Di Flores, bahkan, satu desa bisa punya tiga bahasa. Mereka berbicara satu sama lain dengan bahasa berbeda.
Mungkin ini kesimpulan terlalu dini. Tapi, itu yang dikatakan para petani ketika kami ngobrol di sela-sela pelatihan publikasi dan internet di Ende, Flores pada 15-17 Maret ini.Patung-patung Tua yang Bercerita
Semula aku hanya berniat melihat Manneken Pis, patung anak kecil sedang kencing ikon Belgia. Ternyata aku malah menemukan banyak patung lain di antara menawannya lansekap ibukotanya, Brussels.
Tak banyak yang aku persiapkan ketika berencana berkunjung ke Brussels, Belgia. Aku hanya berniat mampir tak lebih dari setengah hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Leuven, kota berjarak sekitar 30 km dari Brussels.Tujuan utamaku ke Belgia memang bukan untuk jalan-jalan tapi berkunjung ke kantor pusat Vredeseilanden, lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional yang berkantor pusat di Leuven. Lembaga ini memiliki kantor regional di tujuh negara termasuk VECO Indonesia, tempatku kerja paruh waktu.
Hangatnya Salam, Pahitnya Sirih
Agus melanjutkan cerita. Mantan Petugas Lapangan di Desa Tuntun, Kecamatan Mimaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) itu pernah pulang malam, sekitar pukul 8. Di tengah hutan, motornya tiba-tiba mati tanpa dia tahu apa sebabnya. Maka, dia menghaturkan rokok dan bilang permisi pada penunggu hutan lebat itu. Ajaib. Motornya hidup kembali.
Pak Walikota, Buatlah Tempat Nongkrong di Denpasar
Rizal Hakam, sopir taksi yang mengantar saya ke sini menyebut tempat ini kawasan jalan Udayana. Begitu pula dengan pedagang kaki lima yang saya ajak ngobrol malam itu. Jadi memang tidak ada nama khusus untuk menyebut lokasi ini. Saya sebut saja tempat ini pusat lesehan Udayana. Agak unik saja sih. Udayana tapi ada di Mataram. π
Suara Mengaji di Cafe Senggigi
Kenikmatan duniawi, yang bagi sebagian orang adalah terlarang, nyatanya bisa berdampingan dengan kenikmatan rohani, yang bagi sebagian orang lain adalah ilusi.
Aksen βaβ Para Penunggang Kuda
Ini aku alami pula ketika di Bromo, Probolinggo. Pembicaraan sesama penunggang kuda yang memandu perjalanan ke puncak Bromo terdengar asing bagiku. Padahal mereka semua berbincang dalam bahasa Jawa, bahasa yang aku akrabi bahkan sejak aku belum lahir.
Semburat Jingga dari Atas Awan
Tebalnya kabut itu sudah terasa sejak aku meninggalkan penginapan di Cemorolawang, Probolinggo, di kawasan Bromo. Kabut itu bercampur dengan asap yang keluar dari mulutku tiap kali menghembuskan nafas.
Sekilas Mengenal Hindu Tengger
Salah satu yang membuatku tertarik ke Bromo, Probolinggo adalah para penunggang kuda dan lautan pasirnya. Maka begitu sampai di Cemorolawang, salah satu desa gerbang menuju Gunung Bromo, aku langsung cari kuda untuk menuju Bromo.
Napak Tilas Dian Sastro Ngesot
Gunung ini secara administratif masuk Kabupaten Probolinggo. Cemorolawang adalah desa terakhir yang aku temui sebeum turun ke lautan pasir menuju Gunung Bromo. Di dusun yang masuk desa Ngadisari, Kecamatan Sukopuro ini ada fasilitas untuk turis seperti hotel, restoran, bahkan ATM BNI.
Sebagian Gambar Perjalanan ke Kintamani
Gambar pertama dicolong dari Facebooknya Nenek Tante Sakti. Foto-foto lain ada di Flickr. Cerita perjalanannya nyusul..