Bulan Oktober selalu mengingatkanku pada Daniel Braden, pemuda asal London, Inggris. Kami tidak pernah bertemu secara fisik. Aku hanya membaca namanya di monumen Bom Bali di jalan Legian Kuta. Braden adalah salah satu dari 202 korban peledakan bom di Bali pada 12 Oktober 2002 lalu.
Namun kematian Braden melahirkan semangat baru bagi pacarnya, Jun Hirst, tentang perlunya membuat dialog lintas budaya antar-remaja. Menurut Jun, yang juga lahir dari keragaman Jepang – Inggris, peledakan bom di Kuta lahir dari fanatisme pada identitas diri dan kebencian pada identitas orang lain.