Dan, plung!, dia membuang puntung rokok itu di depanku. Masih dengan asap tipis keluar dari sisa isapan terakhir, rokok itu dibiarkan begitu saja. Laki-laki itu seperti tanpa dosa membuangnya di sana.
Aku hanya melihatnya.
Kadang-kadang ingin juga mengambil puntung rokok itu lalu menjejalkan kembali ke mulut orang yang membuangnya sembarangan. Dia pikir kota ini miliknya sendiri sampe dijadiin tempat sampah semaunya. Huh!
Leave a Reply