Tiap kali ada yang membandingkan penampilan dan kesalehan, saya teringat Michelle Leslie.
Nama Leslie pernah jadi buah bibir, setidaknya bagi media Australia dan Bali. Dia model dari Australia yang pernah tertangkap karena kasus kepemilikan ekstasi.
Kejadiannya sudah sembilan tahun silam, pada Agustus 2005. Saat itu Leslie tertangkap membawa dua butir ekstasi ketika hendak berpesta di Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran, Kuta Selatan.
Sehari-hari, Leslie adalah model pakaian dalam, termasuk cawat dan kutang. Namanya termasuk model papan atas di negeri Kanguru. Karena itu, ketika dia tertangkap, media-media Australia pun memburunya.
Saya, waktu itu sebagai fixer untuk The Australian, termasuk salah satu di antara para pemburu Leslie. Bersama wartawan media Australia tersebut, saya meliput kasus ini dari penangkapan hingga pembebasan.
Selain kasus ekstasi itu sendiri, isu lain yang ramai di media Ausrralia saat itu adalah agama Leslie. Dia mengaku sebagai muslim. Dia pun membuktikan pengakuannya ketika diperiksa polisi.
Dari semula model pakaian dalam, mendadak dia keluar dari tahanan Polda Bali dengan pakaian ala muslim. Bukan pakaian ala muslim Indonesia atau Australia tapi ala Asia Selatan sana. Dia memakai burqa!
Benar-benar burqa ala perempuan Afghanistan ata Pakistan, sesuatu yang amat jarang ditemukan di Indonesia. Hitam. Lebar. Bercadar. Menutupi seluruh badan. Hanya kelihatan matanya.
Dari semula model pakaian dalam sangat terbuka, hanya melindungi sekitar pinggang dan dada, mendadak dia memakai pakaian sangat tertutup. Hanya terlihat mata.
Perbedaan 180 derajat itu menyampaikan pesan tak tersirat, Leslie mendadak kelihatan salehah hanya untuk menutupi aibnya. Saya melihat sendiri sebuah “kesalehan” mendadak yang dilakukan model pakaian dalam demi menutupi wajahnya.
Tujuannya tentu saja dia dan Tuhan yang tahu. Seperti kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali yang waktu itu saya wawancarai, hak Leslie untuk berpakaian apa termasuk menggunakan cadar. Yang penting tulus niatnya.
Tapi niat di balik pemakaian burqa itu segera kelihatan. Ketika sidang, Leslie sudah berganti hanya menggunakan kerudung kecil penutup kepala. Begitu bebas, setelah tiga bulan ditahan, dia kembali aktif jadi model pakaian dalam.
Kesalehan bagi sebagian orang hanya kepura-puraan. Setidaknya bagi Leslie.
Dari Leslie, saya teringat Ratu Atut Chosiyah. Gubernur Banten ini cantik, berjilbab, dan tidak bertato. Secara penampilan luar, dia orang yang salehah. Pakaiannya tertutup. Berdandan. Selalu rapi.
Tapi, seperti juga Leslie, penampilan Atut bisa menipu. Penampilannya toh tak sejalan dengan kelakuannya. Dia korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi sudah menetapkan dia sebagai tersangka. Menurut Indonesian Corruption Watch (ICW) kerugian negara akibat korupsi Atut di sektor kesehatan saja mencapai Rp 71,59 miliar.
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/27/063548702/ICW-Dinasti-Atut-Jadikan-Provinsi-Banten-Terkorup
Kerugian akibat korupsi kesehatan di Banten ini membuatnya berada di urutan pertama dari 24 provinsi yang dikaji ICW. Ironisnya, pada saat yang sama, Banten justru sering masuk media juga karena kurangnya fasilitas pendidikan untuk anak-anak sekolah di sana.
Cerita Leslie dan Atut itu layak didiskusikan kembali ketika hari-hari ini ada yang meributkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hanya karena penampilannya. Sebagian orang mencela Susi hanya karena dia tak lulus SMA dan bertato. Merokok pula.
Orang-orang mencela Susi karena penampilannya sambil meniadakan segala usaha yang selama ini dia lakukan di bidang perikanan dan penerbangan. Saya tidak kenal secara pribadi dengan Susi. Tidak juga serius mengamati dia sebelumnya. Namun, dari cerita-cerita teman maupun media, dia orang serius dan berhasil dalam bekerja. Dia peduli pula.
Kesalehan dia tunjukkan tak lewat penampilan tapi kelakuan. Tapi, begitulah. Masih banyak orang tertipu oleh penampilan. Meributkan penampilan Susi tapi cuek bebek perihal Atut dan Leslie. Padahal Atut dan Leslie mengajarkan, penampilan bisa menipu. Kesalehan bisa dimanipulasi lewat kulit luar.
Leave a Reply