Oleh Anton Muhajir
APA?
Kalau diibaratkan tubuh, Tim Redaksi adalah otak untuk sebuah tim pengelola majalah kampus. Tim Redaksi ini yang mengatur bagaimana sebuah tim bisa berjalan dengan baik. Tim Redaksi ini yang mengendalikan kapan anggota tim harus membuat perencanaan, melakukan peliputan, membuat tulisan, mengedit materi, mendesain majalah, dan seterusnya. Proses tentang pengaturan kerja untuk menerbitkan medai inilah yang disebut dengan Manajemen Redaksi.
Di dalam sebuah organisasi pengelola media kampus, Tim Redaksi ini akan bekerja dengan tim lain yaitu Tim Organisasi, Tim Penelitian dan Pengembangan, serta Tim Iklan. Tidak ada satu yang lebih penting dibanding yang lain. Semua punya peran sama, terutama di media umum (mainstream).
KENAPA?
Tim redaksi bekerja dalam beberapa tahapan mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Agar tiap tahap bisa berjalan dengan baik, perlu ada kesepakatan siapa yang mengerjakan apa dan kapan harus selesai. Adanya pengaturan alur kerja redaksi berguna untuk (1) merencanakan materi penerbitan, (2) menentukan alur kerja, (3) membuat batas waktu untuk bekerja, serta (4) membagi peran antar anggota. Dengan adanya pengaturan kerja tersebut tim redaksi akan lebih mudah untuk bekerja.
BAGAIMANA?
Lima tahapan utama dalam pengaturan kerja redaksi yaitu (1) Persiapan, (2) Produksi Naskah, (3) Desain, (4) Cetak, dan (5) Evaluasi.
(1) Persiapan
Tujuannya untuk merencanakan proses pembuatan majalah. Tahapan ini mendiskusikan antara lain (i) Rencana Tema, (ii) Rencana Desain, (iii) Pembagian Kerja, serta (iv) Jadwal Pembuatan secara keseluruhan. Untuk bisa merencanakan tema majalah dengan baik perlu adanya informasi awal. Misalnya untuk rencana tema perlu ada informasi awal sebagai referensi. Pengumpulan informasi awal bisa dilakukan melalui riset (internet, kliping media, pustaka), wawancara awal, atau observasi. Silakan cek materi tentang Teknik Pengumpulan Informasi.
Persiapan lain yang harus didiskusikan selama persiapan adalah tentang desain majalah. Misalnya konsep besar desain majalah, proporsi teks dan ilustrasi, standar foto, grafis, dan lain-lain. Salah satunya dengan mengacu pada referensi desain-desain yang sudah pernah diterbitkan sendiri ataupun media lain sebagai referensi.
Terakhir adalah penentuan tema dan pembagian tanggung jawab. Misalnya tema apa untuk Laporan Utama, siapa narasumbernya, siapa penulisnya, kapan pengerjaannya, dan seterusnya. Demikian pula untuk rubrik-rubrik lain.
Hasil perencanaan ini kemudian ditampilkan dalam tabel seperti ini:
Halaman | Rubrik | Materi | Panjang Tulisan | Penanggungjawab| Sumber Tulisan | Deadline |
(2) Produksi Naskah
Tujuannya untuk mengumpulkan tulisan-tulisan majalah. Kegiatan dalam tahapan ini antara lain adalah (i) Riset Bahan melalui internet, kliping media, ataupun studi pustaka. Berbeda dengan riset pada persiapan, riset pada bagian ini lebih fokus pada tema yang sudah disepakati pada rapat redaksi. (ii) Pengumpulan Informasi melalui reportase lapangan, wawancara narasumber sesuai tema, serta dipertajam dengan diskusi tematis. (iii) Penulisan tiap rubrik oleh para penulis. (iv) Editing secara bertingkat atau silang. Editing secara bertingkat dilakukan berjenjang dari Editor, Redaktur Pelaksana, dan Pemimpin Redaksi. Pola ini dilakukan kalau struktur manajemen redaksi memungkinkan. Kalau tidak, maka editing dilakukan secara silang sesama penulis. Editing yang dilakukan adalah materi dan gaya bahasa.
(3) Desain
Tahapan ini dilakukan untuk membuat tampilan majalah menarik untuk dibaca. Prosesnya antara lain pembagian halaman, pemilihan foto dan ilustrasi, cek layout, revisi, dan desain final. Lebih lanjut tentang tahapan ini bisa didiskusikan di materi tentang desain atau teknik fotografi.
