Banyak Peluang. Ayo Gunakan.

Dibandingkan 10 tahun, pers mahasiswa sekarang punya peluang jauh lebih banyak untuk berkembang.

Pikiran itu muncul lagi selama dua hari ini mengikuti pelatihan new media untuk persma di Denpasar. Pelatihan ini kerja bareng Persma Akademika dan Sloka Institute. Pesertanya para penggiat persma di Bali.

Selama dua hari kami belajar new media, teori maupun praktiknya. Pada hari pertama kami belajar dari Suwarjono, kawan di Vivanews. Jono memberikan dasar-dasar apa pentingnya new media dan bagaimana teknik menulis. Esoknya bersama kawan-kawan dari Bali Blogger Community (BBC) tentang teknis membuat blog dan jejaring sosial serta bagaimana fungsi jejaring sosial itu dalam new media.

Pada sesi terakhir, kami berdiskusi tentang bagaimana rencana ke depan. Sayangnya, entah kenapa, tak banyak ide datang dari para peserta, mahasiswa-mahasiswa penggiat persma ini.

Padahal, mereka kini punya ruang dan peluang berlimpah. Apalagi dibandingkan kami pada zaman susah di persma sepuluh tahun lalu.

Aku ingat bagaimana sepuluh tahun mengelola Tabloid Akademika, media tingkat universitas dan Autoclave, majalah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Jauh berbeda dibanding sekarang.

Sepuluh tahun lalu, komputer masih barang mewah. Internet juga masih langka. Kalau bikin tabloid atau majalah, kami harus nungguin desain oleh percetakan. Bukan di sekretariat kami tapi di kantor percetakan. Kadang-kadang nunggunya sampai tengah malam.

Bentuk medianya juga tak banyak pilihan selain tabloid atau majalah dengan intensitas terbit tiga bulan atau malah enam bulan sekali. Itu pun kadang molor. Salah satu alasannya, antri pakai satu-satunya komputer milik lembaga. 🙂 Jadi, kalau satu orang sedang menulis, sisanya mesti setia menunggu gilirannya.

Mencari narasumber juga bukan soal mudah. Telepon seluler (ponsel) masih jarang. Kalau mau janjian dengan narasumber harus telepon ke rumah atau kantor. Itu pun belum tentu dia ada. Maka, tulisan molor karena susah cari narasumber.

Bandingkan dengan situasi sekarang. Siapa, sih, narasumber yang tak punya telepon seluler? Siapa, sih, mahasiswa yang tak punya komputer jinjing (laptop)?

Mahasiswa sekarang dimanjakan mudah dan murahnya teknologi informasi. Ponsel, internet, email, jejaring sosial, dan seabrek-abrek kemudahan lain. Tapi, ya, itu tadi. Kenapa justru belum terlalu terasa geliat dan gairah persma mengantisipasinya?

Ayolah, penggiat persma. Banyak peluang. Banyak ruang. Banyak acuan. Kini saatnya kalian lebih cekatan menggunakan kemudahan ini. Perbanyak media online. Rajinlah berkirim info tentang kampus lewat jejaring sosial. Jangan justru karena banyak peluang lalu kalian malah terlena atau malah kebingungan..

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *