Betapa Berharganya Sebuah Citra

1 No tags Permalink 0

Selasa lalu, dua orang divonis mati di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar. Dua orang tersebut Andew Chan, 22 tahun, dan Myuran SUkumaran, 24 tahun. Warga Australia itu dinyatakan bersalah oleh majelis hakim karena telah mengorganisir ekspor 8,2 kg heroin dari Bali ke Australia. Menurut UU No 22 Tahun 1197 tentang narkotika, pengeskpor heroin ilegal memang bisa kena ancaman hukuman mati. Dan, itu benar2 terjadi pada dua orang itu.

Selain Chan dan Myuran, tujuh orang anggota kelompok ini juga dipenjara seumur hidup. Umur mereka masih muda. Rata-rata di bawah 25 tahun. Paling tua 29 tahun, paling muda 19 tahun. Tapi mereka harus dihukum seumur hidup bahkan mati.

Hal yang menggelitik bagiku adalah salah satu petimbangan hakim ketika menjatuhkan vonis tersebut. Pertimbangan memberatkan diantaranya adalah karena perbuatan terdakwa dapat merusak citra Bali sebagai daerah pariwisata dan Indonesia pada umumnya sehingga nantinya akan dikenal sebagai tempat peredaran gelap narkoba.

Ternyata pariwisata jadi salah satu unsur. Ini makin membuatku berpikir kalo pariwisata di Bali bener2 seperti di atas segala2nya. Lihatlah, pertimbangan pariwisata dimasukan dalam amar putusan, bukan pertimbangan agama (Hindu) atau budaya (Bali) atau keamanan atau yg lain. Pariwisata ini pula yang selalu jadi pertimbangan pembangunan Bali secara umum. Ngurusi petani harus berorientasi pariwisata, ngurus lingkungan harus mempertimbangkan pariwisata, ekonomi, keamanan, dst. Jangan2 pariwisata malah udah jadi kitab suci?

Unsur lainnya adalah citra (Bali maupun Indonesia). Kalau di Indonesia secara umum aku kurang tahu. Tapi di Bali, bukan citra lagi bahwa Bali adalah salah satu pusat peredaran gelap narkoba. Tak hanya jaringan lokal atau nasional. Posisi Bali sebagai tempat bertemunya banyak orang dr berbagai negara memang membuat Bali jadi tempat transaksi narkoba terbesar juga di Indonesia. Kalau tak salah malah di Asia setelah Segi Tiga Emas.

Di penjara Kerobokan Bali misalnya. Lebih dari separuh penghuninya adalah karena kasus narkoba. Bahkan penjara jadi tempat peredaran terbesar di Bali. Di lapangan pun demikian. Ekstasi, heroin, ganja, sangat mudah ditemukan di Bali. So, bahwa Bali jadi tempat peredaran gelap narkoba, itu bukan citra lagi. Itu kenyataan!

1 Comment
  • Jeego
    February 21, 2006

    Hai, saya suka membaca blog untuk menambah ilmu dan maklumat. Setiap hari sekurang-kurangnya saya lawat 20 blog. Blog anda adalah antara yang paling menarik untuk hari ni. Keep up the good work!

    Terlanjur saya di sini, tahukah anda tips kaya dengan mudah. Sistem Menjana Wang Secara Automatik. RM200,000 dalam masa 35 hari dengan modal hanya RM10! Ini baru REAL!. Peluang dan tips kaya dengan mudah di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *