Cerita tentang Bunga Kematian

0 No tags Permalink

Sejak tiga hari lalu, tiba-tiba aku agak terobsesi dengan bunga kamboja. Aku gak tau kenapa. Aku ngerasa ada sesuatu yang membuatku tiba-tiba suka banget sama bunga itu. Dan aku juga gak tau persis “sesuatu” itu apa.

Pohon bunga kamboja, bahasa latinnya Plumeria alba, ada di depan kosku. Orang Bali menyebutnya bunga jepun. Dan itu sama dengan nama ibu kosku, juga nama ibu mantan cewekku. 🙂 Pohonnya tinggi, sekitar 3 meter, dengan banyak cabang. Daunnya hijau terbagi dua, seperti daun pohon pisang tapi ukurannya jauh lebih kecil. Bunganya putih dengan ruas-ruas membentuk lingkaran, mirip terompet. Tapi ya ukurannya lebih kecil. Baunya harum tapi nyiumnya harus deket.

Orang Bali biasa menggunakan bunga kamboja ini untuk muspa, disematkan di daun kepala usai sembahyang. Tak sedikit pula yang memakai bunga ini untuk hiasan di kamar tidur atau kamar mandi. Biasanya sih di kamar tidur hotel atau di toilet fasilitas publik, contohnya bandara Ngurah Rai.

Tapi bagi sebagian besar orang Indonesia, bunga kamboja adalah bunga kematian. Biasanya bunga ini adanya di kuburan. Di kampungku, bunga ini tumbuh subur di kuburan. Karena itu jarang orang yang suka. Setahuku di museum pembantaian (Tuol Sleng) Phnom Penh Kamboja pun bunga ini ditaruh di kuburan korban pembantaian. Jadi, gak cuma Indonesia kali ya.

Ada beberapa warna bunga kamboja yang kutahu yaitu putih dan (agak) kuning. Nah, bunga yang aku suka tuh yang putih itu.

Bangun tidur tiga hari lalu, tiba-tiba aku pengen banget naruh bunga itu di kamarku. Aku ngambil empat pucuk bunga yang sudah jatuh. Aku taruh di kaca satu, di kasur satu, di atas komputer satu, dan di rak buku satu. Esoknya bunga itu masih segar. Jadi aku gak ganti. Pagi ini pas aku bangun bunga itu sudah layu. Jadi, pagi ini aku ambil lagi. Karena yang sudah jatuh agak kotor, jadi aku metik yang masih di pohon. Aku ambil lima bunga. Aku taruh di tempat seperti sebelumnya. Satu lagi di pintu kamar. Asik banget. Aku ngrasa empat bunga itu ngasi sensasi lain di kamar. “Bunga kematian” itu jadi sesuatu yang berbeda bagiku…

No Comments Yet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *