Di Balik Pembangunan yang Melesat Cepat

0 , , Permalink 0

Semua terlihat bergerak aman dalam kekacauan.

Begitulah Old Quarter, Hanoi, mungkin bisa mewakili gambaran Vietnam saat ini. Dari kawasan inilah ibukota Vietnam bermula. Kawasan yang dibangun pada abad awal abad XX awalnya hanya terdiri dari 36 jalan kecil.

Hingga sekarang dia menjadi salah satu pusat keramaian Hanoi dan Vietnam bagian utara pada umumnya.

Begitu pula pada Sabtu 6 Oktober lalu. Jalanan di sekitar Danau Hoan Kiem adalah tempat keriuhan itu. Ada perempatan jalan dengan bundaran kecil di tengahnya. Di sinilah keriuhan malam minggu itu berpuncak. Warga tumpek blek di sekitar danau ini. Ada yang duduk di bawah pohon dalam keremangan cahaya bersama pasangan. Ada yang jalan-jalan bergandengan tangan, main bersama teman-teman, dan semacamnya.

Di tempat yang sama, lalu lintas ruwet. Aku belum pernah menemukan keruwetan lalu lintas separah di Hanoi. Tiap kendaraan bermotor, baik sepeda motor ataupun mobil, saling serobot karena tidak ada polisi atau lampu merah. Ini gambaran umum lalu lintas Vietnam. Anehnya, aku hanya dua kali melihat kecelakaan lalu lintas selama sekitar 10 hari di negara ini.

Karena itu, menurutku, lalu lintas Vietnam seperti bergerak aman dalam kekacauan.

Old Quarter menjadi salah satu tempat orang berkumpul (melting point) karena di sini juga terdapat beberapa restoran. Satu di antaranya adalah Kentucky Fried Chicken, yang sering jadi ikon globalisasi dan amerikanisasi, selain merk perusahaan trans nasional lain, seperti McD, Coca-cola, MTV, dan semacamnya.

Mustahil
Duduk di lantai dua salah satu restoran di kawasan ini, aku bisa melihat Old Quarter secara lebih leluasa dan mungkin juga gambaran Vietnam saat ini. Riuhnya manusia, kacaunya lalu lintas, lalu lalang turis, serbuan merk-merk asing, serta ekonomi negara yang terus membaik.

“Saya tidak pernah membayangkan ini semua bisa terjadi di negara kami,” kata Nguyen Manh Hung, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Vietnam Vinastas. Kami ngobrol santai dalam mobilnya empat hari kemudian dalam perjalanan ke kantornya seusai kami mengikuti sebuah rapat. Beberapa orang Vietnam yang aku ajak ngobrol juga menyampaikan hal serupa.

Kemajuan pembangunan Vietnam saat ini adalah hal yang bagi mereka sendiri sesuatu yang dulu terasa mustahil.

Saat ini Vietnam berlari cepat dalam pembangunan. Dari semula menjadi negara tertutup dan terisolasi karena menganut komunisme murni, kini mereka membuka diri terhadap modal asing, kapitalisme. Vietnam kini mengambil jalan tengah antara komunisme dan kapitalisme, sosialisme. Semua bermula pada 1986 ketika Partai Komunis Vietnam, partai tunggal negara ini mencanangkan kebijakan Doi Moi sebagai reformasi ekonomi di negara ini. Doi Moi ibarat pembuka pintu masuknya modal asing ke negara ini.

Pahit
Lalu, tak ada lagi kepemilikan mutlak oleh negara. Warga atau perusahaan swasta kini boleh beroperasi. Contoh sederhana. Sebelum 1986, warga harus bekerja untuk negara. Berapa pun pendapatannya, mereka harus menyerahkan pendapatan itu kepada negara. Jika tidak mau, aparat negara akan memenjarakan mereka. Negara yang kemudian mendistribusikan pendapatan tersebut kepada warga.

Begitu pula dengan kebutuhan pokok. Warga harus antre berjam-jam untuk mendapatkan jatah kebutuhan pokok tersebut. Seorang teman bercerita orang tuanya dulu harus ikut antre seperti semua warga Vietnam. Karena saking lamanya antre sambil berdiri, mereka kemudian bawa bata untuk menulis tanda di tempat mereka berdiri. Mereka lalu pergi dan kembali beberapa jam kemudian di tanda tersebut. Semua orang Vietnam yang aku ajak ngobrol tentang masa-masa tersebut menganggapnya sebagai sesuatu yang pahit.

Namun, kepahitan itu kini sudah berlalu. Vietnam membuka lebar pada modal asing. Mereka juga membuka diri pada hubungan diplomatik internasional. Misalnya dengan bergabung Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN), dan lain-lain. Ekonomi mereka terus maju, pergaulan mereka makin terbuka.

Di salah satu kawasan di Hanoi bagian barat, pembangunan itu terlihat sangat cepat. Jalan tol membelah kota. Bangunan dengan puluhan lantai, bisa jadi rumah, perkantoran, atau semacamnya, bermunculan. Kota terlihat baru. Rapi. Berbeda jauh dengan Old Quarter. Vietnam disebut-sebut sebagai salah satu negara dengan kemajuan pembangunan tercepat di dunia.

Toh, di balik semua kemajuan tersebut, Vietnam juga masih menyimpan tantangan. Rezim yang masih tertutup pada demokrasi salah satu yang paling penting. Serbuan produk-produk asing, termasuk sayur dan buah-buahan dari China, adalah contoh lainnya. Dua hal ini hanya contoh dari masih banyaknya pekerjaan rumah Vietnam. Tak hanya oleh pemerintah tapi juga masyarakat sipil di sana.

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *