Review (ulasan) ini aku buat karena banyak teman yang memintanya.
Maka, baikkah. Aku akan membuatnya. Tapi, sori kalo bahasanya bukan ala pengulas yang sudah biasa mengulas produk. Aku tak biasa mengulas sebuah produk apalagi gadget canggiah macam iPad ini. Anggap saja ini ulasan kepepet. #Maksa..
Aku membagi ulasan ini atas beberapa hal: definisi, fungsi, gengsi, penampilan.
Definisi
Jiah!! Kayak pelajaran Pendidikan Moral Pancasila zaman SD saja. Tapi, bagian ini memang penting biar jelas iPad itu makhluk apa.
Dari namanya, iPad, produk ini gabungan dari i dan Pad. i itu jadi trade mark produk keluaran Apple, seperti iMac untuk produk komputer jinjing, iPhone untuk telepon genggam, iTunes untuk memutar lagu, dan seterusnya.
Adapun pad kalau diterjemahkan secara sederhana adalah tatakan, landasan, dan semacamnya. Pad ini bisa dipakai pada kata mousepad atau helipad.
Lalu, apa artinya iPad? Kita sebut saja sebagai tatakan produksi Apple. Hehe.
Tapi, di zaman serba campur aduk ini, definisi memang tak penting. Sama halnya kayak telepon seluler yang bisa dipakai untuk ambil foto (fungsi kamera), memutar lagu (fungsi radio), dan seterusnya.
Begitu pula iPad. Kita tak bisa menyebutnya sebagai komputer meski punya fungsi agak sama.
Fungsi
Lalu, apa saja fungsi iPad? Alat ini bisa digunakan untuk mengetik, beremail ria, memutar lagu, menonton video, menyusun agenda, melihat foto, dan lain-lain. iPad nyaris mempunyai semua fungsi yang selama ini dimiliki komputer.
iPad menabrak batasan fungsi: tak cukup jelas untuk bekerja atau bersenang-senang. Dia bisa untuk bekerja tapi juga bisa untuk hiburan. Tapi, bukannya laptop juga punya fungsi ini ya?
Agar berfungsi itu, alat ini harus diinstall programatau aplikasi pendukung. Misalnya, Note untuk mengetik, Maps untuk melihat peta, Compass untuk melihat arah mata angin, eBook untuk membaca buku elektronik, dan seterusnya.
Aplikasi-aplikasi ini sebagian disediakan gratis oleh Apple maupun pendukungnya. Tapi, sebagian lain harus beli denglan harga bervariasi mulai dari di bawah 1 dollar sampe yang puluhan dollar.
Dari sekian aplikasi itu, beberapa yang sering aku gunakan adalah Note untuk menulis, Email untuk baca surat elektronik, Ebook untuk baca buku elektronik, dan Game untuk main. Youtube, Tweetdeck, Compass, dan lain-lain jarang aku gunakan.
Sampai saat ini, fungsi terbesar iPad bagiku memang memungkinkan aku untuk menulis kapan pun aku mau dengan segera. Aku bisa mengetik pas diskusi. Aku bisa ngetik pas di lapangan. Atau bisa ngetik sambil rebahan.
Menurutku, iPad memang sangat membantu orang yang suka bekerja nomaden. Tapi, fungsi alat ini tak sebanyak fungsi komputer jinjing. iPad lebih tepat untuk orang yang bekerja sambil bersenang-senang. Kalau mau bekerja dengan tingkat kerumitan tinggi, misalnya, desain atau ngitung utang piutang, perangkat ini sepertinya kurang pas.
Masalahnya kemudian hasil kerja dari perangkat ini tak bisa dengan cepat dipindahΒ ke perangkat lain menggunakan flash disk. Tak ada colokan untuk alat penyimpan data seperti flash disk. Tapi, ada kabel data yang berfungsi ganda untuk transfer data ataupun mengisi batrei iPad. Perpindahan data juga bisa dilakukan dengan transfer lewat bluetooth atau wifi.
Gengsi
Karena produk Apple memang terkenal agak eksklusif, maka Ipad pun tak bisa lepas dari citra itu. Apalagi perangkat ini juga masih belum dijual bebas di Indonesia. Aku beruntung bisa mendapatkannya gratis dari detik.com. π
Dan, jeleknya, gengsi itu memang sejajar dengan harga. Begitu pula iPad ini. Harga iPad di websitenya sih 499 dollar Amerika. Sekitar seminggu lalu aku tanya di toko Apple di Kuta, harga barunya sekitar Rp 7 juta. Kalau yang bisa 3G sekitar Rp 11 juta.
Selain iPad itu sendiri, aksesorisnya juga mahal. Untuk casing tipis dengan plastik pelindung layar, aku harus beli Rp 500 ribu. Mahal banget bagiku.
Penampilan
Ukuran alat ini lebih kecil dibandingkan laptop 10 inchi. Dia juga tipis. Lebih tipis dibanding jempol tanganku. Karena ukurannya yang kecil ini, iPad gampang dijinjing ke mana-mana.
Masalahnya, ukurannya serba nanggung. Kalau pakai tas laptop, tasnya kegedean. Mau masukin kantong celana, iPadnya terlalu besar. Karena itu, sampai saat ini aku bawa dengan cara nenteng saja. Kalau jalan jauh baru masukin di tas.
Masalah lainnya adalah layarnya yang -sepertinya- rentan rusak karena memakai alat ini memang dengan cara menyentuhnya (touch screen). Jadi, cepat kotor. Untuk itu, alat pelindung plastik sangat penting. Harga pelindung ini sekitar Rp 250 ribu.
Sudah. Itu saja dulu. Kalau ada pertanyaan soal iPad, silakan masukkan ke sini saja. Aku akan menjawabnya. Gratis! π
Leave a Reply