Betapa Bermaknanya Angka-angka Itu

0 No tags Permalink 0

Akhirnya tadi pagi aku bisa ambil duit lagi lewat ATM BNI. Soale udah tiga hari aku ingat-ingat dan tetap saja lupa. Semalem aku coba lagi semua angka yang aku ingat. Hasilnya? Tetap saja dibilang PIN ku salah. Lalu, tadi pagi aku coba kembali. Kali ini dengan angka-angka kombinasi 9 1 2 5. Mirip pelajaran Matematika pas SMP. -lucu juga, ternyata aku pernah begitu hobi Matematika ;p- Aku coba saja kombinasi-kombinasi yang mungkin dari angka-angka itu. Yang aku ingat cuma angka terakhir tuh 5. Jadi lebih mudahlah. And… pagi ini berhasil. Langsung aja aku ganti dengan PIN baru. Biar lebih gampang diingat.

Kasus ATM BNI berakhir dengan jalan keluar. But, kasus ATM Niaga-ku berakhir jelek. Sad ending. Ceritanya sudah pekan lalu.

Ketika sudah di depan mesin ATM, aku tiba-tiba lupa berapa nomor PIN-ku. Aku coba-coba 9 1 6 2 6 2. Mesin menjawab PIN salah. Aku coba lagi. 9 1 6 2 6 7. “Rasanya juga salah,” pikirku. Mesin itu kembali menjawab kalau PIN-ku salah. Parahnya, kartu ATM ku malah masuk dan tidak keluar-keluar. Sh*t!

Aku kembali mengingat-ingat. God! Ternyata aku benar-benar lupa. Bagaimana mungkin aku tiba-tiba lupa. Padahal tiap hari aku selalu ingat angka-angka “ajaib” itu. Sebab, tanpa angka-angka itu aku tidak bisa mengambil duit. Tanpa duit, alamaak, kecuali kita hidup di surga (atau neraka) baru kita bisa hidup.

Pada akhirnya, aku benar-benar lupa PIN-ku. Lalu besoknya aku terpaksa ganti kartu.

Hm, ternyata benar. Hidup kita memang hanya terdiri dari angka-angka. Banyak hal pada diri manusia saat ini sudah diberi kode-kode angka agar mudah mengenalinya. Misalnya KTP, SIM, paspor, dan seterusnya. Tanpa angka-angka itu, bisa jadi kita akan menjadi orang asing. Misalnya kita masuk Bali lewat jalur darat. Tanpa KTP, kita akan menjadi orang tidak jelas. Sebab, di Gilimanuk selalu diadakan cek KTP. Tanpa KTP, kita tidak boleh masuk.

Atau misalnya soal duit. Hanya dengan bermain angka, kita bisa tiba-tiba menjadi kaya raya. Bayangkan kita bisa bobol sistem pertahanan salah satu bank dengan nasabah jutaan. Tidak usah repot. Kita cukup pindahkan saja angka rupiah terakhir di tiap rekening ke rekening kita. Tidak banyak kan, cuma satu rupiah?

Tapi gimana kalau nasabah bank itu jumlahnya sampai puluhan juta. Lakukan seminggu sekali atau sebulan sekali. Maka kita bisa dapat puluhan juta hanya bermodal bisa membobol sistem keamanan bank itu. –he.he. ini sih terinspirasi dari Pret, temannya Elektra di Supernova edisi Petir-. Ya, tapi kenyataannya begitu. Angka-angka itu membuat kita tiba-tiba jadi kaya.

Lalu dengan karu Visa Elektron misalnya, kita tinggal membeli barang apa saja selama tabungan cukup. Kita tidak pernah melihat bagaimana wujud uang itu. Uang itu hanya rekaan. Hanya ilusi. Hanya angka-angka. Tapi tiba-tiba angka itu bisa berubah jadi kompi baru, DVD player baru, dan seterusnya.

Dalam skala lebih besar, ketika distatistik, kita juga disederhanakan dalam angka-angka. Dari situlah kemudian kebijakan pemerintah diambil. Pengaruhnya ke apa yang akan dibangun, bagaimana teknisnya, dan seterusnya. Angka-angka itu jadi hal yang sangat menentukan bagaimana hidup kita selanjutnya. Tanpa angka kita bukan apa-apa..

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *