Mendung dan rintik hujan turun perlahan di Lapangan Kapten Japa, Denpasar Timur Minggu siang (14/3) kemarin. Lapangan yang masuk wilayah Denpasar Timur itu becek dengan tanah lengket kekuningan. Air menggenang di beberapa bagian lapangan. Toh, sekitar lima ribu massa itu tetap berdiri saling merapat. Mereka meneriakkan singkatan nama Susilo Bambang Yudhoyono. “SBY! SBY! SBY!”
Orang yang namanya diteriak-teriakkan kemudian berdiri dari kursi biru tempat duduknya. Dia melambaikan tangannya ke depan, ke kanan, dan ke kiri. Serentak ribuan massa mengangkat tangan di atas kepala, tetap meneriakkan, “SBY! SBY! SBY!”. Gerimis masih turun, tanah semakin becek, dan noda lumpur membekas di kaki-kaki ribuan massa itu.
Pesona SBY sebagai ikon Partai Demokrat tergolong manjur. Buktinya ribuan massa itu bersedia bertahan di tengah gerimis demi mendengarkan pidato kampanye calon presiden dari Partai Demokrat tersebut.
Dalam pidato kampanye sekitar 15 menit itu, SBY sekali lagi menekankan pentingnya keamanan di Indonesia dan Bali. Mantan Menko Polkam ini memulai pidatonya dengan pertanyaan berintonasi sama, “Apakah Anda semua ingin Indonesia aman? Apakah ingin Indonesia lebih baik? Apakah ingin Bali tidak ada terorisme lagi? Apakah ingin Bali lebih makmur?”
Selebihnya, SBY tidak berbeda dengan juru kampanye setiap pemilihan umum. Bahwa Partai Demokrat akan menjadikan Indonesia dan Bali lebih adil, korupsi diberantas, kesehatan dan pendidikan lebih baik, rakyat kecil dilindungi, serta seluruh rakyat rukun dan damai. Bahwa Partai Demokrat ingin memberikan solusi terhadap persoalan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Toh, SBY juga latah mengatakan, “Partai Demokrat jangan hanya menabur janji.” Ribuan massa yang seluruhnya berbaju biru dengan lambang Partai Demokrat dan gambar wajah SBY itu bertepuk tangan. Seperti biasa, mimik muka SBY tetap serius.
Mimik serius itu juga tetap ada ketika politikus kelahiran Pacitan Jawa Timur itu menyanyi di depan ribuan massa, sesuatu yang jarang (atau mungkin belum pernah) dilakukannya. “Melalui lagu ini saya ingin menyampaikan bahwa tanpa rakyat, kita bukanlah apa-apa,” katanya. Dari mulut SBY pun keluar lirik, “Sekuntum bungan indah..” dan seterusnya. Ketika sampai pada refrein, “Tanpamu apa artinya. Tanpa terasa hampa..” Seluruh massa ikut bernyanyi.
Sebelum ke lapangan tempat kampanye, SBY mengadakan jumpa pers di Suar Tour, travel agen milik Jro Gede Karang Suarshana, anggota Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Bali. Dalam jumpa pers, SBY didampingi Jro Gede Karang Suarshana dan Ketua DPD Partai Demokrat Bali I Dewa Gede Bagus Badra. Hadir juga Kristiani Yudhoyono, istri SBY yang sekaligus Wakil Ketua DPP Partai Demokrat dan mantan wakil gubernur Bali IB Alit Putra, yang juga Ketua MPD DPD Partai Demokrat Bali.
Berikut tanya jawab antara wartawan dan SBY dalam jumpa pers tersebut.
Pembuka dari SBY:
Saya di Bali untuk memenuhi tugas saya untuk berkampanye. Adapun tema utama kampanye saya adalah bagaimana reformasi berlanjut ke arah yang benar dan tidak menyimpang untuk menuju Indonesia aman, damai, dan sejahtera. Tema kampanye ini berlaku di seluruh Indonesia agar terwujud Indonesia yang aman, damai, adil, demokratis, sejahtera. Adapun di Bali, saya mendukung ajeg Bali untuk mewujudkan Bali yang humanis, Bali yang damai, Bali yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan nilai budaya.
Jabaran dari sejahtera adalah dengan cara sumber ekonomi didistribusikan merata, juga pembangunan infrastruktur sesuai kebijakan otonomi daerah. Sektor ekonomi Bali diberdayakan dengan cara memiliki kerjasama regional, nasional, maupun internasional. Setelah itu pendapatan didistribusikan secara adil ke daerah-daerah.
