Rumput Kita Memang Lebih Menggoda

2 , , Permalink 0

Meski belum sempurna, demokrasi di Indonesia melangkah lebih maju dibanding tetangga.

Setidaknya itu yang terasa dalam pertemuan pegiat organisasi non-pemerintah (Ornop) Asia di Nusa Dua pada 8-9 Desember lalu. Kegiatan paralel untuk Bali Democracy Forum (BDF) III ini diikuti sekitar 25 pegiat Ornop dari 11 negara di Asia termasuk Timor Leste, Filipina, Thailand, Myanmar, Korea Selatan, dan lain-lain.

Continue Reading…

Membandingkan Castro, Obama, dan SBY di Twitter

Laporan terakhir @Presiden_RI sudah tujuh bulan lalu  meski jumlah pengguna dari Indonesia terus bertambah.

Jumlah pengguna twitter di Indonesia terus bertambah. Lembaga riset yang fokus tentang dunia digital, comScore, mengatakan pertumbuhan pengguna twitter di Indonesia paling  tinggi di antara 41 negara lain yang diteliti mereka pada Juni lalu. Menurut comScore,  20,8 persen pengguna internet di Indonesia mengakes situs laporan singkat (micro blogging) ini.

Continue Reading…

Memantau Dewan Lewat Laman

6 , , Permalink 0

Website DPR Minnesota

Untuk penulisan tentang indikator kinerja pemerintah daerah, aku terhubung dengan laman (website) Local Governance Support Program (LGSP). Program dari USAID, lembaga donor dari Amerika Serikat ini, bertujuan untuk mendukung pemerintah daerah agar lebih terbuka, demokratis, dan partisipatif. Dari website ini pula aku  memperoleh referensi menarik tentang bagaimana mengukur kinerja pemerintah daerah.

LGSP memberikan dua negara lain sebagai perbandingan untuk mengukur kinerja, Amerika Serikat dan India. Membandingkan AS, sang adidaya yang jadi acuan banyak negara dengan Indonesia mungkin terlalu jauh. Tapi tak ada salahnya berkaca dari sana. Salah satunya adalah tentang bagaimana website menjadi alat efektif untuk memantau kinerja lembaga negara, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Continue Reading…

Ketika Semua Merasa Paling Berjasa

6 Permalink 0

Geli banget melihat suasana kampanye para calon presiden (Capres) Indonesia sekarang. Tidak terlalu banyak program yang ditawarkan, eh, malah sibuk saling serang. Ironisnya lagi mereka juga saling merasa paling banyak berjasa.

Si incumbent yang suka jaim, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sudah jauh-jauh hari pakai tagline “Lanjutkan!”. Tentu saja maksudnya adalah melanjutkan “keberhasilan” dia pada lima tahun sebelumnya. Presiden klimis ini pun suka sekali menggembor-gemborkan apa saja yang sudah dilakukannya selama lima tahun lalu: bantuan langsung tunai, swasembada beras, dan seterusnya.

Continue Reading…

Indonesian AIDS Policy: "On the ground" Isn't as Good as "On Paper"

0 , , , , Permalink 0

by Anton Muhajir
Published at Asia Report

For Agus, fictitious name, the end of life was not the end of a journey. As a former injection drug user (IDU), he faced a new problem when he passed away. Two days ago, the IDU died from complications arising from AIDS. Often in Bali, a person who dies is the responsibility of not only their families, but also of the traditional local community, called banjar.

Normally, this care consists of bathing, burying, cremation, and a traditional farewell ceremony. But not for Agus.  Agus’s body was rejected not only by his family, but by his community, as well.

Continue Reading…

Bangga Indonesia dengan Apa Adanya

10 , , Permalink 0

Tentu saja tidak ada yang sempurna dalam semua sistem. Begitu pula demokrasi. Seorang teman pernah berujar, kelemahan demokrasi adalah karena kecenderungannya untuk menilai banyak hal berdasarkan jumlah. Begitu pula hitung-hitungan dalam demokrasi di Indonesia, juga dalam Pemilu kali ini.

Secara sederhana, demokrasi sejalan lurus dengan kemauan mayoritas. Ketika mayoritas memang menghendaki si A yang jadi pemimpin, maka minoritas harus menerimanya meski mereka tidak suka si A. Apa boleh buat inilah yang digariskan demokrasi. Secara sarkas, teman lain pernah bilang bahwa dalam demokrasi pun jadi sah kalau manusia pun dianggap sebagai kambing hanya karena mayoritas menganggap manusia tersebut sebagai kambing.

Continue Reading…

Residents indifferent to elections

4 , , Permalink 0

Anton Muhajir,  The Jakarta Post,  Denpasar | Wed, 03/25/2009 1:09 PM | Bali

Farmer Made Jaya, 67, is weeding his rice fields on the outskirts of North Denpasar district on a sunny day.

He prefers tending to his 1,700-square-meter field than taking part in any of the campaign activities leading up to the April 9 legislative elections.

“The upcoming election is confusing because there are so many candidates to pick from and so many candidate pictures to punch on the ballot,” he said, when asked to comment on the elections.

Continue Reading…

Golput yang Bikin Ribut

14 , , Permalink 0

Noldy, teman di kalangan aktivis penanggulangan AIDS di Bali, pun hari bilang padaku. “Aku golput saja, Pak. Semua caleg sama saja. Tebar janji ketika kampanye. Kalau sudah kepilih paling juga lupa sama kita dan janji-janjinya,” kurang lebih begitu katanya.

Hal serupa selalu saja dibilang oleh teman-temanku, terutama di kalangan aktivis LSM, ketika ngobrol soal Pemilu tahun ini. Semuanya bilang mending golput alias tidak memilih pada Pemilu 2009 ini. Ada beberapa alasan mereka. Antara lain adalah karena tidak jelasnya caleg yang akan dipilih. Namun ada pula yang Golput karena sudah tidak percaya pada sistem di negara ini.

Continue Reading…

Ironi Mahalnya Biaya Demokrasi

8 , , Permalink 0

Wajah para calon anggota legislatif (caleg) itu terasa sangat memuakkan bagiku. Selama ini wajah mereka di baliho dan spanduk yang kutemui sudah cukup memuakkan. Sebab mereka malah membuat kotor wajah kota.

Tapi ini jauh lebih parah. Wajah para caleg yang kutemui sepanjang jalan antara Polewali dan Mamasa, Sulawesi Barat itu sampai membuatku harus menahan marah. Geram.

Continue Reading…