Kabut tebal menyambut perjalanan kami pagi pukul 4 pagi itu. Jarak pandang kurang dari 5 meter. Sinar lampu sepeda motor yang kami tumpangi tak berdaya melawan pekatnya kabut pagi itu.
Tebalnya kabut itu sudah terasa sejak aku meninggalkan penginapan di Cemorolawang, Probolinggo, di kawasan Bromo. Kabut itu bercampur dengan asap yang keluar dari mulutku tiap kali menghembuskan nafas.