Seribu langkah selalu dimulai dari satu langkah. [Pepatah China]
Begitu pula blog www.balebengong.net. Dia lahir dari kegelisahan. Kok sepi sekali suara dari Denpasar (dan Bali) kalau diskusi tentang hiruk pikuk dunia maya maupun jurnalisme warga? Padahal, setahu saya, makin banyak blogger di Denpasar dan banyak pula kabar yang bisa dibagi lewat dunia maya melalui jurnalisme warga.
Maka, sesuatu harus dilakukan. Sebab, ide tanpa aksi hanya jadi mimpi. Lahirlah http://thebalebengong.blogspot.com sebagai sebuah rintisan. Meski hanya rintisan, ide ini mendapat apresiasi dan dukungan semangat maupun tulisan dari Pak Darma Putra dan Kang Arief Budiman. Mereka berdua memberi saya keyakinan bahwa membuat portal jurnalisme warga bukanlah sesuatu yang mustahil. Terima kasih, Pak Darma dan Kang Ayip..
Blog sederhana itu kemudian berubah lagi desainnya dengan bantuan Hendro W Saputro, teman ketika kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Udayana. Ketika saya datang ke kantornya di Jl Narakusuma Denpasar pertengahan Juni lalu Hendro antusias membantu. Saat itu juga dia membuatkan domain www.balebengong.net.
Masih dengan desain yang lama, beberapa kontributor yang mengirim langsung maupun tidak langsung terus berdatangan. Ada Luh De Suriyani, ini istri saya sendiri dan juga wartawan lepas, yang jadi lebih rajin menulis untuk balebengong meski awalnya agak ragu-ragu. Ada Yusuf Rey Noldy yang membagi cerita soal jalan-jalan ke monumen Bajra Sandhi. Ada Made Putri Ayu Rasmini yang mengisahkan pengalamannya mendampingi orang dengan HIV/AIDS hingga akhir hayat. Ada Susi Andrini yang mengirim press release tentang pemaran Ovu(m)lasi.
Seperti yang dijanjikan Hendro, www.balebengong.net mulai online awal Juli. Dengan desain yang jauh lebih bagus dan makin menarik –meski belum sempurna- saya lebih percaya diri untuk mempromosikan balebengong sebagai rintisan jurnalisme warga di Denpasar melalui berbagai milis.
Hasilnya, makin banyak orang tertarik menulis di blog ini. Benito Lopulalan tidak keberatan ketika tulisannya soal nasi jinggo diposting ke milis ini meski dikirim juga ke Kompas.
Dan, dua hari ini, beberapa orang lagi bilang akan menulis untuk balebengong. Ngurah Suryawan, warga Denpasar tinggal di Ubung, bersedia ketika diminta untuk menulis. Taufik Hidayat, warga Jl Singasari Denpasar Utara bilang akan segera mengirim tulisan-tulisannya. Pria Purnama, web designer di Kuta, bilang akan mencoba membuat tulisan. Bonar Navy Roman, penyiar di Hard Rock Radio Bali, mengirim email bilang tertarik untuk menulis. Agung Eka Dani, alumni FTP Unud bilang akan kirim tulisan tentang pengalamannya di Bunaken. Komang Wahyu, wartawan Tempo di Jakarta, bilang akan kirim tulisannya tentang perbandingan antara Bangkok dan Denpasar. I Made Cock Wirawan, dokter yang lahir, besar, dan bekerja di Denpasar, bilang akan membantu blog ini. Alfred Ginting, editor Playboy Indonesia, kirim SMS akan mengirim tulisannya tentang rockabali ke blog ini. Mungkin ada nama yang terlewat.
Malah, Rivano Patrick, penyiar di radio 911 menawarkan untuk barter iklan antara balebengong dengan radio milik Polda Bali tersebut. Bonar pun bilang akan mempertimbangkan ajakan untuk berbagi informasi antara balebengong dg Hard Rock Radio Bali.
Intinya, melalui gerilya, melalui usaha, melalui ngemis-ngemis, akan makin banyak orang yang bersedia menyumbang tulisan di blog ini. Terima kasih untuk itu semua. [+++]
July 27, 2007
yuii memang kita hidup perlu bantuan orang lain
July 30, 2007
jirov, apa kabarmu?
lama aku tak berkunjung. blogmu makin adem aja. makin nyaman aja nulisnya. hehehe… apa kabar balimu? kapan mau ke bogor lagi? hehehee…
May 23, 2008
ternyata tu, kalo kita nggak nglakukan apa yg memang sHarusnya, ktia bisa keilangan jati diri, ya?? hii.. sereem..