Terima kasih untuk Terus Membagi Semangat, Chester….

0 , , Permalink 0

#RIPChesterBennington ?????????

A post shared by Anton Muhajir (@antonemus) on

Berita duka itu menyentak di pagi yang masih amat sunyi.

Mataku belum sepenuhnya melek. Masih rebahan di kasur sambil menggeser-geser akun media sosial berbagi foto, Instagram.

R.I.P @chesterbe #linkinpark

R.I.P @chesterbe #linkinpark

A post shared by Téddý Ðréw (@teddydrew_) on

Foto dengan keterangan singkat itu langsung memicu syaraf-syarafku untuk bangun sepenuhnya, sekitar pukul 4.30 WITA itu. Aku buka Twitter, saluran informasi yang lebih cepat dan akurat. Aku ketik #RIPChesterBennington.

Setelah cek beberapa akun ternama dan tepercaya lanjut baca berita di Rolling Stone, barulah aku percaya. Vokalis Linkin Park itu memang meninggal. Diduga karena bunuh diri.

Shit!! Berita ini benar-benar seperti halilintar di pagi hari. Menyentak.

Chester Bennington, perapal lirik-lirik band nu metal Linkin park itu benar-benar telah pergi. Ini benar-benar menyedihkan. Kematiannya terasa datang begitu tiba-tiba di umurnya yang relatif masih muda, 41 tahun.

Tinggal kemudian semua kenangan tentang bagaimana band ini turut mewarnai hidup. Mungkin tidak hanya bagiku tapi juga bagi orang-orang seumuranku atau bahkan jauh melampaui apa yang aku tahu.

Aku lupa kapan persisnya kenal Linkin Park pertama kali. Aku hanya ingat pada masa-masa itu, beberapa band nu metal lagi ngetren, seperti Korn dan Limp Bizkit. Namun, dua band ini terlalu tua bagiku.

Linkin Park dengan personel seumuranku rasanya lebih tepat. Apalagi nada-nada lagunya juga lebih variatif. Tak melulu ngerap tapi juga suara-suara tinggi. Bersama Mike Shinoda, Chester membawa suasana baru. Mereka memadukan ocehan-ocehan rap dengan teriakan.

Lagu-lagu mereka kemudian mewarnai hari-hariku. Pada apapun perangkat musik yang aku punya, dari zaman pake music player berisi puluhan lagu hingga ponsel, mereka selalu ada.

Salah satu yang aku ingat adalah perjalanan ke Amerika Selatan, Ekuador dan Peru pada akhir 2014. Dua album terbaru mereka saat itu, The Hunting Party (2014) dan Living Things (2012), menemani perjalanan panjang dari Indonesia ke dua negara di sekitar Khatulistiwa itu.

Dua album itu, bersama album Ghost Story (2014) dari Coldplay, memberikan semangat ketika mendaki pegunungan setinggi 4.000 mdpl di Peru ataupun menjelajah hutan-hutan Ekuador.

Aku ingat sekali lagu Rebellion kami putar saat mobil garda 4 menembus hujan dan licin jalan di pedalaman Peru. Rasanya jadi lebih bertenaga meskipun saat itu suasana fisik capek dan batin mulai acak adut karena jauh dari keluarga.

Di luar itu, masih banyak lagi hal-hal personal yang aku lalui bersama Linkin Park. Chester, tanpa pernah dia sadari, telah memberikan banyak hal kepada orang-orang yang pasti tidak pernah dia kenal, termasuk aku.

Sekarang, istirahatlah dengan keren, Chester. Terima kasih sudah memberikan banyak hal kepada kami.

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *