Hari-hari ini, Bali kembali diserbu para ABG Australia.
Anak-anak baru gede tersebut biasa disebut schoolies, pelajar dari Australia yang merayakan pesta perpisahan sekolahnya. Mereka biasa datang dalam rombongan hingga ratusan.
Schoolies, kadang disebut leavers, menyerbu Bali pada akhir November atau awal Desember setelah ujian akhir mereka di sekolah. Selama di Bali, mereka berpesta di Kuta, kawasan wisata paling tersohor di Bali.
Tak ada yang salah dengan pesta perpisahan sekolah. Juga dengan ABG-ABG dari Negeri Kanguru tersebut. Apalagi, dari kaca mata pariwisata, kehadiran para ABG tersebut justru menambah banyak dolar di kantong pengusaha pariwisata.
Karena itu, Bali selalu terbuka kepada para ABG ini. Tiap akhir November hingga awal Desember, mereka pun dengan mudah ditemukan di jalan-jalan di Kuta. Pesta di klub atau bar hingga pagi hari. Bertelanjang dada membawa bir di jalan-jalan meskipun tengah malam.
Sekali lagi tak ada yang salah dengan pesta perpisahan sekolah. Termasuk pesta para ABG itu.
Namun, jadi masalah ketika mereka seperti bebas berbuat semaunya.
Para ABG tersebut dengan mudah mengonsumsi minuman beralkohol padahal mereka masih di bawah umur, 15 – 16 tahun. Di Indonesia, minuman beralkohol hanya boleh diminum oleh orang yang berumur minimal 21 tahun. Di Australia, minimal 18 tahun.
Toh, selama di Kuta, schoolies itu bebas melanggar aturan di Indonesia maupun Australia.
Seorang warga Australia yang sudah ibu-ibu pernah bercerita. Di negara mereka sendiri, para schoolies tersebut tidak mudah mengonsumsi minuman beralkohol bahkan di pesta sekalipun. Ada aturan ketat dengan denda berat untuk itu.
Karena itulah, ketika di Kuta, schoolies seperti merayakan kebebasan setelah selama ini dikekang aturan di negara mereka sendiri. Sebenarnya orang-orang lokal di Kuta juga tidak terlalu suka dengan kelakuan para schoolies ini karena sampai mengganggu. Tapi ya, bisanya mungkin hanya mengelus dada.
Gara-gara schoolies itu, saya jadi ingat ketika ngobrol dengan orang Singapura tahun lalu. Mereka bercerita bagaimana orang-orang Singapura menyeberang ke Batam pada akhir pekan demi kebebasan untuk minum bir dan merokok murah di Indonesia, sesuatu yang susah mereka peroleh di negeri mereka sendiri.
Lenturnya penerapan hukum di Indonesia membuat para schoolies dan orang-orang Singapura bebas merdeka berbuat dan berpesta sepuasnya. Di negeri ini, hukum memang hanya galak di atas kertas.
Foto nyolong dari Daily Telegraph. Hihihi..
Leave a Reply