Inilah rekor jumlah twit terbanyak @balebengong hingga saat ini: sekitar 130 ocehan dalam sehari!
Ocehan alias twit sebanyak itu tidak mungkin terjadi kalau hanya kami yang membuatnya. Itu semua terjadi karena keterlibatan warga dunia maya Bali yang hadir pada acara megibung netizen Bali Sabtu lalu di Serambi Arts Antida.
Megibung Netizen Bali ini bukan acara serius-serius amat. Cuma pesta, makan bersama, serta hahahihi komunitas dunia maya Bali. Karena itulah disebut megibung, tradisi makan bersama khas Bali usai upacara.
Acara ini syukuran setelah Bale Bengong masuk dalam lima besar aksi Klik Hati, penghargaan untuk komunitas yang dianggap membawa perubahan melalui jejaring sosial. Sebagai bentuk terima kasih atas dukungan netizen Bali, ya sudah, kami bikin pesta. Sekalian kopi darat alias kopdar gede-gedean.
Kopdar itu hanya salah satu tujuan megibung ini. Kami sih inginnya mempertemukan semua komunitas dunia maya di Bali, seperti blogger, facebooker, tweeps, hacker, kaskuser, dan semacamnya dalam satu tempat. Memang tak mudah. Tapi, harus ada yang terus melakukan usaha itu.
Dan, hasilnya, lumayanlah netizen Bali yang hadir Sabtu lalu. Dari e-event, netizen yang konfirmasi akan hadir ada 64 orang. Ternyata yang hadir lebih dari dua kali lipat, sekitar 150 orang.
Para netizen, juga perwakilan dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Provinsi Bali ini, hadir menikmati menu nasi jinggo Bali, klepon khas Gianyar, juga irama rancak dari musisi Bali, seperti Gung Wie & Sanjay (d’Kantin), Emoni Bali, Geekssmile, dan Dialog Dini Hari.
Tak hanya hadir, para netizen juga terlibat langsung dalam produksi informasi. Tiap orang yang hadir kami persilakan menjadi admin twitter @balebengong selama megibung berlangsung. Akun @balebengong sengaja dibiarkan terbuka. Lalu, tiap ada yang baru datang bisa langsung menuliskan nama atau akun twitternya di akun tersebut.
Ide livetwit di mana orang yang datang bisa langsung menulis nama atau akun twitternya itu terinspirasi dari hal sejenis yang aku temui dalam peringatan World Press Freedom setahun lalu di Amsterdam. Karena keren, jadi ya menarik juga diikuti.
Selain jadi admin malam itu, para netizen yang hadir juga dipersilakan memberi dukungan dalam bentuk tanda tangan, jap jempol, atau cium bibir pada spanduk berukuran kira-kira 4×3 meter dengan tulisan, Saatnya Warga Memproduksi Informasi, Tak Hanya Mengonsumsi.
Spanduk ini kami sediakan sebagai semacam wall of fame di mana selain memberikan tanda dukungan, netizen Bali juga bisa berfoto ria di sana. Kami percaya dan yakin: jika diberi ruang untuk terlibat dalam pengelolaan informasi, warga akan membuat informasi itu lebih baik, setidaknya dari sisi kuantitas. Keterlibatan warga dalam memproduksi informasi adalah kekuatan baru.
Contohnya, ya, di megibung malam itu: update twitter @balebengong yang amat cepat. Mari berdoa. Semoga hal semacam ini akan terjadi seterusnya, warga aktif terlibat memproduksi informasi. [b]
Leave a Reply