Begitulah Hidup: Penuh Kontradiksi

3 No tags Permalink 0

Cerita ini kemarin juga. Cuma karena kontras banget dengan cerita sore, aku ga enak ati kalo dijadiin satu. Kali ini soal Bani, jabang bayi di perut istri.

Kemarin malam kami cek ke dokter kandungan. Dua orang rekomendasi nama dokter itu. Karena itu istriku dg semangat pilih dokter itu. Tapi ini hanya untuk USG. Sebab kalo cek2 biasa kami udah ada bidan lain. Salah satu teman bilang kalo dokter itu buka pukul empat sore. Karena itu, aku buru2 ninggalin teman yg lagi rapat karena maunya pukul lima berangkat.

Gak taunya, jam tujuh baru buka. Jadia ya bengong nungguin dari pukul lima itu. Daripada ga jelas, aku pamit aja dulu beli buku ttg kehamilan + novel samurai 2.

Balik lagi, tetap aja nunggu sampe jam 8.15an baru dapat giliran. Perut istri pun di-USG. Eh, anak kami keliatan bergerak-gerak meski baru seukuran 78 mm. Di salah satu bagian terlihat berkedip2. “Itu tanda calon jantung yg akan terbentuk,” kata dokter. Karena umurny di bawah 12 minggu, jantung itu belum terbentuk. Meski gitu, duh, saking senengnya aku sampe mau nangis. Sentimentil abis..

Liat Bani di perut istri, lalu inget telpon sepupu sorenya, jadi ingat ttg hidup yg penuh kontradiksi. Ada yang pergi, ada yang akan datang. Sedih. Senang. Tipis sekali batasnya..

3 Comments
  • nie
    April 7, 2006

    semua ada masanya šŸ™‚
    met weekend rov! congrats ya bbrp bulan lg jd seorang ayah.

  • Nahria Medina Marzuki
    April 9, 2006

    Selamat mas..calon ayah nich.

    Btw, kalau mau ganti layout coba aja hubungi http://satusatu.com šŸ™‚

  • Latief
    April 10, 2006

    rov,
    turut bersuka atas kehamilan istri
    sekaligus turut berduka atas kepergian pak de..
    btw, tag board nya mannaaa…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *