Stempelan ala Komunitas Blogger ASEAN

55 , , Permalink 0

Tanpa mikrofon, aku harus berteriak untuk bersuara. Tapi, percuma.

Suara itu tak didengar sama sekali. Dua moderator di depan tak mendengarnya. Mereka sibuk mengubah beberapa kata yang terlihat di layar tanpa mengacuhkan apa yang aku sampaikan. Pendapatku diabaikan.

Tentu saja itu memuakkan. Ini konferensi yang mengklaim bawa nama blogger. Namun, sore itu aku merasa hanya didominasi sekelompok orang. Peserta di depan yang boleh bicara. Aku yang di belakang meski kemudian maju dan angkat tangan juga tak didengar.

Tak ada mikrofon. Maka, aku terpaksa berteriak meski tak didengar, apalagi diperhatikan. Tapi, tak apa. Setidaknya, aku sudah menyampaikan apa yang aku pikirkan, seperti juga aku sudah sampaikan pada diskusi kelompok.

Sepele
Kejadian itu mungkin hal amat teknis. Sepele. Remeh temeh. Namun, bagiku, itulah salah satu bukti di mana keputusan-keputusan dalam Konferensi ASEAN Blogger Community (ABC) di Bali Rabu kemarin tak cukup demokratis. Pendapat peserta benar-benar diabaikan. Padahal, pendapat itu sudah aku sampaikan berkali-kali.

Konferensi ABC ini diadakan Nusa Dua, Bali seharian kemarin. Sejak pukul 09.00 pagi hingga sekitar 19.00 Wita, 150-an blogger itu mengikuti pertemuan tentang situasi blog di kawasan ASEAN ini. Tak hanya dari berbagai komunitas blogger di Indonesia tapi juga dari beberapa negara, seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, dan lain-lain.

Kami berdiskusi tentang situasi blogosphere dan tantangan kebebasan berekspresi di negara-negara anggota ASEAN. Usai diskusi, peserta membuat deklarasi atas nama ASEAN Blogger Community.

Namun, deklarasi ini perlu mendapat banyak catatan.

Pertama, substansi. Untuk mendapatkan materi deklarasi ini, peserta dibagi dalam tiga grup. Masing-masing membicarakan materi berbeda. Namun, dalam grup yang aku ikuti dan grup lain yang aku pantau, diskusi paling seru adalah soal perlunya jaminan kebebasan berekspresi oleh negara.

Sayangnya, substansi tentang perlunya jaminan negara terhadap kebebasan berekspresi pada blogger di negara-negara anggota ASEAN ini justru kalah oleh pentingnya peran blogger dan pengguna social media pada berdirinya ASEAN Community 2015.

Bagiku, ini hal amat mendasar. Menempatkan kepentingan ASEAN Community di atas poin tentang perlunya kebebasan berekspresi justru menunjukkan bahwa makhluk bernama ABC atau ASEAN Blogger Community ini akan jadi alat kepanjangan tangan dari ASEAN, bukan wakil blogger.

Apa bedanya? Kalau jadi kepanjangan tangan ASEAN, maka ASEAN Blogger Community tak lebih dari alat untuk mendukung kepentingan-kepentingan ASEAN. Padahal, dalam diskusi-diskusi kelompok, kami semua sepakat bahwa blogger haruslah independen dari kepentingan negara mana pun.

Ajaib
Jika menempatkan kepentingan kebebasan berekspresi sebagai bagian paling penting dalam deklarasi, maka turunan dari poin ini pada bagian-bagian selanjutnya adalah tuntutan agar negara-negara anggota ASEAN memberikan ruang lebih pada blogger untuk bersuara.

Saat ini, Indonesia mungkin sudah jauh lebih merdeka dalam konteks kebebasan berekspresi. Namun, blogger di Thailand, Singapura, Vietnam, Laos, dan Malaysia masih rentan dengan jeratan ancaman penjara. Sayangnya, tak ada tuntutan lebih jelas terkait hal ini dalam poin-poin deklarasi tersebut.

Substansi deklarasi ASEAN Blogger Community amat bias kepentingan ASEAN sebagai satu asosiasi negara daripada kepentingan blogger.

Kedua, teknis penyusunan deklarasi. Dalam diskusi kelompok, setidaknya di kelompokku, ketua kelompok tidak tahu apa yang harus dia lakukan dalam diskusi kecil ini. Dia hanya sempat bilang bahwa poin-poin dalam diskusi kelompok akan dibuat dalam bentuk deklarasi bersama. Namun, kami tak tahu harus memulai dari mana. Macet.

Setelah sempat vakum sekitar 15 menit karena tak jelas mau ngapain, mendadak muncullah draft deklarasi yang sudah rapi jali. Ajaib! Ini diskusi kelompok untuk membuat poin-poin deklarasinya belum dilakukan kok ternyata sudah ada draft deklarasinya.

Dugaanku, sekali lagi dugaan dan aku meyakininya, poin-poin deklarasi ini memang sudah disiapkan sebelumnya. Penyampaian situasi di masing-masing negara, diskusi kelompok, plus diskusi pleno hanya formalitas agar deklarasi ini seolah-olah dihasilkan oleh para blogger.

Tanpa ada proses rumit dan bertele-tele ini, aku yakin deklarasi itu tetap akan ada. Ya, tentu untuk mendukung kepentingan ASEAN itu tadi.

Underbow
Catatan ketiga adalah soal nama. Aku sendiri tidak pernah sama sekali terlibat dalam proses pembentukan komunitas blogger ASEAN ini. Hanya sempat heran sekitar dua bukan lalu pas aku baca ada deklarasi ASEAN Blogger Community. Kok bisa ASEAN? Lha wong di Indonesia saja belum banyak yang tahu kok mendadak bawa nama ASEAN.

Karena itu aku tak tahu pula kenapa namanya ASEAN Blogger Community, nama yang bagiku sangat tidak independen. Jika komunitas ini memang mau independen, dan itu berarti harus berjarak pada kepentingan siapa pun selain blogger itu sendiri, seharusnya tak usah pakai nama ASEAN.

Usulku, seperti aku sampaikan berkali-kali, pakai saja nama Southeast Asia Blogger Network. Tak ada ASEAN, entitas antar-negara dalam komunitas blogger ini. Pendekatannya lebih pada kawasan, bukan lembaga antar-negara. Keanggotaannya pun harus lebih jelas, individu atau komunitas, bukan seolah-olah wakil satu negara.

Jika ada embel-embel ASEAN dalam komunitas ini, maka tak mungkin komunitas ini bisa independen. Selamanya dia akan terlihat sebagai underbow atau alat kepanjangan tangan ASEAN sebagai lembaga antar-negara, bukan perwakilan blogger.

Karena itu, bagiku, ASEAN Blogger Community ini ya tak jauh beda dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Ide pembentukan dua lembaga ini datang dari pemerintah, bukan masyarakat sipil. Maka, dalam perjalanannya pun mereka hanya jadi tukang stempel atau alat untuk melegitimasi kebijakan-kebijakan pemerintah yang kadang tak jelas.

Maka, tak usah terlalu banyak berharap pada ASEAN Blogger Community ini. Dia memang lahir dari perut Sekretariat ASEAN dan bisa jadi akan terus jadi corongnya ASEAN. Sekian.

55 Comments
  • Edy Idhu Mulyawan
    November 18, 2011

    Wah parah..Kalo soal draft, substansi, dan atas nama peserta sudah lagu lama, dimana-mana juga begitu.
    layaknya perjanjian baku yang sudah dipersiapkan oleh pihak yang punya kepentingan. sisanya ya tinggal ngikut. Toh BBC tidak dirugikan dalam hal ini. Selagi BBC (dan bloger lain di Indonesia masih bisa berekspresi) anggap saja misi Om Anton untuk jaminan kebebasan bagi bloger di ASEAN memang blum terwujud. tunggu kesempatan lain..

    *Harusnya Om Anton naik meja dan bikin ricuh atau bikin deklarasi tandingan, (di Indonesia kan lagi marak tuch yang isi tandingan-tandingan) :))

  • Slamet Riyadi Sabrawi
    November 18, 2011

    Trims info ABC ini, mas Anton M. Kritik tajam dan pikiran penting selalu dibutuhkan utk membangun organisasi/komunitas yg kuat. Maju terus. Bravo.

  • .gungws
    November 18, 2011

    mas anton, saya bingung, kok selama november ini semua (sebagian besar) event di denpasar – badung (menurut pengamatan saya) pada isi “hello asean”, padahal event2 itu udah ada sebelumnya dan ga ada embel2 sma asean… :O

  • Dian Paramita
    November 18, 2011

    Ini acara belum siap untuk membuat deklarasi. Penyusunannya saja waktunya sangat sedikit dan dipepet-pepet. Aku lihat sendiri bagaimana kedua moderator di depan yang stress karena peserta banyak yang usul tapi panitia terus mendorong kedua moderator untuk cepat selesai. Bagaimana tidak bingung?

    Di samping itu, beberapa peserta tidur, ngobrol, dan bahkan banyak yang sudah keluar dari ruangan untuk duduk-duduk atau bahkan dandan untuk gala dinner berikutnya.

    Bagiku yang kurang dalam kesuksesan deklarasi adalah kesiapan untuk acara sepenting ini, waktu, dan kompetensi peserta.

  • bukik
    November 18, 2011

    Untung punya blog ya
    Tetap bisa bersuara
    Untung juga baca blog
    Bisa menyimak alternatif suara

  • Dian Paramita
    November 19, 2011

    Ini acara belum siap untuk deklarasi.

    Aku melihat sendiri bagaimana kedua moderator di depan sangat bingung karena banyak sekali yang ingin memberikan usul sementara panitia hanya memberi waktu sedikit sehingga moderator terus diingatkan agar cepat selesai. Tak kebayang bagaimana stressnya moderator saat itu, di satu sisi mereka disodori banyak usul yang ingin didengarkan, di sisi lain mereka didorong-dorong panitia untuk cepat-cepat menyelesaikan penyusunan deklarasi. Wajar jika banyak blogger merasa tidak didengarkan, karena situasinya seperti itu.

    Di saat seperti itu, yang aku lihat, hanya 30% blogger yang masih di ruangan. 10% nya sibuk menyusun deklarasi, 20% sibuk ngobrol atau bahkan tidur, 70%nya udah di luar ruangan duduk-duduk dan bahkan ada yang sudah di toilet untuk ganti baju batik acara dinner.

    Yang aku lihat masalah disini bukan di moderator, tetapi acara yang tidak matang, waktu yang sangat mepet, dan kompetensi peserta.

  • Iman Brotoseno
    November 19, 2011

    Untuk meluruskan sesuai asas ‘ cover both story ‘. Terus terang memang saya akui dalam hajatan ini, kurang matang persiapannya. Jangankan untuk membuat materi persidangan, untuk urusan logistic dan teknis penyelenggaraan, kami masih pontang panting. Bahkan ticket peserta asing, baru dikirim 2- 3 hari. Bahkan ada yang 1 hari sebelum hari H.

    Sebagaimana dalam pidato pembukaan yang saya bacakan. Kami kesulitan mencari dana sponsor, untuk mendatangkan 100 blogger Indonesia dan 12 blogger asing dengan tenaga terbatas, dana cekak. Namun semangat yang membuat kami bisa mewujudkan ini.

    Sebagai gambaran, pihak Kemenlu hanya menyediakan fasilitas selama di Nusa Dua, dan kami yang harus mencari dana untuk airlines ticket dan printilan lainnya. Jadi kami sudah sangat sibuk mengurusi urusan teknis, dan melupakan subtansi materi. Bahkan tidak punya bayangan tentang apa itu persidangan.
    Jadi menurut saya. Stigma stempelan atau blogger pesanan juga kurang tepat. Sama sekali tidak ada pesanan postingan tentang ASEAN dari pihak Kemenlu, terhadap peserta atau panitia penyelenggara. Bebas saja.
    Kami juga tidak mewajibkan peserta untuk memasang banner ASEAN di blognya.

    Demikian pula dengan, dugaan pesanan deklarasi. Saya tidak merasa ada deklarasi yang sudah dipersiapkan. Memang ada poin poin highlight yang sudah disiapkan untuk menjadi guide materi diskusi. Itu hanya memudahkan saja agar diskusi tidak molor.

    Ketika peserta konferensi dibagi menjadi 3 kelompok, masing masing kelompok membawa hasil poin poin highlights yang menjadi gambaran tentang blogger ASEAN kedepannya. Macam macam dan berbeda beda setiap kelompoknya. Lalu saya, pak Hazpohan, Herman ( Jogja ), Poetra ( Medan ) dan Agus ( Gorontalo ) merangkum semuanya menjadi beberapa poin.

    Hasil dari poin poin itu kemudian, saya bawa ke seluruh peserta tamu, dari negara ASEAN. Kami katakana, bahwa kita akan membuat sebuah pernyataan tentang konferensi ini yang akan dibawa ke sidang pleno. Kemudian sama sama disepakati apa saja yang harus dibuang, ditambah dsb.
    Dalam sessi ini, Pak Pohan dari Kemenlu sengaja pergi, dan meninggalkan kami agar kami bebas berdiskusi tanpa intervensi.

    Disini pihak Philipina, Kamboja sudah mendesak ingin memasang kalimat ‘ freedom of expression ‘ secara eksplisit. Sementara pihak Malaysia, Brunei tidak mau, karena bisa menimbulkan kesulitan di negaranya. Pihak Vietnam, agak raguragu walau secara personal tidak masalah.
    Namun karena voting mayoritas, maka disepakati kalimat freedom of expression tetap ditulis.
    Demikian juga penamaan deklarasi Tadinya ada yang mengusulkan memorandum sampai aspirasi.

    Hasil kesepakatan itu lalu dibawa ke sidang pleno dengan seluruh peserta ( termasuk blogger Indonesia ).

    Ada satu hal yang sebenarnya tidak kami sadari dalam merancang jadwal acara. Karena kami tidak punya pengalaman persidangan sebelumnya. Ternyata sidang bisa sangat molor dan bertele tele. Disisi lain ada acara dengan tamu tamu undangan yang harus dimulai pada jam 7 malam. Tentu kalau pimpinan sidang harus mengakomodasi semua permintaan dan masukan peserta sidang. Bisa bisa sampai tengah malam, persidangan juga belum akan selesai. Membayangkan sidang sidang DPR, diplomat, dan organisasi lainnya yang sampai subuh sudah bikin mules saat itu.
    Jadi memang ada rasa terburu buru dalam persidangan kemarin.

    Saya bisa memahami rasa kecewa Anton karena usul penggunaan nama ASIA TENGGARA dari pada ASEAN ditolak. Peserta Philipina memang sempat just a thought memikirkan nama itu, namun disadarkan oleh salah satu peserta , bahwa nama ASEAN sudah menjadi brand. Merk. Seperti nama UNI EROPA. Akhirnya dia melepaskan keputusan pada floor. Namun itu inti dari demokrasi. Kita tidak bisa mengakomodasi semua masukan. Selalu ada tawar menawar. Take and Give. We should be proud living in democracy.
    Problemnya memang dengan waktu yang terbatas, kita terasa kurang maksimal dalam persidangan.

    Sebagi gambaran lain. Justru ada kalimat ‘ Freedom of Expression ‘ itu sudah menunjukan bahwa blogger blogger tidak disetir. Jujur saya kalau bisa saya ceritakan hal hal dibalik perumusan deklarasi kemarin. Pihak Kemenlu, juga tidak sreg dengan adanya kalimat itu. Karena bisa membuat posisi Indonesia secara diplomatis agak sulit dengan negara negara yang memang kultur kebebasan dan demokrasinya tidak seperti Indonesia.

    Tidak dipungkuri bahwa pihak Kemenlu yang memfasilitasi semua ini., atau adagium lahir dari perut ASEAN. Namun kalau pihak mereka mensetir apa yang mereka mau, rasa rasanya terlalu jauh.

    Semoga ini bisa menjadi tambahan dari postingan Anton diatas. Selain itu tentu saja kami berterima kasih atas bantuan dari teman teman blogger Bali dalam hajatan kemarin.
    Salam

  • bro eser
    November 20, 2011

    Saya sependapat dengan apa yang disampaikan bro Iman Brotoseno. Menurut saya apa yang disampaikan (isi deklarasi) yang dibacakan kemarin disusun bersama-sama oleh para blogger, bahkan saking ngototnya para peserta, isi deklarasi menurut saya terlalu panjang. Menurut saya isi deklarasi yang baik adalah singkat, padat dan mudah dimengerti (sebagaimana pancasila). Namun begitulah sebuah diskusi, ada yang diterima dan ada yang ditolak.

    Akan tetapi seperti yang dikatakan bro Iman, bahwa waktu yang tersedia sangat singkat. Disinilah justru yang menjadi masalah menurut saya (selain penggunaan bahasa Inggris tanpa diterjemahkan) karena waktu yang terlalu singkat tidaklah cukup untuk sebuah konferensi dengan banyak materi dan pembawa materi apalagi ditambahkan dengan membuat sebuah deklarasi. Dan lagi yang menjadi sebuah pertanyaan dari saya Apakah semua blogger yang hadir baik dari Indonesia apa terlebih dari negara-negara Asean sudah dianggap “MEWAKILI” oleh blogger-blogger lain? Apalagi para utusan dari setiap negara paling tingggi jumlah utusan 2 orang. Apakah mereka sudah dianggap mewakili oleh blogger lain di negara mereka?????

  • Sugeng
    November 20, 2011

    Seperti mbak dian, saya juga melihat ada kekurangan disana-sini dan mengacu pada kebebasan berekpresi dari warga blogger (baik dalam dan luar negeri) saya menyakini bahwa blogger tidak akan mau untuk di underbow kan pada pemerintah. Karena kata Asean sudah menjadi brand dari pemerintahan se asia tenggara, maka memang sebaiknya tiak menggunakan asean. Namun kembali lagi, acara ini memang dari pihak kemlu dan tahu sendiri kemlu dibawah nya siapa. Jadi tidak salah kalau memang ajang asean blogger itu merupakan pesanan untuk mewujudkan asean yang bersatu. Ya setidaknya akan menjurus seperti itu 😕

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

  • iPul Gassing
    November 20, 2011

    ah, gak heran koq…sudah diduga sebelumnya..

    itu aja komentar saya, komentar selanjutnya tar aja ya kalo ketemu 😀

  • gajah_pesing
    November 20, 2011

    sabar ya.. 🙂

  • suryaden
    November 20, 2011

    Denger-denger mau keliling ke 33 propinsi se Indonesia mas, apa yang mau di bawa kira-kira ya? Apakah draft deklarasi yang baru tersebut?.
    Terlepas dari itu, salut dengan baliblogger yang membantu event ini jadi terselenggara. Salam buat teman-teman di situ mas. 😀

  • [H]Yudee
    November 21, 2011

    sudah ada yg berusaha untuk mempertemukan antar blogger se ASEAN itu sudah Alhamdulillah banget, kita jadi tahu ternyata ada info-info yg asik di negara-negara tetangga (dan juga nambah temen tentunya)

    harapan dari postingan ini pun terlalu berlebihan, karena yang namanya acara yg didalamnya mendatangkan para independen2 bloggers, sudah pasti tidak akan bisa disetir .
    Akan tetapi kalo disetir suruh hadir dalam bentuk undangan, itu suatu kesempatan untuk bisa berekspresi atau bertegur sapa secara offline …

    Saya salut sama tim yg bikin semacam Blogger Nusantara, ASEAN Blogger dllnya yg tak bisa saya sebutkan …. mereka hebat !! mereka bisa mengorganize dan memfasilitasi untuk para blogger nongol dari dunia online.

    Salam manis,

  • DV
    November 21, 2011

    Hmmm, tulisan yang seru.. cuma bisa menikmatinya sambil makan kacang dan nenggak beer dari sini.. maafkan 🙂

  • DV
    November 21, 2011

    Nah, knapa bisa 70% cuma nongkrong didiamkan? Siap a yang mengundang? Kriteria invitationnya apa?

  • Sheed Bientang
    November 21, 2011

    Iman Brotoseno permalink
    November 19, 2011

    Untuk meluruskan sesuai asas ‘ cover both story ‘. Terus terang memang saya akui dalam hajatan ini, kurang matang persiapannya. Jangankan untuk membuat materi persidangan, untuk urusan logistic dan teknis penyelenggaraan, kami masih pontang panting. Bahkan ticket peserta asing, baru dikirim 2- 3 hari. Bahkan ada yang 1 hari sebelum hari H. >>>>>>> Katanya panitia ABC akan di backup sama panitia lokal? emang pada kemana yaaa?

  • Sheed Bientang
    November 21, 2011

    @suryaden: yang jelas bukan deklarasi IBN! hahahaha

  • Nike
    November 21, 2011

    bahasan soal isi ini emang agak ribet sih nanggepinnya.
    saya yang ga tau apa-apa diawal trus pas ikutan FGD jadi heran sendiri. grup B bahas soal prinsip, dan yang dikasih apa-apa aja yg dibahas cuma Mas Agus Lahinta aja sebagai ketua. Mbok ya kalo kita emang mau FGD dikasih gitu apa-apa aja poin yang mau dibahas, biar ga pada bengong sambil kipas-kipas.

    pada akhirnya saya lebih memilih untuk memperhatikan saja dengan seksama dan dalam tempo yg agak lama 🙂

  • unggulcenter
    November 21, 2011

    Saya sempat “ikutan” di sesi agak terakhir, mengenai “pasal” terakhir yang secara bahasa perlu diedit agar sesuai bahasa hukum.

    Ketika sepertinya dikejar-kejar waktu, saya memastikan itu saja.

    Mengenai asia tenggara atau ASEAN saya ndak begitu peduli. Toh jelas-jelas kita diundang itu sudah ada ASEAN, masuk event ASEAN, logo juga ASEAN, dan seterusnya. Bahkan masuk rangkaian side event di KTT ASEAN. Cek deh newsletter KTT nya. So, IMHO, kegiatan ini sudah seperti itu pasti adanya. 🙂

    Benar, saya liat ada yang ingin “Asia Tenggara” bahkan dari LN, saya lupa negara mana. Ya bagus sih, tapi kayaknya emang bukan forumnya deh. I don’t know, dari awal ketika mengetahui ada yang namanya ASEAN BLOGGER COMMUNITY alias ABC, masa, mau bilang kalau itu Asia Tenggara. Nope, itu jelas, dari ASEAN. Sebab ASEAN adalah Asosiasi Negara Asia Tenggara. Ada Asosiasinya. Disini ada Sudut pandang yang sinergisasi. Nah kalau memang panitia “kesal” sama “pemerintah” karena masalah dana, nah, itu boleh tuh bikin SEA Blogger Community. Ga diendorsed sama ASEAN.

    Jadi, kalau mau ribet-ribet mengenai itu, Simpel, bikin aja tandingan, SEA Blogger Community or apa yang ga ada ASEAN nya. Saya pasti ikut partisipasi 🙂 Itu saya sampaikan juga waktu itu (diwaktu yang sempit terakhir-terakhir.. well sidang kok dibatasi waktu hihi..) Yuk sama-sama buat SEA BC kalau memang ABC ini tak sesuai aspirasi. Kalau mau ikutin ABC ya ikutin ASEAN. Gitu aja kok repot. Seperti kata pak Nukman Lutfi waktu itu, asyik asyik aja lah banyak event-event kayak gini. Anggap aja kayak model persaingan operator telekomunikasi seluler 🙂

    Demikian pendapat saya sebagai yang datang karena diundang karena memenangkan lomba. As always, as independent as I am.

