Rumah Tulisan

maka, menulislah untuk berbagi, agar ceritamu abadi.

Bersembunyi di Pantai Berkarang Bali Selatan

Lupakan Kuta, Sanur, ataupun Nusa Dua. Menikmati Bali hanya dengan berjemur di pantai-pantai landai tersebut tidak lagi bergengsi. Kini saatnya Anda menikmati liburan yang lebih menantang, eskotis, dan eksklusif. Sebab pantai-pantai berikut hanya diketahui sedikit turis. Informasinya pun lebih bersifat dari mulut ke mulut. Anda tidak akan menemukannya di buku petunjuk ataupun paket perjalanan.

Pantai-pantai ini seluruhnya masuk wilayah Kecamatan Kuta Selatan seperti Pecatu dan Uluwatu. Tidak ada petunjuk resmi menuju ke sana. Arah paling gampang adalah jalan raya menuju Pura Uluwatu, salah satu pura terbesar di Bali di Desa Uluwatu, Bali bagian Selatan. Seluruh pantai berciri sama: bibir pantai pendek, dibatasi dua tebing, pasir putih, ombak besar, dan… tersembunyi! Sebab, pantai ini berada di balik bukit-bukit kecil antara objek wisata Garuda Wisnu Kencana di Bukit Jimbaran hingga Pura Uluwatu.

Pantai pertama adalah Pantai Balangan. Pantai ini berada di balik bukit Pecatu yang saat ini tengah dibangun (kembali) proyek perumahan Bali Pecatu Graha (BPG). Untuk ke pantai kita harus melewati proyek tersebut. Jalan berkelok-kelok naik turun bukit. Perjalanan ini menjadi pengalaman tersendiri karena melalui belahan bukit dan kita bisa melihat pantai Kuta jauh di depan sana.

Sekitar dua kilometer perjalanan, ada beberapa cabang jalan. Ada petunjuk tidak resmi dengan papan dan tulisan sederhana menunjuk ke pantai Balangan. Sedangkan petunjuk lain mengarah ke Pantai Dreamland. Lupakan dulu pantai terakhir. Sebab kita sedang menuju Balangan. Untuk sampai bibir pantai, kita harus menuruni jalan setapak agak curam. Setelah itu pasir putih dan ombak menderu menyambut lelah kita.

Ketika aku berkunjung pekan lalu, hanya ada sepasang turis sedang berjemur di pasir. Beberapa turis lain tengah menunggu ombak dengan memegang papan selancar masing-masing. Tiga turis lain berbaring di kursi pantai sambil membaca novel. Tidak ada pedagang acung, tukang pijat, atau pedagang lain yang mengganggu mereka. “Benar-benar pantai yang cocok untuk bersembunyi,” kata Anastasia Borland, turis dari Perth Australia.

Pantai Balangan membujur menghadap ke utara sehingga Bandara Ngurah Rai terlihat dari tempat ini. Bagian timur dibatasi tebing setinggi sekitar tiga meter yang bagian bawahnya cekung ke darat akibat hempasan ombak. Sedangkan bagian barat dibatasi tebing lebih tinggi dan dipenuhi tumbuhan. Ada pula dua batu karang lebih kecil di sebelah tebing tinggi barbatu kapur putih tersebut. Di antara tebing timur dan tebing barat inilah terhampar pasir putih yang butirannya lebih besar dibanding di Kuta misalnya. Pantainya sedikit berbatu di bagian dekat air laut sehingga Anda harus hati-hati kalau berjalan di air.

Ada sekitar lima kafe di tempat ini yang tenggelam diantara pohon-pohon kelapa sepanjang pantai. Sore itu beberapa turis ada pula yang tengah duduk di kafe dengan sebotol bir di meja. Kafe-kafe tersebut juga berfungsi sebagai penginapan dengan harga sekitar Rp 50.000 per malam. Wayan Sudiani, penjaga di salah satu kafe mengaku, Balangan mulai dikenal sejak lima tahun terakhir. “Aku tidak mengira tempat ini akan dikenal turis,” ujarnya. Tidak ada data pasti tentang kapan pantai berkarang itu mulai dikenal. Mungkin pantai ini dikenal setelah Pantai Dreamland karena lokasinya tidak jauh dari pantai “impian” tersebut.

Beberapa turis malah berjalan ke Dreamland dari Pantai Balangan. Mereka melewati beberapa berkarang, nyebur sedikit ke laut, lalu menyusuri pantai berpasir putih ke arah barat. Pantai Dreamland lebih ramai dibanding di Balangan. “Tempat ini mulai dikenal sejak sekitar tahun 1996,” kata Wayan Parta, warga setempat.

Pantai ini memang seperti impian. Pertama kali ke tempat tersebut, aku kaget karena masuk lewat celah selebar satu meter antara dua tebing dan tiba-tiba disambut pantai pasir putih, ombak bergulung-gulung, air laut membiru, dan ujung Pulau Bali di Uluwatu. Beberapa turis sedang asik surfing, berjemur, atau sekadar mandi air laut. Meski lebih banyak dibanding di Balangan, jumlah turis di Dreamland lebih sedikit dibandingkan di Kuta atau Sanur. Paling sekitar 50 turis.

Pantai ini panjangnya tak lebih dari 1 km membujur utara selatan. Di bagian utara dibatasi pantai berbatu padas dan tebing setinggi sekitar 15 meter. Ada pula karang menjorok ke laut sehingga kalau lewat kita harus nyebur ke laut. Di selatan tebing terhampar pasir putih dan dibatasi tebing juga. Ada beberapa batu karang lebih kecil di bawah tebing.

Karena menghadap laut lepas, ombak di Dreamland lumayan besar. “Ombak yang luar biasa bagus untuk surfing,” kata Grant Trebilco, turis dari Mount Maungani Selandia Baru. Meski demikian surfer yang main di tempat itu hanya sekitar tujuh orang. Jadi surfer tidak perlu rebutan satu sama lain untuk mendapatkan ombak bagus. Ini pula yang jadi alasan kenapa Grant pergi ke Dreamland. Selain di Dremland, dia juga surfing di Balangan, Bingin, Padang-padang, dan Uluwatu sendiri. Pemuda 23 tahun penyuka surfing itu pertama kali ke Bali. Sore itu dia sudah selesai surfing di Balangan dan Dreamland. Ketika aku ajak ngobrol, dia baru saja minta tolong difoto dari atas bukit dengan latar belakang pantai Dreamland.

Dari atas bukit ini, seluruh pantai Dreamland memang terlihat sekitar 20 meter di awah sana. Pantai ini menghadap ke barat sehingga bisa jadi tempat bagus untuk menikmati sunset. Jika takut kemalaman setelah menikmati sunset, ada beberapa tempat menginap di Dreamland. Seluruh penginapan kecil itu beratap alang-alang dengan bentuk mirip rumah panggung. Tidak ada telpon. Tidak ada suara kendaraan. Berlibur dan bermalam di pantai-pantai berkarang itu kita memang seperti bersembunyi dari riuh kehidupan.

  1. Anom Avatar
    Anom

    Kalau bacau blog ini serasa saya ikut dalam pengalaman itu. Salam kenal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *