Masih soal tulisan Ada Uang Anda Masuk Koran. Hari ini ada email masuk ke inbox-ku mengomentari tulisan tersebut. Pengirimnya Retno Endah Kadarwati Sadar Retno. Aku tidak tahu hubungan Bu Retno ini dengan Bali Post atau Kelompok Media Bali Post. Dia juga tidak menyebut hubungannya dengan Bali Post. Namun dari isi emailnya, sepertinya Bu Retno ini bekerja di sana.
Aku tidak mengedit tulisan itu. Hanya memilah beberapa paragraf karena terlalu gemuk. Selebihnya tidak ada sama sekali yang berubah.
Subject: ini tulisan bukan sebagai hak jawab tapi harap diposting
To: antonemus@yahoo.com
Tulisan ini sebagai tanggapan atas tulisan anda tentang “ada uang anda masuk koran” dimana anda menyoroti Bali Post seolah anda marah banget karena mungkin pernah dikecewakan oleh Bali Post. Aapapun alasan anda menulis seperti itu sangatlah tidak fair karena anda menyoroti dari satu sisi saja.
Coba anda ingat berapa puluh tulisan anda yang telah dimuat oleh Bali Post mulai sekitar 5 tahun/10 tahun lalu persisnya saya lupa. Sdr. Anton, anda ingat khan ketika anda datang ke Bali Post membawa artikel lalu akhir bulan anda ambil honor ke Bali Post. Tapi sudahlah itu masa lalu yang mungkin ingin anda tutupi karena ketika itu anda masih hidup susah yang mengandalkan hidup dari honor-honor itu.
Kalau anda pernah mengklaim pernah jadi jurnalis di beberapa media terkenal (pasca nulis di Harian Bali Post) tentunya anda berpikiran cerdas dan berwasan luas namun nyatanya anda berpikiran sempit.
Anton muhajir yang terhormat, sekarang ini media mana yang tidak “menjual” halamannya? Tahu nggak anda, hampir 90% kue iklan di Indonesia ini berada di Jakarta dan dari 90% itu yang nyampe ke daerah (dalam hal ini Bali tentunya) paling-paling nggak nyampe 20% itupun masih harus dibagi ke media-media yang ada di Bali (tentu saja Bali Post kebagian paling banyak karena memang Bali Post menjadi rujukan client agency iklan di Jakarta), sedangkan media massa bisa hidup dari iklan jadi mereka harus kreatif “membuat iklan”.
Media cetak dan televisi nasional di Jakarta juga “kreatif” menggali potensi iklan dari client misalnya dengan mengemas acara seperti B News, News Flash, Pariwara, Usaha Kita, dll. Bali Post pun begitu, masih untung lho Bali Post terbuka dengan menandai berita advertorial dengan tanda bintang, coba koran lain selain media Kelompok Media Bali Posti, mana berani.
Ada koran yang sembunyi-sembunyi menjual halamannya ke humas pemda atau perusahaan swasta seolah itu berita biasa padahal itu adalah promosi. Ada koran yang bisa terbit kalau ada “booking”an dari Pemda, kalau gak ada ya tiarap.
Ach…. Anda sebenarnya udah tau semuanya cuma pura-pura nggak tau aja, anda nulis begitu karena sakit hati, iri hati sama Bali Post. Tapi itu semua hak anda, negara ini bebas kok nulis apa aja tapi dengan tulisan anda itu berarti nurani anda udah tumpul, mata hati anda gak bisa melihat dengan waspada mana yang baik dan mana yang buruk.
Selamat, anda sekarang sedang belajar jadi observer, jadilah observer yang bijak dan jujur agar tak menyesatkan masyarakat.
Amin, amin, amin, yaa robbal alamin.
Leave a Reply