sempat datang ke Makassar..

  • n t a n™
    December 22, 2010

    mau koreksi dikit ya
    Karebosi disebut Lapangan Karebosi bukan Stadion Karebosi 😀

    masih perlu dicoba Pallubasa, Mie kering, Coto, Ulu juku dll dsb
    hihihi

  • luhde
    December 23, 2010

    ini mana foto konronya???? belum terbukti bikin ngiler

  • putriastiti
    December 24, 2010

    muka orgasme kayak gimana….?

    Wah aku belum pernah ke Makassar. Btw, makanan dan transport masih lumayan murah ya kalau dibandingkan dengan Bali. Disana ga ada angkot ya mas? kok kelilingnya pake taksi…. kalo pake angkot kan lumayan. paling maksimal ceban jauh dekat bolak balik. 😀

  • a!
    December 26, 2010

    gantian kamu yg traktir di mana iga sapi terbaik di bali. 😀

  • a!
    December 26, 2010

    terima kasih pula sudah berkenan membagi ilmu. semoga kapan2 bisa ketemu lagi. nitip para alumni pelatian ya. biar AM yg ngajari mereka lagi. 🙂

  • a!
    December 26, 2010

    makasih, mbak. kemarin sudah coba pallubasa di depan rumah sakit dekat losari. uwenak juga.

    sebenarnya pengen jg mengenang malam2 minum saraba spt pertama kali ke makassar sekitar tujuh taun lalu. sayang, udah tepar duluan. 🙂

  • a!
    December 26, 2010

    lupa moto. saking enaknya. :p

  • a!
    December 26, 2010

    muka orgasme? gayamu. perasaan tiap hari sudah liat. :p

    emang sptnya enak naik angkot. tapi kan kami mau yg cepat dan tepat. 🙂

  • andry roca
    June 7, 2011

    wah saya sj org mksr blum tau banyak tempat2 makan d mksr 😀 salam kenal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *