Tulisan itu tak ada lagi di sana.
Sebagai ganti, ada pesan dalam bahasa Inggris: This content has been removed for violating Kompasiana Terms and Conditions.
Aku kecewa. Kenapa tulisan yang lagi riuh didiskusikan itu harus dihapus?
Tulisan yang lagi ramai didiskusikan di dunia maya, setidaknya Twitter dan beberapa mailing list, tersebut karya seseorang dengan nama alias (pseudonim) Jilbab Hitam.
Meskipun sudah dihapus Kompasiana, tulisan orang yang mengaku sebagai mantan wartawan TEMPO ini masih ada di beberapa media daring. Dalam tulisannya, Jilbab Hitam yang mengaku sebagai mantan wartawan TEMPO, menulis bahwa TEMPO dan KataData telah melakukan pemerasan terhadap Bank Mandiri.
Aku tidak membahas isinya. Aku hanya heran dengan sikap Kompasiana yang menghapus tulisan tersebut.
Dalam keterangan yang muncul di tautan tulisan si Jilbab Hitam, pengelola Kompasiana jelas punya alasan: tulisan si Jilbab Hitam telah melanggar aturan Kompasiana. Kepada TEMPO, Pepih Nugraha menyatakan tulisan tersebut provokatif.
Tapi, kenapa harus dihapus?
Aku sudah membaca tulisan si Jilbab Hitam. Aku tidak percaya sama sekali. Pertama karena si penulisnya tidak menunjukkan identitas asli sementara tak ada hal yang membahayakan dia. Kedua karena isinya hanya berdasarkan desas-desus. Ketiga, TEMPO sendiri sudah membantah sejumlah kejanggalan tulisan si Jilbab Hitam.
Karena itulah, aku heran, kenapa Kompasiana harus menghapus tulisan itu di websitenya?
Atas nama kebebasan berekspresi, tulisan si Jilbab Hitam itu seharusnya tetap ada di Kompasiana. Tudingan bahwa tulisan tersebut provokatif, menurut saya, itu lebay. Tulisan itu tidak mengadu domba antar-etnis atau agama. Aku yakin tidak ada huru-hara besar setelah tulisan itu diterbitkan. Sekali lagi, provokasi seperti dikatakan pengelola Kompasiana itu menurut saya mengada-ada.
Si Jilbab Hitam hanya menulis sejumlah tuduhan tanpa bukti. Bukan provokasi. Tentu saja kita sebagai pembaca tidak akan begitu saja mempercayainya.
Menurutku, layak dipercaya atau tidaknya sebuah tulisan antara lain dinilai dari kredibilitas penulisnya. Kredibilitas penulis dinilai dari jujur tidaknya dia pada identitasnya sendiri. Jika dia tidak jujur etntang identitasnya sendiri, bagaimana kita percaya pada apa yang ditulisnya?
Jika tulisan itu benar, maka si penulis tidak akan menyembunyikan identitasnya.
Tapi, sekali lagi, meskipun tidak percaya pada apa yang ditulisnya, menurutku si Jilbab Hitam toh tetap punya hak untuk menulisnya seperti kita sebagai pembaca juga punya hak untuk tidak percaya pada tulisan itu.
Jika memang tulisan tersebut dianggap memfitnah, seharusnya biarkan nama-nama yang disebut di sana membantahnya. Dengan begitu, pembaca akan bisa menyimpulkan sendiri berdasarkan tuduhan, bantahan, dan diskusi di sana.
Aku selalu yakin bahwa tulisan haruslah dilawan dengan tulisan. Bukan dengan pembungkaman.
Ilustrasi dari Mashable.
December 2, 2013
Menarik nih issuenya, tapi bukannya kompasiana memegang seluruh hak untuk mempublikasi atau tidak mempublikasi sebuah tulisan? Dan lagi pula, kalau ada masalah seperti itu, siapa yang harus bertanggung jawab?