Polisi (yang Tak) Siap Melayani Masyarakat

0 No tags Permalink 0

Senin sore sekira pukul 19.00 wita. Dengan agak sopan -setidaknya aku berusaha begitu- aku tanya ke polisi piket petang itu, “Permisi, Pak. Kalau jenguk tahanan di mana, Pak?”

“Atas nama siapa? Kasus apa?” salah satu dari dua polisi itu balik bertanya.

“Nengah W.. Gak tau kasus apa,” jawabku.

Sekitar tiga jam sebelumnya bapak mertuaku ditangkap polisi. Katanya karena main ceki, semacam judi dengan kartu. -Judi sebenarnya kurang pas. Orag di Bali tuh main ceki lebih banyak karena fun, bukan keuntungan.- Dia ditahan di Polsek Denpasar Timur. Petang itu aku menjenguknya sekaligus mau tahu gimana cerita versi dia.

“Oh, yang kasus ceki ya?” tanya polisi itu agak sinis.

“Mungkin, Pak..”

“Gimana? Mau ngapain?”

“Mau besuk, Pak.”

Aku bawa makan malam, kue, minum, dan pakaian untuk mertuaku. Aku taruh di meja petugas, dia diam saja. Jadi aku ambil lagi. Pas tak angkat, polisi yang sinis itu berkata kasar. “Bawaan itu diperiksa dulu..”

“Lho kan tadi udah saya taruh tapi tidak diperiksa?”

“Kamu ini. Kalau mau besuk tahanan itu ya barang pasti diperiksa. Kalau makanan ini isi racun gimana! Kan saya yang kena.. Kalau kamu bawa sate, kan tidak boleh. Karena itu termasuk barang berbahaya -tusuk sate mungkin maksudnya-.” Dan bla.bla.bla..

Polisi itu terus nyerocos. Dia nyalahin aku. Aku minta maaf. Tapi dia terus ngomong kasar dan tidak simpatik. Karena ga tahan, aku jawab balik agak kasar juga.

Tidak menyelesaikan masalah. Kami malah ribut sementara. Polisi satunya lagi senyum2. Dia seperti bilang ke aku, “Ga usah diurus. Temanku ini memang resek..”

Ah, beginikah wajah anggota instansi yang slogannya Kami Siap Melayani Anda itu? Menjengkelkan!

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *