Sumbangan ke korban bencana di Mentawai, Sumatera Barat dan Wasior, Papua Barat telah dikirimkan.
Tak banyak, sih. Masing-masing cuma Rp 2.550.000. Tidak ada apa-apanya jika dibanding sumbangan dari perusahaan-perusahaan besar ke para korban bencana, apalagi dibanding jumlah korupsi Gayus Halomoan Tambunan.
Selebihnya, Biarkan Koin yang Bicara
Selasa ini, ribuan koin seberat 18,5 kg telah aku kirimkan lewat jasa titipan kilat Tiki Denpasar. Dari sisi nominal, koin itu mungkin tak banyak, Rp 1.955.776 plus 2 dollar dan 40 cent Singapura. Namun lihatlah maknanya: kami semua peduli pada orang-orang kecil korban peradilan..
Ribuan koin itu mengalir dari berbagai kelompok di Denpasar. Anak-anak SD dan guru, pemuda partai politik, mahasiswa, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), ibu rumah tangga, blogger, dan lain-lain. Mereka mengumpulkannya melalui beberapa simpul antara lain Sloka Institute, Bali Orange Communication, Manikaya Kauci, dan lain-lain.
Prita, Ketika Keadilan Direcehkan
Berita paling menyentuh hari ini adalah bahwa pemulung di Jakarta pun ikut serta mengumpulkan koin untuk Prita Mulyasari. Prita adalah ibu rumah tangga yang divonis hukuman denda Rp 204 juta oleh pengadilan setelah karena mengeluhkan pelayanan rumah sakit dan menuliskan keluhan tersebut lewat email.
Anehnya, Prita dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus membayar denda.