  • suryaden
    November 22, 2011

    iya, aku melihat saja

  • tukang ojeg
    November 22, 2011

    waduh…ini bahasan tingkat dewa, ga sanggup aku 😛

  • lantip
    November 22, 2011

    informasi yang menarik, gambaran semakin lengkap dengan komentar yang masuk. saya agak gatel ingin ngomong soal nama juga sih.

    ndak ada yang salah dengan menyebut blogger asean, meskipun bukan berdasar region. pelabelan seseorang berdasar organisasi yang memayunginya, itu lumrah. anton baliblogger, momon cahandong, blontank bengawan. biasa, ndak masalah.

    tinggal diri masing-masing saja kemudian. berbahagialah yang selalu bisa merdeka tanpa harus terbayang-bayang. point freedom of expression layak mendapat kredit, itu point penting. semoga ke depan bisa benar-benar merdeka dan syukur-syukur bisa memerdekakan 🙂

  • MT (@mataharitimoer)
    November 23, 2011

    membaca penjelasan mas Iman dan ungkapan hati mas anton, saya menyimpulkan sebagai blogger awam, rupanya identitas blogger masih dikhawatirkan oleh para penguasa. Blogger masih dianggap sebagai “ancaman” di beberapa negara Asia Tenggara, sebagaimana keberatan beberapa saudara blogger kita dari negara lain, seperti ditulis mas Iman.

    apakah Komunitas Asean Blogger akan menjadi underbow dari pemerintah? saya berharap tidak. Melihat dari orang-orang yang saya kenal, saya yakin mereka bukanlah orang yang pantas menjadi penjilat penguasa. Mereka orang yang merdeka.

    semoga saja apa yang sudah dilakukan teman-teman di Bali tak menjadi sesuatu yang sia-sia. Semoga menjadi pijakan untuk lebih menegaskan keberadaan blogger amat penting dan memengaruhi situasi ekonomi, politik, dan sosio kultural di setiap negara.

    blogger emang penting!

  • Blackgerry @ SukabumiToday.Com
    November 24, 2011

    sebagai pemaen lokal, terus terang saya rada gagap mendapati kegiatan setingkat Asia tenggara ini, namun secara prinsip sangat bermanfaat, apalagi bisa mengetahui kegiatan dan kondisi dunia bloggging di negara lain.

    Dari Segi Sukses penyelenggaraan, saya kira setelah mendapat penjelasan mas iman, juga dari klarifikasi mas bahtiar pada saat malam terakhir, ini memang sudah maksimal panitia yang akan menjadi catatan penting pada saat akan mengadakan kegiatan selevel.

    apa follow up dari ini? itu mungkin yang coba di gosok lagi biar makin sip, yang pasti buat mas anton salam kenal, blogger bali keren, pesertanya lumayan banyak dan pelayanan terhadp tamu asik, saya enjoy di malam pertama … dirgahayu

  • gery
    November 24, 2011

    terima kasih atas penulisan artikel/informasi ini, semoga bermamfaat bagi kita semua,,, sukses milik semua orang, jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, salam….

  • nich
    November 24, 2011

    Saya membayangkan pengalaman saya (yang minim) ketika ikutan dalam acara Internet Sehat di Jakarta. Sepertinya sama-sama ada unsur “penyatuan pendapat” dalam menyusun Naskah Tebet (Acuan Kode Etik Online).

    Di #ABC Bali emang ada tantangan yang krusial, perbedaan latar belakang kondisi politik di negara asal para perwakilan.

    Sayang memang kalau mepet, saya yakin kalau dipanjangin bisa lebih baik hasilnya. Seperti kami yang ditanyakan kesediaannya untuk larut lebih lama dalam diskusi.

    Yah itu sih saya, yang baru sekali ikutan acara rembuk-rembuk blogger. Kurang lebih, maafkan ya, Om.