Kegiatan penting tahapan ini adalah penyesuaian antara teks dengan foto/ilustrasi, penggalan kata, serta ricek setelah ada revisi desain. Proses tidak hanya sekali tapi bisa setidaknya tiga empat kali. Harap dicatat bahwa makin sering pengecekan dilakukan, akan makin sedikit kesalahan yang dibuat dalam majalah.
(4) Cetak
Setelah teks dan desain sudah selesai, proses selanjutnya adalah cetak. Kegiatan ini melibatkan pihak lain yaitu percetakan. Sebelum dicetak, percetakan harus memberikan proof, hasil cetak pertama untuk dicek tim redaksi. Proof ini sebaai bahan untuk memeriksa kembali teks (edit proof) dan warna (color proof). Sering kali ada penggalan kata yang berubah atau warna yang terdistorsi ketika majalah sudah dicetak di percetakan dengan hasil di komputer.
Setelah Edit Proof dan Color Proof, barulah desain final bisa dicetak. Anda sudah bisa bernafas lega. Sebab anak penerbitan sudah lahir.
(5) Distribusi dan Evaluasi
Sering kali terbitnya majalah dianggap selesainya proses. Padahal masih ada tahapan selanjutnya yaitu distribusi dan evaluasi. Distribusi dilakukan oleh anggota tim pada pembaca.
Evaluasi dilakukan bisa secara internal sesama anggota tim redaksi maupun oleh pihak lain seperti pembaca atau ahli tema yang ditulis. Evaluasi ini meliputi proses kerja dan kualitas majalah. Proses kerja itu misalnya apakah semua anggota tim sudah menjalan tanggung jawabnya serta memenuhi deadline. Sedangkan kualitas majalah antara lain apakah tulisan sudah memenuhi standar penulisan, apakah foto sudah bagus, dan seterusnya.
Hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan untuk edisi ke depan.
SIAPA?
Pengelolaan sebuah media melibatkan banyak orang yang sistem kerjanya berjenjang mulai dari Reporter hingga Pemimpin Redaksi. Secara umum, bagian yang harus ada dalam sebuah Tim Redaksi adalah sebagai berikut:
(1) Pemimpin Redaksi – bertanggung jawab mengoordinir keseluruhan proses penerbitan.
(2) Redaktur Pelaksana – bertanggung jawab pada beberapa rubrik tertentu.
(3) Reporter – membuat tulisan yang disepakati.
(4) Editor – mengedit naskah yang sudah diselesaikan reporter.
(5) Desainer – memilih foto dan ilustrasi serta mendesain majalah
Dalam tim redaksi lebih lengkap biasanya ada Tim Penelitian dan Pengembangan (Litbang) untuk memberikan bahan-bahan yang diperlukan tim redaksi dalam penulisan.
KAPAN?
Deadline merupakan hal penting dalam pekerjaan jurnalistik. Adanya deadline ini penting agar Tim Redaksi bisa memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk penyusunan majalah. Tiap tahapan harus ada batas waktu yang jelas sehingga memudahkan pengaturan. Pembagian waktu juga harus proporsional antar tahapan. Misalnya reportase dan penulisan tentu waktu lebih lama dibanding editing. Atau waktu untuk menulis Laporan Utama tentu lebih lama dibanding menulis Hiburan. [#]
Materi disampaikan pada Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Persma Akademika Universitas Udayana Bali pada Jumat (2/10/09) di Denpasar, Bali.
Anton Muhajir, Wartawan Lepas, Blogger, dan Pengurus Sloka Institute Lembaga Pengembangan Media, Jurnalisme, dan Informasi. anton@sloka.or.id | www.balebengong.net | www.rumahtulisan.com
October 12, 2009
kayaknya masih harus belajar manajemen organisasi juga mas… materinya penuh bangeet… hehehhehe
oh ya mampir dan beri saran yah mas http://www.linapw.wordpress.com
January 5, 2011
Wah, kami sangat berterima kasih atas ditampilkannya panduan ini. Semoga kami bisa menerapkan dan memanfaatkannya di kampus kami. 🙂
January 5, 2011
[@ admin: yang sebelumnya mohon dihapus saja. juga baris ini]
Wah, kami sangat berterima kasih atas ditampilkannya panduan ini. Semoga kami bisa menerapkan dan memanfaatkannya di kampus kami.
April 1, 2012
informasi ini sangat bermanfaat…terimakasih banyak…semoga dapat diterapkan dengan baik 🙂