Let’s Fight for Our Right

4 , , Permalink 0

Videonya aktivis sekali,” kata beberapa teman.

Mereka mengomentari video produksi Cahyo dan aku. Video berjudul Don’t Wait itu kami buat buat ikut lomba video kebebasan berekspresi yang diadakan Internet Sehat. Setelah kami lihat dan lihat lagi, ternyata ada benarnya. Video yang kami buat ini memang terlalu “aktivis”.

Komentar bahwa terlalu aktivis itu melengkapi catatan lain terhadap video ini. Misalnya, suara narasumber yang agak tenggelam. Maklum, kami menggunakan kamera DSLR tanpa mikrofon yang layak. Selain itu, tak ada juga teks dalam Bahasa Inggris ataupun Indonesia untuk menjelaskan omongan narasumber.

Dari awal, aku sendiri sebenarnya berniat menambah perspektif warga lain. Tak hanya kalangan aktivis. Maunya sih nambah dari warga lain, seperti pelajar, ibu rumah tangga, dan lain-lain. Tapi karena keterbatasan waktu, kami susah melaksanakan ide ini. Maka, jadilah seperti video yang ada.

Kami pun cari pembenaran. Tak apalah kalau video ini “sangat aktivis”. Menurut kami, kebebasan berekspresi memang harus diperjuangkan, tak hanya ditunggu. Karena itu kami harus bersikap lewat video ini. Tak ada abu-abu. Jadi, let’s fight for our right!

4 Comments
  • Agus Lenyot
    January 9, 2012

    Keren nih videonya.
    Eh, itu Om Gendo kok pake cengengesan di bagian ending, agak antiklimaks 🙂

  • a!
    January 9, 2012

    sengaja, nyot. cengengesan itu bagian dari kebebasan berekspresi. itu juga menjadi penutup karena pembukanya adalah tangisan. konsepnya sih begitu. dimulai dg tangis, ditutup dg tawa. 🙂

  • Agus Lenyot
    January 22, 2012

    Ini nih yang bisa bikin jalan-jalan ke Singapura! Congratz mas….

  • a!
    January 23, 2012

    hihihi. makasih, nyot. semoga saja bs dapet juara I biar bisa beneran berkunjung ke kantor google. percuma ke singapura kalo gak mampir kantor mbah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *