Begitu aku sampai di pantai, ibu itu langsung menyergap dengan pernyataan satir. “Pantainya memang bagus. Tapi belakangnya jelek,” katanya.
“Kok jelek, Bu?” tanyaku.
“Ya, karena bukit jadi rusak. Tamu tidak ada. Kami tidak boleh jualan,” jawabnya.
Maka, menulislah untuk berbagi. Agar ceritamu abadi.
Anton Muhajir, Contributor, Denpasar | Thu, 10/23/2008 10:58 AM | Bali
It was a scorching hot day in Bal, a hamlet in Kubu, one of the poorest villages in Bali. The wind that swept past the village brought nothing but dry dust.
Seventeen-year-old Wayan Teken scooped water from a pond in front of his house with a pail. It was a shallow pond. The water was opaque in color and littered with dried leaves and other garbage. Teken, however, drank the water without hesitation.
Anton Muhajir, The Jakarta Post, Denpasar | Sat, 10/04/2008 11:34 AM | Bali
Bias Putih is a 300 meter-long strip of white sandy beach flanked by two lush hills in Bugbug village, Karangasem, some two and a half hours drive east of the island’s capital Denpasar.
Its scenic beauty and unspoiled shoreline have drawn an increasing number of visitors, foreign as well as domestic, in the last couple of years.
“Many foreign visitors praised the beach for its deep, crystal blue water,” a local I Gusti Ngurah Cakra said.
Selasa kemarin, Brown William Stewart resmi ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Amlapura, Karangasem, Bali. Warga Australia berusia 52 tahun itu dinyatakan oleh Polsektif Karangasem telah melakukan pelecehan seksual pada anak di bawah umur (pedofili) kepada dua orang yaitu Artana dan Suryawan (keduanya nama samaran), pelajar salah satu SLTP di Amlapura.
Menurut Kapolsektif Karangasem AKP I Wayan Suparta, tersangka dikenai pasal 292 KUHP tentang pencabulan sesama jenis terhadap anak di bawah umur. Jika terbukti, maka mantan diplomat yang akrab dipanggil Tony itu akan dipenjara selama lima tahun.
Ashram Canti Dasa khusyu dalam refleksi dan doa ketika tempat wisata di sekelilingnya riuh merayakan tahun baru.
Tepat waktu pergantian tahun di Ashram Canti Dasa, Desa Candi Dasa, Karangasem Bali. Lampu-lampu telah dimatikan. Suasana gelap. Dipimpin Agung Harimurti Bagus Oka, putra pendiri Ashram Canti Dasa Gedong Bagoes Oka, 18 warga ashram (semacam pesantren) di bibir pantai itu melantunkan doa dari Kitab Bagwadgitha.
Lima warga negara asing dari Amerika Serikat dan Belanda diantara mereka juga mengikuti. “Om Tiauhu Sintihe. Om Tiauhu Sintihe..” Selama sekitar 15 menit, dengan khusyu mereka melantunkan doa memohon kedamaian.