Rumah Tulisan

maka, menulislah untuk berbagi, agar ceritamu abadi.

Buku-buku Terbaik Sepanjang 2024 Lalu

Salah satu hal menyenangkan selama tahun lalu adalah banyaknya waktu untuk baca buku. Hepi saja bisa baca buku di mana saja dan kapan pun aku mau. Lebih penting lagi, bisa mengurangi waktu sama ponsel.

Selama liburan akhir tahun lalu, salah satu kegiatanku adalah memperbarui daftar bacaan di Goodreads. Meskipun sebenarnya kegiatan ini juga biasanya aku lakukan tiap bulan.

Dari beres-beres daftar buku bacaan selama 2024 di Goodreads, aku jadi tahu, total buku yang aku baca sepanjang tahun itu sampai 69 buku. Itu yang ada di Goodreads. Sebagian buku tak aku temukan di platform ini. Atau bisa jadi, aku lupa mencatatnya.

Jadi, biar makin hepi, anggap saja aku baca buku sepanjang tahun sekitar 80. Dinaikkan dikit-dikit. Latihan korupsi untuk menyenangkan diri sendiri. Hihihi..

Tidak ada buku yang tidak menarik. Mungkin soal selera saja. Jadi, ya, kalau ada yang kasih nilai rendah untuk sebuah buku, belum tentu memang buku itu tidak bagus. Begitu pula jika ada yang ngasih nilai tinggi, tak berarti buku itu pasti bagus.

Kadang-kadang juga aku tertipu perihal penilaian terhadap buku ini. Ada yang nilainya bagus, tapi pas aku baca, ya, biasa saja. Sebaliknya, ada yang nilainya rendah, begitu aku baca ternyata tak bisa berhenti sebelum selesai.

Nah, dari sekian buku itu, berikut lima buku terbaik versiku. Sekali lagi ini versiku. Pasti akan beda dengan orang lain.

Riwayat Terkubur oleh John Roosa

Judul lengkap buku ini Riwayat Terkubur: Kekerasan Antikomunis 1965-1966 di Indonesia. Jelas dan lugas merangkum tema dan substansinya.

Dari tema, dia mengangkat tentang kekerasan antikomunis setelah gerakan G-30S di Jakarta. Dari Jakarta, kekerasan itu menyebar serupa kanker ke berbagai kota, termasuk Bali. Roosa menggali substansi dengan sangat detail, menunjukkan bagaimana narasi resmi selama puluhan tahun itu penuh lubang.

Gaya penulisannya akademis, tapi tidak membosankan. Penuh fakta hasil riset mendalam, tetapi disajikan dengan ringan. Buku ini menjadi pengingat bahwa ada luka sejarah yang masih memengaruhi kita sampai sekarang. Luka sejarah itu akan terus ada selama tidak ada pengakuan, dan apalagi, rekonsiliasi.

Kami Sudah Lelah dengan Kekerasan oleh Matt Easton

Judul lengkap buku ini Kami Sudah Lelah dengan Kekerasan: Reformasi, Pembunuhan Munir, dan Pencarian Keadilan di Indonesia. Temanya jelas sekali, perjuangan panjang melawan impunitas di tengah reformasi, dengan kasus Munir sebagai titik fokus.

Buku ini menceritakan perjalanan kasus pembunuhan Munir. Mulai dari perjalanan Munir sebagai aktivis di Malang, perjuangan-perjuangannya, kematiannya, hingga kusutnya pengusutan kasus pembunuhan Munir persis 20 tahun lalu. Lengkap sekali.

Matt Easton menggunakan banyak sekali sumber penulisan buku. Tidak hanya terlibat langsung dalam beberapa peristiwa, sehingga dia bisa menceritakan dengan detail, sebagaimana saat sidang terhadap terduga pembunuh Munir, tetapi juga rekaman-rekaman resmi dan tidak resmi. Hasilnya, materi ini buku ini terasa sangat lengkap dan detail.

Gaya penulisannya yang runut dan berlanjut juga memudahkan bagi orang yang ingin tahu kasus Munir ini dari awal hingga saat ini. Buku ini bagus jadi bacaan wajib bagi mereka yang ingin tahu kisah perjuangan salah satu aktivis di Indonesia yang dibunuh dengan keji oleh pemerintahnya sendiri.

Digital Minimalism oleh Cal Newport

Judul lengkap buku ini adalah Digital Minimalism: On Living Better with Less Technology. Ketika hidup terasa begitu penuh dengan tuntutan serba cepat dan saling terhubung, Cal Newport datang dengan tema menyegarkan: bagaimana kita bisa hidup lebih bermakna dengan membatasi penggunaan teknologi.

Tidak. Buku ini tidak menolak teknologi sepenuhnya, tetapi bagaimana kita bisa lebih sadar dan selektif dalam menggunakannya. Agar tidak kecanduan dan justru kehilangan esensi hidup. Aku suka gaya penulisannya yang personal dan persuasif. Dalam beberapa bagian terasa agak menggurui, tetapi bagus juga sebagai pengingat.

Buku ini cocok dibaca jika kita merasa kewalahan dengan serbuan notifikasi dan ingin mengambil kembali kendali atas waktu dan jiwa kita kembali.

Perkumpulan Anak Luar Nikah oleh Grace Tioso

Tumben-tumben aku sampai menangis sesenggukan setelah baca buku. Semua gara-gara buku ini.

Judulnya agak menipu. Kalau hanya baca judul sekilas tanpa berusaha memikirkan lebih jauh, maka seolah-olah buku ini mengangkat tema anak-anak yang lahir di luar pernikahan resmi yang diakui agama atau negara. Padahal, temanya justru tentang anak-anak yang lahir akibat tidak adanya pengakuan negara terhadap orang etnis Cina di Indonesia.

Buku ini berangkat dari sudut pandang anak-anak yang lahir dari pernikahan yang tak diakui negara tersebut. Anak-anak yang terombang-ambing antara mencintai negara kelahiran, tetapi terus menghadapi penolakan.

Ketika membaca cerita dalam novel ini, rasanya kayak menjadi salah satu bagian dari orang Cina Indonesia yang menjadi korban diskriminasi itu. Merasakan bagaimana terus dianggap liyan oleh negara di mana kamu dilahirkan. Merasakan terus menerus dicurigai betapapun kamu terus mencintai.

Ceritanya menggunakan alur maju mundur (flash back). Tentang kehidupan Martha dengan keluarganya di Singapura saat ini. Juga tentang masa lalu ketika mereka di Indonesia, yang menjadi alasan kenapa dia dan pasangannya harus tinggal di negeri Singa.

Identitas mereka sebagai orang Indonesia beretnis Cina membuat mereka mengalami diskriminasi, kecurigaan, juga kegamangan. Situasi yang dalam tahap tertentu juga aku alami sebagai orang Jawa yang tinggal di Bali. Bisa jadi, karena itu aku merasa senasib dengan Martha dan ikut merasakan kegetiran hidupnya.

Bakar Uang oleh Ricardo Piglia

Tegaaaang. Rasanya tegang banget ketika mengikuti kata per kata, kalimat per kalimat, alinea per alinea, juga halaman demi halaman, dalam buku ini. Rasanya ikut ada dalam ruangan-ruangan apartemen sempit ketika polisi khusus mengepungmu dari berbagai penjuru.

Kamu ditembaki. Kamu membalas. Kamu terluka. Kamu harus menyeret badanmu sendiri, tetapi juga harus mengobati temanmu yang berdarah-darah karena tembusan peluru. Intens. Menegangkan.

Ricardo mengajak kita menjadi bagian dari tim perampok yang melarikan diri setelah aksi perampokan bank yang berakhir berantakan Lebih dari itu, buku ini adalah kisah perang karakter dan psikologi para pelaku. Substansinya sangat gelap dan intens.

Gaya penulisannya brutal, blak-blakan, dan vulgar. Gaya tulisan yang membuatku terus menahan napas dan tegang meski sudah menutup bukunya setelah membaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *