Tak Ada yang Mengalahkan Tatap Muka

1 , , Permalink 0

riset-ANUYa, telepon seluler memang penting banget.

Dengan alat dalam genggaman ini, banyak banget pekerjaan yang bisa kita lakukan. Sebagai alat komunikasi misalnya, telepon seluler masih berfungsi untuk komunikasi-komunikasi konvensional. Misalnya menelpon atau kirim pesan singkat.

Di luar itu, ponsel juga berguna banyak untuk pekerjaan-pekerjaan yang dulu tak terbayangkan bisa dikerjakan oleh alat sekecil ini: kirim email, edit foto, menulis, dan seterusnya. Semua karena adanya ponsel pintar plus aplikasi-aplikasi yang kian terjangkau dan mudah.

Bagi sebagian orang, ponsel pintar bahkan “melampaui fungsi” konvensional itu sendiri. Bagi komunitas orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) misalnya. Ponsel ternyata berfungsi sebagai alarm pengingat waktu mereka minum anti-retroviral (ARV). Obat ini untuk menghambat laju pertumbuhan HIV di tubuh ODHA.

Ponsel juga sangat berguna bagi mereka untuk berkonsultasi atau sebaliknya, mendampingi ODHA yang butuh perawatan.

Bagi mantan pecandu heroin yang lebih dikenal dengan istilah injecting drug user (IDU), ponsel bahkan bisa menjadi penanda apakah mereka kembali pake alias relapse atau tidak. Kalau ponselnya tiba-tiba tidak ada ada berganti jelek padahal sebelumnya bagus, maka si IDU itu sangat mungkin pakaw lagi.

Di komunitas lain, fans musisi Bali Nanoe Biroe yang akrab disebut Baduda, ponsel berguna sebagai alat eksistensi. Biasanya ini ponsel yang dilengkapi kamera dan internet tentu saja. Saat nonton atau bersama idolanya, mereka akan langsung jepret bersama lalu dimasukkan ke media sosial.

“Hape membuat kami lebih eksis,” kata para Baduda.

Begitulah sebagian fakta dalam riset yang kami adakan. Sejak sekitar lima bulan lalu, aku membantu peneliti dari Australian National University (ANU). Riset kami tentang bagaimana warga Indonesia menggunakan ponsel. Sederhananya begitulah. Metodenya selain observasi juga wawancara, lokakarya, dan diskusi terfokus.

Pada diskusi terfokus di Denpasar Minggu lalu, setelah dua minggu sebelumnya lokakarya, hal-hal tersebut kembali disampaikan oleh narasumber.

Namun, dengan demikian banyak fungsi yang dimiliki ponsel, ada satu fungsi yang tak akan pernah tergantikan, tatap muka. Ponsel memang bisa mewakili keberadaan sesama manusia yang terpisah ruang namun dia tidak akan bisa menggantikan kehangatan ketika bertemu langsung.

“Berbeda rasanya kalau bisa bertemu langsung dengan pendamping. Kami bisa ngobrol langsung dan bertatap muka,” kata salah satu narasumber.

Saling menatap mata. Menyentuh tangan. Mencium aroma tubuh. Berbagi emosi. Begitulah hal-hal manusiawi yang tak akan bisa tergantikan oleh ponsel.

1 Comment
  • imadewira
    October 28, 2013

    Tapi harus diakui, ponsel/gadget kadang justru membuat acara tatap muka menjadi kurang bermakna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *