Tiada Hari Tanpa Kemacetan

0 No tags Permalink 0

Hari ini bangun agak pagi, sekitar pukul 7.30. Lode telpon ngajak liat rumah baru yang lagi dikerjain. -Ehm, rencananya sih begitu rumah jadi, langsung married-. Karena udah lama ga ke sana, aku pun oke aja. Apalagi pagi ini ada sembahyang khusus karena beberapa waktu lalu ada satu kuli yang jatuh pas masang atap, meski dia ga papa.

Beresin kamar, mandi, lalu siap pergi. Rumah itu di daerah Denpasar utara. Biasanya biar cepet, aku cari jalan tembus, lewat Renon, Jl Kapten Japa, Jl Suli, Jl Gatsu, dan sampai. Tapi aku inget, di sana sedang ada pembangunan sarana pembuangan limbah cair kota, kalo ga salah DSDP istilahnya. Karena agak buru-buru aku pilih lewat Sudirman, Diponegoro, baru Suli dst. Muter dikit tapi lancar.

Eh, pas sampai Sudirman, ternyata macet juga. Gedubrak! Aku baru inget, jalan dua lajur untuk lalu lintas dua arah itu ternyata juga ditutup satu lajurnya. Sebab, lajur yg lain lagi di gali untuk bangun sarana pembuangan limbah itu juga. Maka satu lajur pun dijadiin dua jalur. Padahal biasanya satu lajur buat satu jalur. So, macet pun kualami. Jalan pelan-pelan di depan kampus Udayana yang juga dekat sekolah Santo Yoseph.

Sudirman lewat, masuk Diponegoro. Eh, masih macet lagi. Bahkan sampai dua kali.

Huh, Denpasar bener-bener bikin gedek macetnya. Udah gitu banyak banget lagi motornya. Tambah parah!

Alhasil, begitu sampai rumah yang lagi dibangun itu, Lode dan bapaknya udah mau pergi. Jadi ya ga bisa moto2 mereka pas sembahyang itu..

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *