Bahkan, instansi pemerintah pun tak punya.
Padahal Dinas Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi (Dishub Infokom) Bali ini harapan terakhir kami untuk mendapatkan data. Ternyata, menurut Gus Tulank, lembaga ini pun tak memiliki data yang kami butuhkan, jumlah pengguna internet dan jejaring sosial di Bali.
Heran. Bukankah Dishub Infokom adalah lembaga yang bertanggung jawab terkait semua hal tentang informasi dan komunikasi di Bali? Di dalamnya termasuk data jumlah pelanggan dan pengguna internet maupun jejaring sosial di Bali. Idealnya sih begitu.
Tapi, ternyata tidak juga. Dishub Infokom patuh dogen dengan lembaga lain tempat kami mencari sebelumnya, Asosiasi Perusahaan Jasa Internet Indonesia (APJII) Bali. APJII juga tak punya data berapa persis jumlah pelanggan internet di Bali. Padahal, organisasi ini yang menaungi perusahaan-perusahaan jasa internet di Bali.
APJII sih masih oke. Mereka bisa memberikan kisaran jumlah pelanggan internet di Bali. Ini lumayan membantu.
Tak adanya data jumlah pengguna internet maupun pengguna jejaring sosial di Bali tersebut jadi tantangan utama dalam riset kami. Sejak April lalu hingga Mei ini, Sloka Institute bekerja sama dengan Centre for Innovation, Policy, and Governance (CIPG) melakukan riset tentang dampak perkembangan jejaring sosial terhadap partisipasi warga dalam jurnalisme warga di Bali.
Sebagai gambaran awal, kami ingin menggambarkan bagaimana perkembangan internet dan jejaring sosial di Bali antara 5-10 tahun terakhir. Salah satu indikator paling gampang tentu dari angka, data. Kami mencari ke Dishub Infokom, APJII, serta beberapa perusahaan jasa internet diam (fixed line) ataupun bergerak (mobile).
Cuma ternyata kami belum bisa mendapatkan data tersebut. Padahal pengennya tiap lembaga punya data tersebut sehingga kami tinggal merekap dan menganalisisnya.
Maka, kami kemudian ngubek-ngubek data skunder saja. Data ini semuanya bersifat global dan nasional. Misalnya laporan Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi 2010 dari Badan Pusat Statistik (BPS), Nusantara Terhubung dari Deloitte untuk Google Asia Pasific, dan sejenisnya.
Karena datanya bersifat global dan nasional, jadilah kami pun menggunakan perkiraan dari data-data di atas. Ketiadaan data pengguna internet dan jejaring sosial di Bali pun terjawab. Meski masih bersifat perkiraan, setidaknya adalah data tersebut.
Selanjutnya, mari menunggu semoga kapan-kapan Dishub Kominfo Bali berkenan membuat data tersebut. Dengan wewenang yang mereka punya, menurutku, tak susah-susah amat. Cari saja dari APJII, perusahaan jasa internet bergerak, pelanggan telepon seluler, dan seterusnya. Kompilasi. Analisis. Maka, jadilah data tersebut.
Dan, jangan lupa kemudian data tersebut dibagi melalui berbagai media. Website hanya salah satunya. Biar website Dishub Infokom Bali tidak mati suri begitu.
August 5, 2012
sebenernya sih gak hanya di Bali mas, di banyak provinsi di indonesia juga sama, kemungkinan yang realistis ya sama sepetti yang diungkapkan oleh APJII bali, Cuma Kisaran saja.