  • a!
    November 25, 2011

    tahu gitu sih bawa megaphone sendiri ke tempat konferensi. jadi, bisa orasi seenaknya di sana. 😀

  • tuteh
    December 7, 2011

    Hwakakak baca komentar bang Ipul :p iye iyeeee iyeeeeeeeeeaaccchhh 😛 menurut saya kesiapan panitia harus lebih solid lagi. Mungkin pula mesti banyak orang yang dilibatkan sebagai panitia untuk ajang sebesar ini agar urusan printilan bisa lebih diperhatikan juga… *ini apa sih maksudnya? :P*

  • tuteh
    December 7, 2011

    Memang kudu sabar :p apalagi kalo tau kisah saya hwakakakak ;))

  • tuteh
    December 7, 2011

    Jadi iri sama cerita Yudith soal BlogNus :p hihihii ;)) pengen ikutan BlogNus juga ah nanti kalo diundang lagi :p undangnya 2 minggu sebelom yaaaah biar dapet tiket murmer hahahaha 😀

  • tuteh
    December 7, 2011

    Dalam tempo yang agak lama… itu tempo waltz atau chacha? Itu 3/4 ya, Nike? Wkwkwkwk kabuuurrrrrr

  • tuteh
    December 7, 2011

    Hadehhh Nich… saya jadi kangen diskusi kita sama Mas Idaman yang kece itu :p hihihihi ;))

  • yoszca
    December 8, 2011

    Saya hanya sekedar ingin tahu,blogger-blogger tamu dari negara tetangga yg hadir di Asean Blogger Declaration hadir berdasarkan apanya sih? apakah mereka wakil komunitas blogger yang paling berpengaruh di negaranya? atau mereka hanyalah kebetulan teman dari panitia Blogger Asean?
    Tolong penjelasannya..

  • a!
    December 16, 2011

    terima kasih pula dukungannya, mas. ini hanya memberi sudut pandang berbeda. biar tulisan dan pikiran teman2 peserta tidak seragam. sebagian sih ada yg menanggapi dg bagus tapi ada pula yg menilainya secara personal dan gak substansial.

    biarin saja. kita memang tak bisa menyenangkan semua orang bukan?

  • a!
    December 16, 2011

    nasib baik bali, gung. jadi tempat kegiatan2 berskala internasional. cuma ya gitu deh. warga pula yg kena dampaknya. macet dan padat di mana2. 🙂

  • a!
    December 16, 2011

    tengs, dian. sepakat banget. memang bukan salah moderator semata kok. aku sudah baca penjelasan momon dan memakluminya. kalo aku pd posisi dia mungkin sama saja, bekerja cepat biar selesai saja. 🙂

    menurutku sih waktunya yg perlu diperpanjang utk acara seserius ini dan bawa nama negara dan seterusnya. peserta jg dibatasi saja biar lebih fokus pd tema, tak hanya sekadar hadir dan teriak hore.

  • a!
    December 16, 2011

    ya, cak bukik. karena ada blog jd bisa bersuara apa saja sekaligus memperkaya informasi. 🙂

  • a!
    December 16, 2011

    nah, itu sebaiknya tanya ke panitia. kami di bali sendiri hanya mendapat undangan sbg penggembira sekaligus bantu2.

  • a!
    December 16, 2011

    terima kasih penjelasan dan klarifikasinya, mas. saya tak akan membantah apa pun. justru penjelasan itu memperkaya informasi yang sudah aku sampaikan.

  • a!
    December 16, 2011

    tengs penjelasannya. pertanyaan itu sama dg pertanyaanku. memang perlu ada penjelasan lebih lanjut ttg seberapa legitimate blogger yang hadir tersebut mewakli komunitas apalagi negaranya. 🙂

  • a!
    December 16, 2011

    mari kita lihat ke depannya, mas. semoga kekhawatiran kita berlebihan. 🙂

  • a!
    December 16, 2011

    hahaha. ayo bikin sendiri, daeng ipul. 😀

  • a!
    December 16, 2011

    oh. ada begitu ya. aku malah baru tahu. semoga aku nanti kecipratan jalan2nya deh. :p

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *