Asap putih lebih pekat muncul dari puncak Gunung Agung.
“Beda kan awannya? Lebih gelap dan pekat dibanding awan-awan di atasnya. Sepertinya itu awan dari kawah,” kataku percaya diri.
Maka, menulislah untuk berbagi. Agar ceritamu abadi.
“Gempa” susulan pun terjadi di linimasa.
Begitu gempa 8,5 Richter mengguncang kawasan barat Sumatera, termasuk Daerah Istimewa Aceh dan Sumatera Utara dua hari lalu, informasi di Twitter pun berseliweran. Seperti biasa, gempa di linimasa ini membuat warga lebih panik dibanding gempa sesungguhnya.
Aku sendiri pernah merasakannya ketika ada gempa di Bali selatan Oktober 2011 lalu. Pas aku lagi di Flores, Bali kena gempa. Lalu di Twitter pun informasi berseliweran. Karena hanya baca di Twitter, ketakutanku kok amat terasa. Padahal ya tak segawat yang ada di linimasa.
Tantangan sekarang bukan lagi bagaimana mengakses, tapi memilih dan memilah informasi.
Sebab, ketika saluran informasi sudah dibuka, maka informasi tak lagi elitis. Dia bisa datang dari mana saja dan diakses siapa. Dia mengalir terus. Ke mana saja. Lewat apa saja.
Seperti air. Tak ada yang bisa membendung aliran informasi ini.