Sedangkan upaya keamanan adalah dengan melakukan upaya pemulihan pasca bom Bali yang tidak hanya telah menghancurkan ekonomi Bali tapi juga Indonesia bahkan inetrnasional. Oleh karena itu saya tahu persis pentingnya keamanan, ketentraman, dan harmoni bagi Bali. Setelah keamanan terselesaikan barulah kita menangani masalah ekonomi.
Partai Demokrat untuk tidak hanya berjanji. Namun akan melakukan program-program itu jika Partai Demokrat diberi kesempatan untuk melakukan.
Tanya: Sebagai Capres Partai Demokrat, apakah Bapak sudah mempersiapkan pasangan wapres?
Jawab: Tahapan yang saat ini harus dilalui baru sampai pemilu legislatif. Jadi belum tepat untuk berbicara tentang calon presiden dan wakil presiden. Saya saat ini fokus di pemilihan umum caleg. Caranya dengan memperkuat basis di masing-masing daerah.
Tanya: Bagaimana program untuk memberantas korupsi?
Jawab: Kami akan membuat tiga prioritas bila Partai Demokrat menang dan saya dipercaya menjadi presiden. Tiga hal tersebut adalah bagaimana mengatasi masalah keamanan, pengangguran, dan korupsi. Bisa ditambah yang lain, tapi intinya itu sama. Memberantas korupsi adalah prioritas yang luar biasa karena bila dibiarkan akan makin menghancurkan bangsa. Pada tingkat sekarang sudah menjadi ancaman buat kita.
Untuk itu pertama perlu dilakukan terobosan dengan cara pendekatan dari atas atau top down approach dengan memastikan pejabat-pejabat tidak melakukan korupsi. Uang negara satu rupiah pun harus dipertanggungjawabkan. Jangan pula untuk tujuan politik pakai money politic, apalagi uangnya dari korupsi. Kedua, undang-undang juga harus dijalankan dengan benar dan komisi pemberantas korupsi harus didorong. Lebih dari itu masyarakat luas harus diberi kesempatan untuk mengkontrol siapapun yang berpotensi melakukan korupsi.
Tanya: Apakah yakin bahwa Partai Demokrat cukup efektif untuk memenangkan Pemilu 2004?
Jawab: Dalam demokrasi ada aturan main dan etika. Kalau Anda ingin mencapai posisi dalam politik harus melalui jalur politik. Nah, untuk menjadi calon Presiden dan Wapres harus melalui partai politik. Kalau saya tidak bergabung dengan parpol lantas dari mana?
Saya cukup yakin Partai Demokrat akan menjadi alat yang cukup efektif. Semboyan Partai Demokrat adalah berjuang secara benar dan menang dengan terhormat. Kami lebih mengedepankan cara berpolitik yang damai dan cerdas agar rakyat mengikhlaskan kemenangan kami. Dengan kerja keras kami akan bisa masuk ke proses pemiihan capres dan cawapres.
Tanya: Siapa yang paling mungkin untuk diajak koalisi oleh Partai Demokrat?
Jawab: Sekali lagi, pembicaraan tentang hal tersebut terlalu dini karena saat ini semua pihak masih sibuk untuk memperbesar pemilih di pemilu legistatif. Baru setelah itu, akan ada dasar-dasar yang lebih jelas untuk membuat sebuah koalisi. Koalisi ini nantinya diperlukan demi kepentingan bersama bagi bangsa ini dengan kesediaan partai-partai untuk menanggalkan kepentingan partainya. Saya sendiri siap menanggalkan baju politik bila telah menyangkut kepentingan bangsa.
Bila suatu saat saya memimpin bangsa Indonesia, maka saya bukan hanya mempersembahkannya bagi Partai Demokrat. Tapi untuk seluruh bangsa. Uuntuk Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Maluku, dan daerah lain. Meski saat ini memakai Partai Demokrat sebagai partai politik, pada saatnya nanti saya akan berpikir untuk semua orang tanpa diskriminasi apapun.
Tanya: Apakah akan berkoalisi dengan Mbak Tutut?
Jawab: Karena semangat saya reformasi, maka saya hanya akan berkoalisi dengan tokoh yang mempunyai pikiran reformis dan sejalan dengan semangat kami.