Masih euforia oleh-oleh dari bakti sosial BBC Goes to RSJ, Pitulasan ala Bali Blogger Community (BBC). Tulisan ini anggap saja sebagai koreksi atas tulisanku sebelumnya soal BBC yang rame di milis tapi sepi kegiatan. Bagiku, bakti sosial pas peringatan 17 Agustus alias pitulasan lalu membantah tulisanku itu sendiri.
BBC kini makin bergerak maju. Kami tak melulu ribut di dunia maya. Kami bisa berbuat sesuatu untuk dunia nyata. BBC Goes to RSJ membuktikan itu. Meski, bagi banyak orang mungkin kecil banget, tapi bagiku ini langkah keren untuk membuktikan kalau kami juga peduli pada kelompok yang terlupakan.
Kopdar ala BBC kali ini memang agak beda. Idenya datang dari Bli Made Suardana alias Devari sudah sejak dua bulan lalu. Awalnya hanya ide untuk bikin bakti sosial di mana saja tempat yang membutuhkan bantuan. Misal membantu sekolah yang kekurangan dan semacamnya. Ide ini disambut baik sama anggota BBC di milis.
Lalu, beberapa teman BBC kumpul untuk ngobrolin ide ini. Saylow Longor yang punya ide bikin bakti sosial ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli. Tak ada yang membantah ide jenius ini. Kami sepakat untuk membawa sumbangan ke RSJ sekalian berlomba dalam rangka pitulasan dengan pasiennya.
Tapi, untuk ngurus persiapan dan tetek bengek lainnya, perlu ada tim khusus. Maka dibuatlah panitia. Mungkin ini karena kebiasaan sebagian anggota BBC yang terlalu sering dengan formalitas, aku masuk salah satunya. Ternyata ide membuat panitia ini tidak terlalu direspon. Bisa jadi karena sebagian besar anggota BBC memang lebih senang gradag grudug dibanding sesuatu yang formal.
Risikonya, karena tidak ada panitia formal itu, maka selama hampir 1,5 bulan kami kasak-kusuk di milis tentang siapa yang bertanggungjawab untuk mengoordinir. Ide untuk membuat panitia bakti sosial ini mentok dengan ketidakjelasan. Tidak ada tim khusus yang mengurus bakti sosial ini.
Ide ini pun nyaris tenggelam di antara lalu lalang milis. Semua seperti menunggu beres saja.
Ah, tapi kalau begini ceritanya sih tidak akan jadi ide bagus itu. Tugas pun dibagi satu sama lain, sesuai dengan kemampuan dan kesadaran masing-masing saja.
Dek Didi yang punya rumah di Bangli kebagian untuk melobi pihak RSJ soal rencana itu. Saylow yang tukang gambar di komputer segera bikin desain kaos sekalian sablon. Novan yang biasa suka ngurus isi perut, kebagian ngurus konsumsi. Kang Ayip, suhunya desainer grafis Bali, ditodong bikin desain undangan.
Maka, sim salabim. Semua berjalan. Pengelola RSJ oke untuk dikunjungi. Desain kaos langsung jadi. Urusan perut beres. Dan, undangan ciamik pun siap disebar.
Undangan pun terus disebar. Permohonan bantuan juga dilakukan lewat milis, blog, facebook, dan semua media yang bisa dipake.
Tapi ini juga tidak terlalu banyak respon. Blogger yang konfirmasi mau ikut lewat milis, facebook, ataupun blog tak lebih dari 20 orang. Padahal anggota BBC saja ada sekitar 200 orang. Aku agak pesimis bakti sosial ini akan diikuti banyak orang. Meski begitu, persiapan masih terus berjalan. Undangan dan permohonan masih terus disebar.
Seminggu menjelang hari H, hasilnya makin kelihatan. Dari yang semula kelihatannya sepi mamri, ternyata satu per satu sumbangan berdatangan. Baju layak pakai, alat kebersihan, perlengkapan mandi, uang, mie instan, dan lain-lain langsung berdatangan. Apalagi pas malam terakhir penyerahan sumbangan. Sampai malam banget pada gantian datang bawa sumbangan. Benar-benar menyenangkan melihat teman-teman anggota BBC ternyata sangat antusias dengan bakti sosial ini.
Serius. Ini seperti obat untuk lelah pikiran –sampai Bunda berkali-kali ngomel lihat aku yang sok serius mikir soal ini- ngurus persiapan BBC Goes to RSJ.
Paling mengejutkan justru pada hari H. Dari yang semula aku pikir paling banyak 40 orang, eeh, ternyata sampai 80an orang. Benar-benar di luar perkiraan. Banyak wajah asing bagiku karena kami belum pernah ketemu sebelumnya, lebih banyak via milis atau SMS.
Lalu urusan transport yang semula juga mengganggu pikiran, eh, ternyata juga malah lebih. Memang sih ada beberapa peserta yang naik motor ke lokasi, termasuk Bli Artha. Tapi itu karena pilihan sendiri, bukan karena tidak ada mobil. Soale, masih ada sekitar 10an kursi kosong kalau memang pada mau kepisah.
Maka, jadilah bakti sosial di RSJ kemarin adalah sesuatu yang luar biasa, setidaknya bagiku. Inilah bukti bahwa komunitas ini bisa melakukan sesuatu yang berarti untuk orang lain. Bahwa kami tidak hanya uyud gen di milis. Bahwa komunitas ini bisa bergerak. Dari dunia maya ke dunia nyata. Dan, aku bangga jadi bagian dari komunitas ini. Keep rockin, Guys..
Leave a Reply