Ini tumben sampai ada pelatihan seminggu berturut-turut.
Sabtu – Minggu lalu pelatihannya di Yayasan Pusat Pemberdayaan Disabilitas (Puspadi) Bali. Pelatihan dua hari tersebut adalah kegiatan rutin Kelas Menulis Jurnalisme Warga Sloka Institute.
Tahun ini sebenarnya Kelas Jurnalisme Warga diadakan dengan metode live in, tinggal bersama komunitas. Karena itulah kegiatan pada tahun ini diadakan di Yayasan Senang Hati, kelompok difabel di Tampaksiring; kelompok nelayan di Tuban; dan kelompok pemuda di Nusa Penida, Klungkung.
Tapi, karena kendala waktu, akhirnya sesi kelas jurnalisme warga tahun ini pun diadakan tanpa menginap. Tempatnya itu tadi, Yayasan Puspadi Bali di Annika Linden Centre Tohpati, Denpasar.
Peserta kelas kali ini adalah teman-teman difabel. Tak hanya dari Denpasar tapi ada juga dari Negara, Karangasem, Lombok, dan bahkan Flores. Mereka sedang ikut program pengembangan kapasitas Puspadi Bali.
Serunya? Jadi belajar lagi soal disabilitas. Bahwa mereka hanya karena memiliki perbedaan kemampuan fisik, bukan berarti mereka tak bisa melakukan apa yang orang lain kerjakan. Si Gede peserta paling semangat selama pelatihan, misalnya, ternyata pintar snorkling dan diving. Padahal aku malah sering muntah.
Ada pula Asti yang ternyata nulisnya jelas, bercerita, dan asyik. Dia sih memang pada dasarnya suka menulis yang berbau sastra.
Seminggu kemudian setelah di Puspadi Bali, kelas jurnalisme warga kami adakan lagi di Tulamben, Karangasem. Lokas desa wisata ini sekitar 2 jam perjalanan dari Denpasar.
Ini kelas agak berbeda dari kelas-kelas sebelumnya. Temanya khusus tentang konservasi kawasan perairan. Maklum, ini memang kelas yang diadakan karena kerja sama dengan lembaga konservasi dari Amrik, Conservation International.
Biasanya kami mengadakan kelas jurnalisme warga dua hari. Kali ini sehari. Karena itu, jadwal pun agak kami mampatkan.
Ternyata tetap asyik juga kelas jurnalisme warga ini. Pesertanya, sebagian besar anak-anak sekolah dan pemuda di Tulamben, mengaku gagap ketika baru ikut kelas. Ternyata ya mereka mengakunya asyik juga.
Jadi, begitulah sekadar catatan tentang kelas jurnalisme warga yang edisinya nyaris hatrick, tiga minggu berurutan. ?
Leave a Reply