Hari AIDS Sedunia tiba kembali. Hmm, lalu apa ya yang menarik dari momen tahun ini. Temen-temenku yang positif HIV, atau malah sudah pada fase AIDS, atau bahkan yang sudah kena infeksi oportunistik belum banyak berubah. Mereka masih saja bertarung dengan masa depan yang suram. Belum banyak harapan.
Rey, teman paling dekat, baru minggu lalu bertemu. Tubuhnya makin kurus. Dia harus lebih banyak istirahat karena ketahanan tubuhnya makin rendah. Rambutnya mulai rontok. Aku lihat tubuhnya juga makin lemah dengan cahaya mata makin redup meski aku tahu dia berusaha terus menunjukkan semangat.
Ketika kami ngobrol terakhir kali, aku makin mengkhawatirkannya. Aku tidak mau kehilangan lagi seorang teman.
Teman lain belum juga mendapat pengobatan untuk matanya yang makin kabur. Dulu, ketika aku menulis tentang virus yang makin menyerang mata dan pandangannya, aku berharap akan ada perubahan berarti atas upaya untuk menemukan pengobatan itu. Tapi sudah sekian bulan, tidak banyak yang berarti. Tulisan tinggal tulisan. Janji tinggal janji. Tidak banyak perubahan berarti. Teman itu tetap harus bekerja menghidupi anak istri ketika pandangan matanya kian buram.
Al, karib lain, tetep harus mendapat penerimaan setengah hati dari keluarga. Bapaknya yang tentara tetap tak bisa menerima kalau anaknya positif HIV. Aku ingat ketika aku harus merawatnya di rumah sakit, bapaknya berkata, ya mungkin lebih baik tidak ada.
Wah, De, Dan, Ik, Gung, Yen. Aduh, aku tidak bisa nyebut satu per satu. Entah hanya perasaanku atau memang begitu adanya. Aku lihat makin hari makin terlihat kurus meski mereka semua yakin untuk terus melawan virus di tubuh mereka. Tapi masa depan seperti tidak berkawan dengan mereka.
Keluarga tetap banyak yang belum menerima. Pemerintah tidak jauh berbeda meski sudah banyak usaha. Lembaga donor akan segera pergi. Mereka sendiri makin banyak yang tak peduli dengan diri sendiri. Ngrokok jalan terus. Ngedrugs masih belum bisa sepenuhnya lepas. Obat penghambat virus, ARV, juga makin jarang yang pakai.
Meski terus berusaha meyakinkan tentang kekuatan kalian sendiri, aku tidak bisa menutupi diri bahwa aku juga mulai diliputi kekhawatiran. Tentang kalian. Tentang masa depan..
Selamat hari AIDS semua teman. Semoga itu hanya kekhawatiran berlebihan.
Leave a Reply