Malang Mendung Terus

0 No tags Permalink 0

Mendung menggantung sejak sore kemarin aku sampe Malang. Aku tidak terlalu nyaman dengan cuaca dingin. Kulingkarkan syal di leher ketika baru turun dari bus. Kusedekapkan tangan, barangkali bisa mengusir dingin. Toh, bulu kudukku masih berdiri. Cuaca ini tidak terlalu akrab bagiku.

Beberapa hari ini aku memang hanya menemui cuaca mendung. Barangkali tidak hanya kita, alam pun tengah berduka dengan apa yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara.

-Semoga semua korban bencana itu; di Aceh, Sumatera Utara, India, Phuket, Srilanka, dst mendapat tempat semestinya di surga-

Tadi pas lewat depan Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang, puluhan mahasiswa sedang melakukan aksi solidaritas untuk Aceh. Beberapa pasang mahasiswa sedang berdiri di tengah jalan sambil membawa kardus terbuka, meminta sumbangan. Hm, seharusnya aku juga melakukan hal yang sama kalau tidak sedang melakukan perjalanan ini.

Pagi ini pun mendung masih menggantung. Padahal aku udah membuat beberapa rencana. Pertama, jalan-jalan ke beberapa candi (Hindu) di Malang. Selain napak tilas, barangkali bisa membuat laporan soal candi-candi itu. Kedua, liat-liat topeng malang di Jl Soekarno Hatta. Seorang teman wartawan di Malang bilang menarik juga menulis soal topeng malang. Kalau semua kelar, pengennya sekalian ke Batu, kota kelahiran Cak Munir. Ya, sekalian menyegarkan pikiran..

But, mendung masih menggantung siang ini. Aku masih di warnet di Jl Tlogomas. Cek email, surfing, dan ngeblog. Semoga tidak hujan biar aku bisa menuntaskan perjalanan ini.

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *