Iri Juga Melihat Napi Itu Melakukan Yoga…

0 No tags Permalink 0

Jumat ini sepertinya jadi hari yang melelahkan. Aku harus bangun jam enam pagi. Padahal semalem abis nglembur. Liputan lalu nulis laporan soal kontroversi pengangkatan psikiater yang belum ujian nasional sampe pukul 11an. Abis kirim laporan lanjut ngopi di tempat nongkrong baru di Jl Waturenggong sampai setengah satu. Menjelang tidur, masih ngetik feature soal Candi Singasari di Malang untuk majalah The Echo. Deadline-nya hari ini padahal liputan sudah sejak akhir tahun lalu. Syukurlah akhirnya selesai juga pukul setengah tiga pagi.

Jam enam persis alarm HP berbunyi. Huh, padahal mata masih ngantuk banget. Udah capek, eh tidur cuma 3,5 jam. Padahal standarnya kan delapan jam. But, gimana lagi. Sudah resiko kerja tak terikat jam. Mau gak mau toh tetap harus bangun.

Pagi ini aku ke penjara Kerobokan di Kuta Utara. Aku lagi liputan soal narkoba di penjara. Kemarin sih udah ngobrol banyak sama petugas. Juga dikasi tau tentang bagaimana seluk beluk peredarannya dan bagaimana cara masuknya. Gila juga. Penjara ternyata bisa jadi tempat transaksi yang aman. Biar gak cuma ngobrol ma petugas, pagi ini aku masuk ke Blok H, blok khusus untuk napi narkoba. Asiknya lagi, pagi ini ada yoga untuk mereka.

Jadilah pagi ini aku ikut mereka yoga. But, karena belum bisa, jadi ya aku cuma ngeliat lalu foto-foto. He.he. Salut juga, ternyata mereka sangat disiplin. Dengan senang hati mereka bangun ketika dokter dan pemimpin yoganya sudah dateng. Tak sampai 10 menit, mereka semua sudah duduk rapi di aula seluas sekitar 10×10 meter persegi.

Sekitar 48 orang itu duduk bersila beralas kain tipis di ubin. Hampir semuanya buka baju. Ngiri juga melihat tato mereka yang memenuhi tubuh dan bagus-basgus. -Ehm, dari dulu aku pengen nato tubuh, tapi gak cukup berani menahan sakit. Jadi cuma bisa ngiri liat tato bagus-bagus-. Duduk mereka pun tidak perlu diatur-atur lagi karena sudah bisa mencari posisi masing-masing.

Yoga itu sendiri dilakukan untuk mengobati ketergantungan mereka pada narkoba. Kata pemimpinnya sih agar ketika keluar dari penjara, mereka semua bisa hidup lebih baik. Klise memang. But, harapan itu memang ada pada beberapa napi yang ngobrol sama aku. Dan, aku pikir memang demikian adanya. Salah satu buktinya ya mereka begitu disiplin ikut yoga.

Para napi itu pun disiplin mengikuti gerakan-gerakan I Putu Hardiyanto, yang memimpin yoga pagi itu. Dari sekitar setengah delapan sampe setengah sepuluh, mereka begitu biasa melakukan gerakan-gerakan tersebut. Hanya ada satu dua yang sekadarnya, bahkan ada pula yang berhenti karena kepalanya pusing.

Aku, sekali lagi cuma bisa melihat mereka. Juga moto-moto. Ya, lumayanlah buat bahan liputan, stok foto, juga bahan renungan. Aku menikmatinya meski masih sedikit ngantuk. Aku sering banget nguap..

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *