Mari Terus Belajar agar Tetap Relevan

0 Permalink 0
Pesan di salah satu pelatihan SAFEnet, November 2021. Foto Anton Muhajir.

Tahu-tahu tahun 2021 juga segera berlalu.

Padahal, rasanya baru kemarin saja mengalami pergantian tahun untuk kedua kalinya dalam suasana pandemi. Begitulah memang waktu selalu menjadi misteri. Terasa cepat ketika sudah berlalu dan begitu lambat ketika dijalani.

Begitu pula dengan misteri tahun baru. Tidak ada yang berubah selain angka-angka, tetapi karena perubahan angka itu seolah manusia turut berubah seketika. Padahal, batas tahun yang berganti tidak akan mengubah apa-apa selain ilusi.

Toh, dia tetap dirayakan dengan gegap gempita. Lengkap dengan harapannya. Atau tidak jarang bersama pelariannya, melupakan segala pahit pada tahun yang berlalu.

Agar tak berlalu begitu saja suka duka di 2021, mari menyimpannya di sini. Sebagai jejak sekaligus refleksi.

Perjalanan tahun 2021 masih dalam suasana pandemi. Bali masih lebih sepi dibandingkan sebelum COVID-19 memorakmorandakan dunia. Tadi sempat lihat data BPS Bali, jumlah turis yang masuk langsung ke Bali hingga akhir tahun ini masih bisa dihitung dengan jari.

Meskipun Bandara Bali sudah dibuka untuk penerbangan internasional dari 14 negara sejak 14 Oktober 2021 lalu, nyatanya sampai sekarang, setahuku, belum ada satu pun penerbangan internasional langsung ke Bali.

Cuma turis lokal memang sudah membanjiri Bali, baik dari Bali sendiri maupun luar Bali. Hari ini, ketika kami menginap di salah satu hotel tertua di Bali, petugas resepsionis bilang kamar mereka sudah terisi seratus persen. Dari 500 kamar yang mereka miliki, 50 persen belum siap dipakai karena ditutup selama pandemi. Sisanya, yang siap digunakan, hari ini sudah terisi. Penuh.

Aku baca-baca di linimasa, kawasan Canggu dan Seminyak juga sudah macet lagi karena banyaknya turis lokal. Agak aneh, sih, tetapi kemacetan memang jadi salah satu pertanda mulai ramainya wisata Bali.

Tentu saja ini membawa harapan bahwa ekonomi Bali akan membaik tahun depan. Mohon maklum, dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia, Bali mengalami dampak terparah karena pandemi. Terlalu tergantung pada pariwisata membuat Bali jadi rentan. Cuma, ya, seperti biasa. Aku tidak melihat upaya lebih pemerintah pusat maupun lokal untuk mencari alternatif sumber pendapatan bagi provinsi ini.

Begitulah situasi Bali hingga akhir tahun ini. Masih muram. Aku baca beberapa prediksi, Bali akan mulai pulih seperti sebelum pandemi COVID-19 pada 2024 nanti. Itu pun jika pakai prediksi optimis. Semoga harapan itu jadi kenyataan karena Bali setidaknya sudah punya beberapa modal.

Dari sisi penanganan COVID-19, Bali sepertinya sudah terkendali. Data pada akhir 2021 ini memperlihatkan demikian. Penambahan kasus terakhir pada dua hari lalu hanya ada dua orang. Tidak ada kematian.

Jumlah vaksinasi juga terus naik. Aku dan keluarga sudah vaksin semua. Rasanya ini bisa mewakili capaian vaksin di Bali.

Indonesia secara umum juga menunjukkan pengendalian yang berhasil. Padahal, negara-negara lain mengalami lonjakan kasus yang lebih tinggi bahkan dibandingkan ketika ada varian Delta. Varian baru bernama Omicron ini memang lebih cepat menularnya. Semoga saja di Indonesia juga lebih terkendali.

Sayangnya, ketika COVID-19 sudah terkendali, tidak demikian dengan situasi demokrasi di Indonesia. Terutama hak-hak digital, sih. Kebetulan lima tahun terakhir, aku memang memberikan perhatian lebih pada isu ini bersama teman-teman lain di SAFEnet.

Indikatornya, kalau membaca laporan akhir masyarakat sipil, semua memberikan nada sama, situasi demokrasi di Indonesia makin memburuk. Aktivis makin banyak dituntut oleh pejabat publik menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Tak cuma dituntut, aktivis, jurnalis, dan kelompok kritis lain juga makin banyak mengalami serangan digital. Berdasarkan pemantauan kami di SAFEnet, jumlah insiden keamanan digital tahun ini memang naik dibandingkan tahun lalu. Data resminya tunggua nanti kami luncurkan Februari 2022.

Blessing in disguise. Di balik maraknya serangan itu, orang-orang jadi lebih peduli pada isu keamanan digital. Setelah sejak 2016 lalu mulai mengenalkan isu ini ke masyarakat sipil, kini makin banyak yang lebih awas terhadap isu keamanan digital.

Sebagai salah satu pelatih keamanan digital, aku jadi lebih banyak memberikan kelas-kelas keamanan digital ini baik secara pribadi maupun atas nama SAFEnet. Targetnya lebih banyak aktivis, jurnalis, dan kelompok kritis lainnya. Tidak hanya skala nasional, tetapi juga regional, termasuk teman-teman aktivis Myanmar.

Karena fokus ngurus SAFEnet inilah, maka dua tahun terakhir, aku juga semakin sedikit terlibat mengurusi BaleBengong. Sedih juga, sih. Kadang-kadang merasa berdosa karena tak bisa banyak membantu.

Namun, sudahlah ya. Mari nikmati saja predikat baru dari jurnalis jadi pelatih keamanan digital. Meskipun, sebenarnya, kadang-kadang kurang percaya diri juga. Kemampuan keamanan digital cuma sak iprit sudah sok-sokan sebagai pelatih. Namun, berdasarkan pengalaman, meski cuma dasar banget, pengetahuan dan keterampilan keamanan digital itu tetap saja berguna untuk yang baru belajar.

Jadilah setahun ini aku lebih banyak mengurusi keamanan digital di SAFEnet. Tidak hanya memberikan pelatihan daring maupun luring, tetapi juga mengelola beberapa kegiatan dan program. Pengalaman baru yang menantang, meski kadang-kadang juga menjengkelkan karena berurusan dengan banyak orang.

Salah satu bagian paling menantang adalah karena aku, orang yang lebih suka bekerja sendiri ini, sekarang harus membiasakan diri bekerja dengan banyak orang. Orang yang malas memerintah orang lain ini sekarang harus sok jadi pemimpin.

Cuma, ya, anggap saja sebagai proses belajar. Bukankah dengan cara begitu kita bisa terus berkembang? Bukankah mereka yang terus belajar akan terus bisa menyesuaikan diri, beradaptasi? Bukankah memang tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri?

Jadi, mari sambut 2022 dengan tetap menerima tantangan, belajar hal-hal baru. Dengan cara itu maka diri akan tetap relevan. Tidak bapuk dimakan waktu. Tidak lapuk dimakan zaman. Selamat tahun baru..

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *