Pilkada Langsung Bukan Segalanya

1 No tags Permalink 0

Beda dengan pemilu legislatif atau pemilihan presiden tahun lalu, aku merasa lebih semangat pas Pilkada hari ini. Sebagai warga Denpasar yang baik, dengan senang hati aku juga ikut milih. Gak tau ya, rasanya beda aja. Mungkin karena ini milih Walikota, bukan presiden, jadi kesannya lebih deket secara psikologis. Padahal tiap Pemilu sebelumnya aku gak pernah milih. 🙂

Di Bali, hari ini sekalian ada lima daerah yang melakukan Pilkada yaitu di Denpasar, Tabanan, Badung, Bangli, dan Karangasem. Pagi kemarin aku ikut milih di TPS Banjar Antap, Desa Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan. Lumayan lancar, meski sempet toleh-toleh. Maklum gak pernah nyoblos sebelumnya. Begitu nyerahin kartu pemilih, dapat kartu suara, coblos, lipet, masukin kotak suara. Memang bener kata Megawati, gak sampai lima menit untuk nyoblos. Sangat simpel. Tapi konsekuensinya itu, lima tahun..

Lima tahun lagi itu yang memang perlu dipikir. Coblosan yang hanya lima menit itu memang berarti. Sebab, sebagai warga negara, mereka yang memilih telah dilibatkan untuk menentukan siapa pemimpin mereka yang layak selama lima tahun. But, Pilkada langsung bukanlah segalanya. Masih banyak agenda setelah itu sebagai bentuk keterlibatan warga.

Simpel aja. Bagaimana misalnya nanti, kami yang udah milih itu juga dilibatkan dalam penyusunan anggaran, atau perencanaan pembangunan kota, atau diberikan akses informasi tentang kota. Intinya adalah warga kota dilibatkan tidak hanya saat milih pemimpin tapi juga merencanakan jalannya sistem itu.

Ini yang juga harus segera diwujudkan!

1 Comment
  • Anonymous
    June 28, 2005

    saya tetap aja golput mas…..

    hanyaini.blogspot.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *