Juni, Juli, Judi alias Berjudi Sampai Mati [Hi.hi.hi..]

0 No tags Permalink 0

Dalam fit and proper test calon Kapolri kemarin [4/7] Komjen Sutanto menjanjikan akan memprioritaskan pemberantasan soal judi dan narkoba. Calon pengganti Da’i Bachtiar itu memang dikenal sebagai “jenderal merah” bagi para penjudi, entah kelas kakap ataupun kelas teri. Soal narkoba, aku gak tau persis berhubungan langsung apa tidak. Namun sejak dia menjabat jadi Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN), prestasi BNN dalam mengungkap masalah penyalahgunaan narkoba. BNN terasa lebih didengar padahal perannya selama ini nyaris tenggelam.

Ya, wajarlah kalo aku juga menaruh harapan.

Pernyataan Sutanto, jenderal yang ternyata tidak bisa Bahasa Inggris itu, patut didukung. Entah nanti terbukti atau tidak. Itikad baiknya, patutlah diacungi jempol.

Dua masalah itu bener-bener nyata begitu banyak terjadi. Soal narkoba, tambah banyak aja yang terjerat. Bisnis ini memang salah satu bisnis terbesar di dunia selain senjata dan wanita. Katanya sih gitu dari yang pernah aku tau.

Lalu soal judi. Katakanlah toto gelap alias togel. Pas aku ngetik ini, hanya berjarak tak sampai 20 meter dariku, beberapa orang sedang sibuk melihat-lihat angka di kertas putih. Mereka sibuk mencari kira-kira anka berapa yang akan keluar besok. Kalau angka yang ditebak benar, mereka bisa dapat puluhan bahkan ratusan kali lipat. Misalnya pasang empat angka, dan keluar. Dengan modal hanya 1000 perak bisa dapet 60.000. Tiga angka bisa dapet 600.000 dan seterusnya.

Tiap sore, pemandangan sserupa banyak banget terlihat di pojok-pojok perumahan. Di satu jalan kecil, jalan perkampungan, bisa ada sampai lima tempat orang jual kupon itu. Dengan lampu sedikit remang, beberapa orang mengelilingi penjual kupon. Besok pagi di tempat itu sudah ada tulisan besar di kertas kuarto putih yang menunjukkan angka yang keluar. Di Denpasar, hampir tidak ada jalan kampung yang tidak ada penjual togel ini.

Dan, rasanya ini tidak hanya di Denpasar. Aku baca di Kompas Minggu lalu soal Tukiman, kakek berusia 74 tahun di Pekanbaru. Kejadiannya pekan lalu. Pas lagi sibuk corat-coret menghitung angka togel di warung kopi, Tukiman tiba-tiba dia tertelungkup di meja. Pas dibangunin, dia tidak bangun-bangun. Ternyata Tukiman telah mati. Dengan kepala menempel di kertas togel di meja. Tragis…

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *