Tetep. Tiap ke satu tempat, makanan enak selalu jadi barang buruan. Begitu pula ketika di Surabaya Rabu lalu. Ada dua tempat makan yang aku kunjungi dan layak direkomendasikan. Satu, Rawon Setan Bu Sup di jalan Embong Malang. Dua, Nasi Bebek Bungkul Cak Sunari di sekitar Taman Bungkul. Dari dua lokasi itu, aku pilih Rawon Setan yang paling layak ditulis.
Ketika Sinyo, teman dari East Java Action (EJA) yang jadi tuan rumah, menawarkan makan malam bareng di rawon setan, kami langsung mengiyakan. Nama warungnya sih unik. Semoga rasanya juga demikian.
Sambil jalan menuju warung ini, Sinyo bercerita kalau Rawon Setan adalah makanan wajib esbeye alias presiden negara ini tiap kali ke Surabaya. Benar tidaknya aku gak tau. Satu hal yang pasti, rawon ini punya sesuatu yang berbeda. Lha wong presiden saja sampe digosipin kepincut jadi pelanggannya.
Nama Rawon Setan muncul, kata Sinyo yang kemudian juga aku temukan di internet, karena warung ini pada awalnya buka mulai dini hari.
Malam itu, sekitar pukul 9.30, warung sederhana di tepi jalan –kalau tidak salah Embong Malang, di seberang jalan hotel JW Marriot Surabaya- itu penuh dengan pengunjung. Untung ada satu meja kosong. Aku dan tiga teman (Wahyu, Yvone, dan Sinyo) segera mendudukinya. Kami masih harus antri untuk dapat bagian.
Rawon adalah menu tunggal di warung ini. Tidak ada menu lain. Jadi kalau pesan cukup bilang, “Satu, dua, atau tiga.” Ada yang dipisah, ada yang dicampur. Kami pesan yang terpisah. Biar lebih afdhol. 🙂
Bumbu paling khas dari rawon adalah kluweknya. Aku gak ngerti bahasa Indonesianya. Kluwek ini yang membuat warna kuah rawon jadi hitam.
Yang paling khas di Rawon Setan ini justru di dagingnya, gede-gede banget. Umumnya daging rawon tuh kecil-kecil, tak lebih besar dibanding jempol jari tangan. Nah, di rawon setan ini daging sapinya sampe sebesar jempol kaki. Lima atau enam potong daging itu memenuhi mangkok kami.
Mungkin karena makannya pas malam-malam, jadi rasa rawonnya memang sueger tenan. Asli, uenake pol!
Makanya, sambil makan kami bercanda. Nama Setan bisa jadi muncul juga karena orang yang merasakan enaknya rawon itu. “Setan, rawone pancen enak tenan..”
Tapi candaan itu segera berganti ketika kami membayar. Untuk makan empat porsi, termasuk satu nasi tambahan, minum es teh dan jeruk hangat plus tiga butir telur asin, kami harus bayar sekitar Rp 120 ribu. Makanya dalam hati aku langsung bilang, “Setan! Ternyata harga rawonnya memang mahal.”
Leave a Reply