Tidak Ada Lagi Penulis Nakal Itu..

0 No tags Permalink 0

Pagi yang melelahkan. Setelah semalem nglembur nunggu hasil Munas Golkar di Nusa Dua, pagi ini aku ingin sesuatu yang agak santai. Tidur. Denger musik. Baca hal-hal santai. Aku terlelap, lalu bangun jam 10an karena ada telpon. Minum teh hangat. Satu donat. Lumayan buat ngangetin perut.

Lalu, koran hari ini datang. “Kebetulan hari Minggu. Biasanya beritanya kan santai-santai,” pikirku. Koran pertama, Jawa Pos. Aku baca soal Munas Golkar. Berita lain lewati aja. Ini kan Minggu, ngapain terlalu serius baca koran. Untunglah ada tulisan Ki Slamteg soal My Heart Will Go On, cerita parodi ala film Titanic. Aku senyum-senyum sendiri.

Koran kedua, Kompas. Ini kan hari Minggu. Jadi aku berharap ada tulisan Kang Harry Roesli di Asal Usul. Dari semua penulis tetap kolom mingguan itu, tulisan Kang Harry yang paling asik. Nyleneh. Nakal. Satir. Pas banget dengan seleraku. But, aku tiba-tiba ingat. Sudah minggu lalu Kang Harry pergi.

Aku lihat majalah GATRA-ku masih terbuka di halaman Obituari. Ada tulisan Putu Wijaya soal cerita menjelang “anak nakal” itu pergi. Ah, penulis nakal itu tidak ada lagi. Aku tidak akan lagi bisa baca tulisan-tulisan “ngawur” yang bikin ketawa itu. Tidak ada lagi yang bisa bikin otak bener-bener santai pas baca koran. Met jalan, Kang. Istirahat yang tenang, ya…

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *