Teror dan intimidasi terhadap penolak reklamasi Teluk Benoa kembali terjadi.
Sejak Rabu lalu, baliho-baliho tolak reklamasi Teluk Benoa dirusak. Menurut info dari teman wartawan — yang bahkan memotretnya — pelaku perusakan tersebut sebagian justru polisi berpakaian lengkap.
Saksi mata lain di Betngandang juga melihat sendiri polisi berpakaian dinas mencabuti spanduk-spanduk tolak reklamasi.
Polisi beralasan, menurut Kapolresta Denpasar di media, demi ketertiban. Biar pemandangan jalan tidak semrawut. Demi siapa? Karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mau ke Bali. BIGF!! Sejak kapan polisi menggantikan Satpol PP dan berhak untuk memberangus kebebasan warga untuk berekspresi?
Ini tentu pemberangusan terhadap hak warga. Ketika Bali jadi tuan rumah agenda tahunan Bali Democracy Forum (BDF), suara warganya sendiri justru dibungkam. Padahal, kebebasan berekspresi adalah hak dasar yang dihormati di negara demokrasi.
Foto-foto berikut adalah bukti bahwa aparat di Negara ini memang lebih tepat disebut penjilat pantat pejabat daripada pengayom rakyat.

Lokasi perempatan Jl Hang Tuah – Jl By Pass Ngurah Rai Sanur. Baliho dibiarkan berdiri tapi dibalik sehingga tak terlihat dari jalan.

Lokasi Jl Bet Ngandang, Sanur. Baliho dirusak dan dilipat di bawah sehingga tidak terlihat tulisannya.

Lokasi lampu merah Jl By Pass Ngurah Rai – Jl Tirtanadi ke arah SMK 3 Sanur. Baliho dirobek bagian bawahnya.

Lokasi perempatan Pesanggaran – Benoa. Spanduk ForBALI tidak dirusak tapi dilipat bagian bawahnya sehingga tidak terlihat tulisan Tolak Reklamasi.

Lokasi pertigaan Jl Mertasari – Jl Sesetan Denpasar. Bagian bawah baliho dirobek. Spanduk pro reklamasi di sampingnya masih utuh.
Leave a Reply