Akhirnya saya tergoda juga untuk menulis topik ini.
“Setan” penggodanya bernama riuhnya linimasa yang membahas topik ini. Akhir pekan lalu, topik tersebut berseliweran di media sosial dari pagi hingga malam.
Maka, menulislah untuk berbagi. Agar ceritamu abadi.
Menyenangkan sekali obrolan Minggu pagi di group WhatsApp keluarga kami.
Topik obrolan hangat kami dua hari lalu adalah tentang agama, religiositas, dan semacamnya. Tema itu tidak ditentukan tapi muncul begitu saja setelah ada yang curhat tentang orang-orang yang kabur tanpa mencuci piring atau bantu bersih-bersih setelah ikut pengajian.
Apakah pura boleh menjadi tempat yang dikunjungi turis? Atau untuk sembahyang saja?
Polemik itu muncul setelah Gubernur Bali mengusulkan agar ada larangan bagi turis yang akan berkunjung ke pura. Pernyataan ini muncul setelah sebelumnya Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
Di Cilacap, pastor dan suster berdiskusi akrab dengan ustadz dan kyai. Menyenangkan dan menenangkan sekali.
Ketika wajah beringas melawan liyan semakin sering terlihat di media massa, ada baiknya kita menoleh ke Cilacap. Kota kecil di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat ini menyajikan wajah di mana keragaman terlihat sebagai kekuatan.