Satu per Satu Semua Berlalu

1 No tags Permalink 0

Kabar duka datang sore kemarin. Pas lagi nunggu beberapa teman untuk ngobrol tentang pelatian meliput masalah pariwisata, tiba2 adik di kampung telpon. Yang ngomong Tu An, sepupuku. “Kak Ton. Bapak wis ga onok. Njaluk doane, yao..” Suara sepupuku yg ngajar di Surabaya itu agak tersendat-sendat. “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un..” kataku. Telpon ditutup. Lalu hening.

Aku tidak terlalu dekat dengan paman itu. Dia suami dari saudara ibuku. Meski rumah kami dekat, tapi memang Pak Lik Yar, yang meninggal itu, tak terlalu dekat sama aku. Kami jarang ngobrol. Paling hanya say hello kalo aku pulang kampung. But, kabar meninggalnya tetap saja meninggalkan sedih. Mataku tiba2 panas. Lalu berkaca2. Aku turut merasakan kehilangan..

1 Comment
  • nie
    April 6, 2006

    turut berduka cita ya, rov. semoga keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *