Catatan Usai PNHR II Makassar

15 , , Permalink 0

Kerjaanku di Pertemuan Nasional Harm Reduction (PNHR) II di Makassar sudah usai dua hari lalu. Aku sudah di Bali lagi. Sekarang waktunya membuat catatan soal pertemuan nasional tersebut. Itung-itung jadi otokritik atas kerjaan selama di sana.

Namanya kritik, tentu saja berangkat dari sebuah masalah. Ini bukan berarti suka melihat masalah saja. Ada beberapa hal yang layak diapresiasi. Misalnya betapa para pengguna ataupun mantan pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (Napza) terlibat sepenuhnya di kegiatan itu. Salut juga melihat mereka bekerja sampai pagi-pagi untuk mengurus sekitar 600 peserta pertemuan.

Continue Reading…

Membandingkan Darut Tauhid dengan Rumah Cemara

1 , Permalink 0

Pada hari ketiga Pelatihan Menulis Isu AIDS untuk Wartawan di Bandung, peserta pelatihan diberi tugas untuk liputan ke lapangan. Sekitar 20 peserta dibagi jadi empat kelompok dengan narasumber injecting drugs user (IDU), pekerja seks komersial (PSK), waria, dan man sex with man (MSM) alias gay. Aku sangat bernafsu untuk bisa masuk kelompok yang mewawancari PSK. Apa daya, pas diundi, aku malah dapat IDU, isu yang sudah sering aku tulis.

Di kelompokku ada teman dari Banten, Aceh, Makassar, Medan, dan Palembang. Dwi Wiyana, redaktur TEMPO yang juga pemateri pelatihan mengantarkan kami ke Rumah Cemara, tempat nongkrong junkie, bahasa lain IDU, di Bandung. Semula, aku tidak terlalu antusias. Sepertinya aku tidak akan dapat hal baru di isu HIV/AIDS di kalanga IDU ini. Untungnya sih begitu masuk kawasan ini, aku seperti nemu ironi menarik untuk jadi bahan tulisan.

Continue Reading…