Kami sebenarnya berteman. Tapi ya hanya di dunia maya. Yap, dunia maya itu hanya. Sebab yang nyata toh di dunia maya. Dan sering kali dua dunia ini –maya dan nyata- tidak selaras meski tidak sampai pada posisi berseberangan. Maka meski berteman di dunia maya, kami tak bertegur sapa.
Padahal posisi kami sangat dekat Jumat malam lalu. Hanya berjarak hitungan jengkal. Kami pun duduk di kursi yang sama, kursi panjang dinding barat salah satu tempat makan di jalan Gatot Subroto, Denpasar. Aku dan Bunda malah sempat memperingatkan Bani agar tidak terlalu dekat dengan dia. Takut mengganggunya.
Perempuan cantik berwajah indo itu lumayan akrab bagi kami, aku dan Bunda. Selain kami pernah melihatnya di TV, lewat klip atau video konser, kami juga berteman di jejaring sosial paling pesat di dunia saat ini, Facebook. Perempuan itu salah vokalis band indie di Bali, Nymphea. Tapi ya itulah kami hanya berteman di dunia maya.
Semula aku pikir Facebook bukan “hanya” tapi “dunia yang sesungguhnya”. Ternyata ya memang “hanya”. Berteman dengan seseorang di Facebook, tidaklah berarti berteman di dunia yang sebenarnya, apalagi kalau teman itu adalah seseorang yang kita anggap jauh lebih tinggi status sosialnya dibanding kita. Begitu setidanya yang aku pelajari hari ini.
Maka kami hanya gagu ketika bertemu dengan teman kami di dunia maya itu. Mau menyapa takut dibilang sok kenal sok dekat. Tapi tidak nyapa kok sebenarnya kami kenal dia. Bahkan Bunda pun ikut sebagai anggota grup Nymphea di Facebook. Maklum dia agak ngefans. Katanya sih karena vokalis band ini perempuan.
Aku kemudian mikir, bisa jadi hal yang sama juga akan terjadi ketika aku bertemu dengan Fadjroel Rachman Falah, Budiman Sudjatmiko, Puan Maharani, Lola Amaria, Jalu Sindentosca, dan orang-orang besar lainnya. Aku berteman dengan mereka. Tapi ya sekali lagi hanya di Facebook. Hanya di Facebook.
Sampai hari ini, temanku di jejaring sosial yang mirip candu itu lebih dari 1000. Ada teman-teman yang sudah lama tidak pernah kontak tiba-tiba ketemu di sana. Ada keluarga yang kini jauh tapi kini terasa dekat karena tiap saat aku bisa mengintip situasinya. Ada kawan-kawan dekat –secara geografis maupun psikologis- yang jarang ketemu namun selalu bisa aku lihat sedang berbuat atau berpikir apa.
Namun ada pula orang-orang “besar” yang namanya hanya pernah aku baca di koran, wajahnya aku lihat di TV, atau gagasannya aku dengar sayup-sayup dalam diskusi. Sekarang aku berteman dengan mereka. Aktivis, politisi, artis, penulis, dan banyak lagi yang lainnya. Aku berteman dengan orang-orang besar. Sayangnya, ya hanya di dunia maya.
Inilah dunia kita sekarang. Dunia maya ini memang melahirkan keakraban yang dulu hilang. Tapi dia juga menawarkan hal lain, keakraban semu. Keakraban yang tersambung hanya lewat selubung digitial. Dunia maya dan dunia nyata, tetaplah dua dunia yang berbeda..
March 16, 2009
Iya, Bli..
Tetep aja rasanya beda.
Saya juga gitu, kalo’ di FB atau situs jaringan sosial lainnya, begitu akrab dg beberapa anggota band Indie atau HipHop-ers Indie. Tapi, kalo’ dah ketemu, beberapa ada yg ‘beda’ rasanya.
March 16, 2009
sebenarnya tidak cuma di facebook, tetapi ini memang fenomena berjejaring di dunia maya. jadi teringat saat aksi sosial BBC ke RSJ Bangli, yang pada ngocol di blognya atau saat blogwalking ternyata banyak yang mati rasa saat ketemuan. malah saya inget ada yg ngocol banget saat ikut ke RSJ dan saya tanya blognya apa ya, saya lupa. dijawab: saya nggak punya blog! nah lo!
dunia maya memang berbeda dengan dunia nyata.tapui tdk ada salahnya menjadi tempat pembelajaran. apalagi dunia maia, dunia siapa tuh, dunia sari (vox nya nymphea itu), dunia anton, dunia luhde….pasti banyak warnanya.
March 16, 2009
dibawa santai aja bang anton. ANTI MATI GAYA hahah
March 16, 2009
Haha, itu fenomena apa Ton? Facebookiana? Internesiana? gaulsiana? haha..
Yang jelas, Karena aku juga jarang ketemu orang-orang di FB, jadi ya sejauh ini blum ngalami seperti itu. Tapi kalo ketemu orang-orang baru dari dunia maya di dunia nyata sudah bukan barang baru. Dan memang, pada akhirnya akan terseleksi secara alami. Mana yang bener-bener bisa “digauli” dan yang tidak.
Karakter orang per orang tetap menjadi kunci utama dalam situasi ini.
March 16, 2009
yah namanya jg dunia maya.
punya ratusan teman tp pd nyatanya ga tau banyak ttg mereka, apa gunanya. wajar sih klo pas ketemu ga kenal, kan ga mungkin seorang artis bs menghapal sekian banyak teman or fansnya. jd ya dibawa santai aja. ato tegurlah dia.. biar dia mengingat kita. 🙂
March 16, 2009
Aku ndak kaya’ gitu kan, Ton? 😛
March 16, 2009
Sejauh ini FB cuma saya gunakan sebagai ajang pengganti sms atau nelp, juga sedikit berbagi link blog. He… tentang keakraban ya itu tergantung.
kalo dulunya kita pernah berteman trus sua di FB, malahan kok jadi terasa formal, sing ade me cang-cai lagi.
sebaliknya cuman kenal di FB, blom tentu nyatanya mampu akrab seperti di dunia maya. itu betul.
Makanya saya beberapa minggu terakhir mulai menjauhkan diri dari dunia maya, walopun sesekali tetap memantau.
Malah jadinya jauh lebih tenang…
btw, Morange-nya sempat dicoba Om ?
March 18, 2009
saya punya seratus lebih teman di facebook..and damn I barely know half of them..makanya please ‘add friends’ responsibly. just because we have ‘friends in common’ does not mean that i am your friend hahaha
cheers bli
March 18, 2009
Makanya saya cukup selektif memilih teman karena hal hal yang seperti ini.
March 19, 2009
hahaha~ teringat friend request yg menumpuk 😛
March 21, 2009
hihih.. mahapp bli.. tumben berkunjung..
santai ajah bli.. jangan diambil hati.. mungkin belum saatnya jadi “teman nyata”.. hehhe.. mungkin baru “teman maya-maya”.. yg ngorta2nya bisa di internet ajah 😀
saya mah.. saya add iseng beberapa orang2 di FB.. terutama wanita.. wawkakak.. siapa tau ada yg mau model gratisan buat difoto.. semasih bisa dimanfaatkan ke arah yg positip.. mengapa tidak.. hihihi..
yah.. setidaknya saya udah duluan dapet istri dari internet.. ups!.. wakakak
March 23, 2009
yah, itulah dua dunia…
begitu juga sebaliknya…
di dunia nyata kita akrab, tp salah satunya ga punya FB alias GapTek…
yg penting kita masih bs berteman…
March 23, 2009
saia pilih dunia nyata aja dech
March 25, 2009
jangan2 kalo saya ketemu pak Anton, saya akan merasakan apa yang dirasakan pak Anton :p
March 29, 2009
saya malah ga punya teman di FB, Friendster atau jejaring sosial lainnya, bli bagus. soalnya saya memang tidak terlalu suka join di sana. saya lebih suka blogging (walaupun masih baru..)
March 29, 2009
setuju dengan dr. imcw…
April 2, 2009
Wah tulisan ini dibuat gara-gara ketemu SARI ya.
Menurut saya rasanya lebih enak jika akrab di dunia nyata dulu baru kemudian ketemu di dunia maya. Jauh lebih asyik jadinya.
Tapi kalo bli Anton atau Mbok LoDe ketemu saya di suatu tempat jangan ragu-raguuntuk menyapa atau nepok bahu saya.
April 9, 2009
sama waktu ketemu di akademika kmren..hehe..:D
October 16, 2009
wah saya malahan pengen ketemu orang2 yang saya kenal di dunia maya….
FB itu bagi saya tempat mencari teman lama, plus tempat promosi dagangan….hahaha