Ya, Mari Menikmati Hidup. Itu saja Cukup..

0 Permalink 0

– kado ulang taun bagi diri sendiri-

Taun ini sepertinya memang waktunya menikmati hidup.

Tidak usahlah berpikir terlalu berat tentang masa depan. Cukup nikmati apa yang kau dapat. Dan rasakan betapa enaknya hidup ketika kita merasa cukup.. Ah, jadi kayak Gde Prama. He.he.

Aku lihat di buku agenda taunanku. Di halaman akhir buku kecil itu, aku hanya menulis. TAUN INI. Enjoy my life: momong Bani dan freelance.

Dua buku taunanku sebelumnya aku isi dengan target yang capaiannya separo-separo. Akhir 2005 aku isi dengan harapan lulus S1. Setelah delapan taun kuliah lulus juga. Akhir 2006 aku isi dengan lima hal: married, S2 media atau jurnalisme, kamera SLR, nulis freelance, dan upgrade bahasa Inggris. Hasilnya married dan nulis frelance yang kesampaian. Sisanya nol besar! Jadi makan ati.

Makanya ketika tahun berganti awal Januari lalu, dalam hati aku sudah diam-diam berniat tidak akan cari yang muluk-muluk. Cukuplah momong Bani dan nulis lepas.

Kerjaan (tidak jelas) sebagai koresponden GATRA ku lepas ketika Bani berumur tiga bulan. Memang sih bukan semata karena Bani tapi juga karena ketidakmauanku mencari iklan seperti permintaan orang iklan. Namun ketika aku bilang mundur dan memutuskan untuk nulis lepas saja, rasanya lebih plong. Seperti hilang satu beban.

Tanpa kerja terikat toh aku bisa lebih menikmati waktu bersama anak. Ketika ada niat menulis baru cari liputan. Hasilnya cukuplah untuk beli susu, bayar listrik, dan seterusnya. Tak harus berutang atau minta orang lain untuk bisa hidup. Pekerjaan menulis itu jadi begitu menyenangkan.

Kan memang demikian seharusnya pekerjaan, dia tidak mengasingkanmu dari diri dan keluargamu?

Menikmati hidup dengan apa yang ku anggap cukup. Tak dinyana, taun ini pula ketika umur sudah 28 tahun, aku bisa mewujudkan salah satu mimpi yang terus mengganggu sejak 2005 lalu: mendirikan lembaga pengembangan media, junalisme, dan informasi di Bali.

Meski modal pinjam mertua –he.he, akhirnya utang juga- tak apa-apa. Ini kan salah satu keniscayaan ketika mulai melakukan sesuatu yang lebih besar dan butuh modal.

Maka di umur 28 tahun, ketika Bunda selalu mengingatkan kalau itu berarti makin tua, sekali lagi mari menikmati hidup. Jangan sampai pekerjaan membuat lari dari keluarga, atau malah lari dari diri sendiri. Kita nikmati hidup selagi bisa..

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *